Kinerja Gurita 12 Bisnis Grup Bakrie: BNBR hingga BUMI, Siapa Untung dan Rugi?

Karunia Putri
13 Agustus 2025, 08:28
Bakrie Tower | KATADATA
KATADATA
Bakrie Tower | KATADATA
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Gurita bisnis milik keluarga Bakrie atau Grup Bakrie telah melaporkan kinerja keuangan pada sebagian besar usahanya selama paruh pertama tahun ini. Beberapa di antaranya mengalami penyusutan laba bersih. 

Grup Bakrie didirikan oleh Achmad Bakrie sebagai perusahaan perdagangan umum pada 1942. Kepemimpinan kemudian dilanjutkan oleh  Aburizal Bakrie sebelum akhirnya pensiun dari jabatan bisnis demi berkarir di politik antara lain sebagai Menko Perekonomian dan Ketua Umum Partai Golkar. 

Kini tonggak pimpinan bisnis keluarga konglomerat ini dipegang oleh putranya Anindya Novyan Bakrie yang menjadi generasi ketiga di keluarga Bakrie. Memimpin Bakrie & Brothers sebagai CEO dan Presiden Direktur, Anindya mendorong diversifikasi ke sektor energi terbarukan  termasuk kendaraan listrik melalui PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR). 

Sektor bisnis juga berkembang, mencakup infrastruktur, energi, media hingga pertambangan.  Meski begitu grup ini dikenal sebagai kelompok usaha yang terbilang jarang membagikan dividen kepada para pemegang saham karena rugi yang dibukukan.

Hingga sekarang, ada 12 perusahaan dalam konglomerasi Grup Bakrie yang telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Beberapa usaha  Grup Bakrie telah melaporkan kinerja keuangan selama semester pertama tahun 2025. Mulai dari PT Bakrie & Brothers tbk (BNBR), PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR), PT Bumi Resources Tbk (BUMI) hingga PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS). 

Lantas bagaimana kinerja usaha milik keluarga Bakrie tersebut?

Kinerja Emiten di Bawah Konglomerasi Grup Bakrie

PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR)

Dulunya menjadi induk utama perusahaan-perusahaan Grup Bakrie, BNBR sempat berada di puncak kejayaan bisnis keluarga. BNBR mengembangkan bisnis di bidang infrastruktur, telekomunikasi, dan perkebunan, serta ekspor berbagai produk andalan seperti pipa baja, baja bergelombang, bahan bangunan, layanan telekomunikasi, CPO, dan karet alam.

Namun, antara 2019–2021, harga sahamnya nyaris tak beranjak dari Rp 50 per lembar, mencerminkan tantangan yang dihadapi perusahaan ini.

Berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan perseroan, BNBR mencatatkan laba bersih sebesar Rp 55,87 miliar. Torehan tersebut menyusut 60,04% dibandingkan tahun sebelumnya dengan perolehan laba bersih sebesar Rp 139,83 miliar. 

Salah satu faktor yang mempengaruhi penurunan laba adalah turunnya pendapatan bersih perseroan selama periode tersebut. Pendapatan BNBR berkurang tipis menjadi Rp  1,77 triliun dari Rp 1,79 triliun secara tahunan atau year on year (yoy). Ditambah lagi dengan beban pokok pendapatan perseroan yang naik menjadi Rp 1,386 triliun dari Rp 1,380 triliun secara yoy.

Berdasarkan data perseroan, BNBR belum pernah tercatat membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya.

PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR)

Perusahaan selanjutnya milik keluarga Bakrie adalah PT BKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR). Perseroan fokus pada perdagangan besar mobil dan sepeda motor baru berbasis listrik (KBLBB), termasuk penjualan suku cadang, aksesori dan jasa industri karoseri kendaraan roda empat atau lebih. VKTR disebut sebagai salah satu pilar Grup Bakrie dalam transisi menuju energi bersih.

VKTR juga mencatatkan penyusutan laba menjadi Rp 4,73 miliar dari Rp 15,11 miliar secara tahunan. Artinya, laba bersih perseroan terkoreksi sebesar 68,69%. Meski begitu, penjualan perseroan naik menjadi Rp 414,03 miliar dari Rp 408,99 miliar secara yoy.

Dengan kenaikan penjualan, beban pokok penjualan perseroan juga menebal dari Rp 326,02 miliar menjadi Rp 334,90 miliar.

Sama seperti BNBR, VKTR juga tercatat belum pernah membagikan dividen kepada investornya.

PT Bumi Resources Tbk (BUMI)

Didirikan pada 26 Juni 1973, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) bergerak di bidang eksplorasi dan eksploitasi batu bara serta eksplorasi minyak. Operasinya terpusat di pertambangan batu bara di Kalimantan. Saat ini, BUMI berperan sebagai induk sejumlah anak usaha di sektor pertambangan grup Bakrie.

BUMI membukukan laba bersih sebesar US$ 20,40 juta atau setara dengan Rp 331,21 miliar (kurs Rp 16.231 terhadap dolar Amerika Serikat). Angka tersebut tergerus 75,97% dari laba bersih tahun sebelumnya sebesar US$ 84,91 juta.

Pendapatan perseroan tercatat naik menjadi US$ 677,93 juta dari US$ 595,84 juta secara tahunan. Seiring dengan kenaikan pendapatan, beban pokok pendapatan perseroan juga meningkat menjadi US$ 570,90 juta dari US$ 542,09 juta.

Berdasarkan data dividen, perseroan terakhir kali membagikan dividen untuk tahun buku 2011 yang dibayarkan pada 6 Juli 2012 sebesar Rp 14,31.

PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS)

Berdiri pada 6 Agustus 2003, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) mengkhususkan diri pada eksplorasi dan pengembangan sumber daya mineral, termasuk tembaga, emas, dan seng. Perusahaan ini juga memegang hak eksplorasi dan pengembangan untuk berbagai lokasi tambang potensial di Indonesia.

Berbeda dengan entitas sebelumnya, BRMS justru mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 156,46% selama semester pertama 2025. Laba bersih perseroan tercatat sebesar US$ 22,97 juta atau sekitar Rp 372,90 miliar (kurs Rp 16.231 terhadap dolar Amerika Serikat) dari US$ 8,95 juta secara tahunan.

Pendapatan perseroan naik menjadi US$ 120,84 juta dari US$ 61,26 juta secara yoy. Dengan melesatnya pendapatan perseroan, beban pokok pendapatan BRMS juga naik menjadi US$ 48,63 juta dari US$ 30,68 juta.

Berdasarkan riwayat pembagian dividen, BRMS tercatat belum pernah membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya.

 Ringkasan Kinerja 12 Emiten Terafiliasi Keluarga Bakrie 

NoEmitenLaba/Rugi Semester I-2025Laba/Rugi Semester I-2024Naik/Turun (%)
1.PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR)Rp 55,87 miliarRp 139,83 miliar-60,04%
2.PT Bumi Resources Tbk (BUMI)US$ 20,40 jutaUS$ 84,91 juta-75,97%
3.PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS)US$ 22,97 jutaUS$ 8,95 juta156,46%
4.PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG)Belum melaporkan kinerja keuangan  
5.PT Darma Henwa Tbk (DEWA)Rp 167,99 miliarRp 14,23 miliar1.080%
6.PT Visi Media Asia (VIVA)Rp 1,19 triliun(Rp 697.51 miliar)271,16%
7.PT Intermedia Capital Tbk (MDIA)(Rp 11,35 miliar)(Rp (235,14 miliar)95,17%
8.PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP)Rp 16,18 miliar(Rp 573,12 miliar)102,82%
9.PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) (Rp 7,88 miliar)Rp 17,20 miliar-145,81%
10.PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk (JGLE)(Rp 20,92 miliar)(Rp (21,67 miliar)3,46%
11.PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL)Belum melaporkan kinerja keuangan  
12.PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR)Rp 4,73 miliarRp 15,11 miliar-68,69%



Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Karunia Putri

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...