Saham Konglomerat TPIA, DSSA, DCII Gusur Emiten Bank Jumbo di Puncak Market Cap
Saham-saham milik konglomerat Tanah Air menggusur posisi ranking kapital market atau market cap saham-saham bank jumbo. Hal ini disebabkan kinerja saham bank-bank besar atau big banks di Bursa Efek Indonesia (BEI) terpantau tertekan sejak awal tahun.
Sepanjang semester I 2024, saham perbankan bergerak fluktuatif dan cenderung melemah. Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menilai, kinerja perbankan pada paruh pertama tahun ini masih tergolong lesu.
“Sepanjang semester I memang masih underwhelming. Mudah-mudahan di semester II bisa lebih solid,” kata Nafan kepada Katadata, Selasa (12/8).
Ia menjelaskan, penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) akan mulai menunjukkan efek positif akibat penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia. Hingga kini, BI telah menurunkan suku bunga acuan tiga kali dalam setahun. Nafan memproyeksikan masih ada peluang penurunan dua kali lagi pada semester kedua.
Dari sisi global, Nafan memprediksi Federal Reserve (The Fed) akan mulai melonggarkan kebijakan moneternya pada September 2024, untuk pertama kalinya tahun ini. Jika kondisi makroekonomi Amerika Serikat tetap kondusif, kebijakan serupa diperkirakan akan kembali diterapkan pada Desember.
“Dengan kondisi seperti itu, Bank Indonesia berpotensi mengikuti langkah pelonggaran BI Rate,” ujarnya.
Menurut Nafan, penurunan suku bunga acuan dapat mendorong peningkatan permintaan kredit, khususnya kredit berkualitas. Selain itu, kebijakan ini juga bermanfaat untuk menekan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL).
“Dampaknya positif bagi perbaikan dan peningkatan kinerja, terutama net interest margin perbankan,” ucapnya.
Pada penutupan perdagangan kemarin, Senin (11/8), posisi raksasa bank PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) tergeser dari posisi teratas digantikan emiten sektor energi baru terbarukan milik konglomerat Nomor 1 di Indonesia Prajogo Pangestu, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN).
Merujuk data perdagangan Bursa Efek Indonesia, nilai kapitalisasi market BREN mencapai Rp 1.170 triliun. Jumlah ini menggeser posisi BBCA di posisi teratas dengan nilai kapitalisasi pasar sebesar Rp 1.054 triliun.
Tak hanya itu, emiten lainnya milik Prajogo, PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) juga tengah memacu dengan nilai kapitalisasi pasar sebesar Rp 761 triliun. Nilai kapitalisasi pasar saham milik big banks atau bank besar mulai tergeser dengan saham-saham milik konglomerat.
Berdasarkan pantauan Katadata, pada awal tahun, 6 Januari 2025, saham BBRI masih masuk top 5 kapitalisasi market terbesar. Berikut perbandingan kapitalisasi market pada Januari dan perdagangan kemarin:
| No | Januari 2025 | 11 Agustus 2025 | ||
| Emiten | Market Cap | Emiten | Market Cap | |
| 1. | PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) | Rp 1.207 triliun | PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) | Rp 1.170 triliun |
| 2. | PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) | Rp 1.153 triliun | PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) | Rp 1.054 triliun |
| 3. | PT Bayan Resources Tbk (BYAN) | Rp 680,83 triliun | PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) | Rp 761,30 triliun |
| 4. | PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) | Rp 633,18 triliun | PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) | Rp 648,80 triliun |
| 5. | PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) | Rp 614,23 triliun | PT Bayan Resources Tbk (BYAN) | Rp 610 triliun |
| 6. | Pt Bank Mandiri Tbk (BMRI) | Rp 556,71 triliun | PT DCI Indonesia Tbk (DCII) | Rp 603,02 triliun |
| 7. | Pt Amman Mineral International Tbk (AMMN) | Rp 545,69 triliun | PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) | Rp 601,90 triliun |
| 8. | PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) | Rp 346,36 triliun | PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) | Rp 577,43 triliun |
| 9. | PT Tekom Indonesia Tbk (TLKM) | Rp 263,50 trliun | PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) | Rp 440,53 triliun |
| 10. | PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) | Rp 195,42 trliun | PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) | Rp 296,19 triliun |
