Jurus Kilat Saham AADI dan RATU Tembus Indeks MSCI meski Belum Setahun Sejak IPO
PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) dan PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) mencuri perhatian dengan mencatatkan pencapaian signifikan masuk ke dalam indeks bergengsi Morgan Stanley Capital International (MSCI) Small Cap. Padahal kedua emiten itu berumur belum genap satu tahun menjadi perusahaan terbuka melalui penawaran umum perdana saham (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Pencapaian ini dinilai sebagai cerminan kepercayaan pasar terhadap prospek dan kualitas kedua perusahaan. Riset yang dirilis Kiwoom Sekuritas menunjukkan peluang transformasi di sektor energi dan infrastruktur.
Head of Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Liza Camelia Suryanata, menyebut keberhasilan duo emiten itu juga ditopang oleh lonjakan kapitalisasi pasar sejak IPO. Selain itu juga ada peningkatan likuiditas perdagangan di pasar sekunder, serta struktur kepemilikan yang memenuhi kriteria MSCI.
Masuknya AADI ke daftar MSCI juga menjadi sorotan lantaran langsung bertengger di indeks MSCI berdiri sejajar dengan perusahaan asalnya PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADRO). AADI merupakan perusahaan baru grup Adaro sebagai hasil spin-off unit infrastruktur ADRO pada 2024.
Langkah tersebut memindahkan sebagian kapitalisasi dan likuiditas ADRO ke AADI, yang justru langsung masuk ke MSCI Small Cap kurang dari setahun setelah IPO. Meski status indeks berubah, analis menilai prospek ADRO tetap terbuka, didukung transformasi bisnis menuju logam rendah emisi, aluminium hijau, dan energi bersih, dengan potensi dividen menarik di tengah tren transisi energi.
Sebelumnya saham AADI tercatat listing di bursa pada 5 Desember 2024. Perusahaan melepas 778,6 juta saham dengan harga Rp 5.550. Saat ini harga saham AADI berada di level 7.275 atau naik 9,4% sejak IPO.
Sementara itu, RATU yang merupakan entitas di bawah PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) pada 8 Januari 2025 . RATU menawarkan 2,7 miliar saham dengan harga RP 1.150. Saat ini harga saham RATU berada di level 7.175 atau naik 400% sejak IPO.
Dampak Jangka Panjang Emiten Baru Masuk MSCI
Lebih lanjut, Kiwoom Sekuritas menyebut apabila semakin banyaknya emiten Indonesia yang masuk ke indeks global seperti MSCI akan berdampak positif terhadap reputasi Bursa Efek Indonesia (BEI). Dari segi investasi capaian ini menunjukkan BEI sebagai pasar yang layak untuk dijadikan tujuan investasi.
Dampak positif ini antara lain mencakup naiknya minat terhadap IPO di sektor-sektor strategis hingga dorongan untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan dan tata kelola perusahaan. Tak hanya itu, adanya perluasan partisipasi investor institusi asing seiring membesarnya porsi Indonesia dalam portofolio global sebagai negara yang dianggap investable.
“Namun demikian, agar ini terjadi lebih luas, BEI perlu aktif mendampingi emiten baru dalam membangun struktur free float, governance, serta pelaporan yang kompatibel dengan kriteria indeks global,” ucap Liza.
