WIFI Dikabarkan Jadi Calon Kuat Pembeli Link Net (LINK)
PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) atau Surge bersama I Squared Capital asal Amerika Serikat dikabarkan menjadi kandidat kuat pembeli mayoritas saham PT Link Net Tbk (LINK). Nilai transaksi ditaksir menembus US$ 1 miliar atau setara Rp 16 triliun.
Mengutip DealStreetAsia, perusahaan telekomunikasi asal Malaysia, Axiata Group saat ini berada di tahap akhir proses divestasi Link Net. Bank UBS bertindak sebagai penasihat penjualan. Nilai transaksi ditaksir mencapai US$ 1 miliar dan digadang-gadang sebagai salah satu kesepakatan infrastruktur digital terbesar di Asia Tenggara tahun ini.
DealStreetAsia sebelumnya juga melaporkan, Salim Group dan Sinar Mas sempat berminat untuk menbeli saham LINK. Namun, belum ada konfirmasi resmi dari keduanya.
Pada 2022, Axiata yang berpusat di Malaysia serta anak usahanya di Indonesia, PT XL Axiata telah mengakuisisi Link Net dari Lippo Group sebesar 66,03% dari total seluruh sahamnya atau senilai sekitar US$ 500 juta.
Axiata kini memegang 75,42% saham Link Net melalui Axiata Investments dan PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk (EXCL) sebesar 19,22%. EXCL terbentuk dari penggabungan (merger) Smartfren Telecom, Smart Telecom dan XL Axiata pada Desember 2024.
Persetujuan merger diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan di Jakarta, Selasa (25/3).
Pada September 2024, Axiata telah memindahkan pelanggan Link Net ke EXCL. Lewat asi tersebut, fokus bisnis Link Net beralih ke bisnis jaringan serat optik.
Bagaimana Kinerja WIFI?
WIFI mencatatkan laba bersih mencapai Rp 277,91 miliar pada kuartal kedua tahun ini, melesat 155% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pendapatan usaha perseroan naik 66% dari Rp 308 miliar menjadi Rp 513,46 miliar, sedangkan beban turun dari Rp 129,64 miliar menjadi Rp 121 miliar.
Emiten milik adik Prabowo Subianto, Hashim Sujono Djojohadikusumo, WIFI mengelola lebih dari 7.000 kilometer jaringan fiber optik dan 58 pusat data edge di Pulau Jawa. Sementara itu, I Squared Capital mengelola aset sekitar US$ 40 miliar di lebih dari 70 negara, termasuk investasi di EXA Infrastructure yang mengoperasikan jaringan serat optik sepanjang 155 ribu kilometer. Perusahaan ini berencana menggelontorkan investasi US$ 5 miliar di Asia Pasifik hingga 2027 untuk sektor infrastruktur digital, energi terbarukan, transportasi dan lingkungan.
Divestasi Link Net menjadi bagian dari tren monetisasi aset infrastruktur di Asia Tenggara, di mana operator telekomunikasi melepas aset padat modal untuk fokus pada bisnis inti. Jika rampung, transaksi ini akan menjadi tolak ukur baru valuasi infrastruktur broadband di Indonesia.
