Emiten Media Bakrie VIVA Balik Rugi Jadi Laba Rp 1,19 T, Bagaimana Bisa?
Emiten media milik keluarga Bakrie, PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) tercatat membalikkan rugi menjadi laba bersih sebesar Rp 1,19 triliun pada semester pertama 2025. Padahal, bila menilik laporan keuangan kuartal pertama tahun ini, perseroan masih membukukan rugi sebesar Rp 122 miliar.
Merujuk laporan keuangan paruh pertama tahun 2025, laba bersih VIVA senilai Rp 1,19 triliun berbanding terbalik dengan rugi perseroan pada periode yang sama tahun 2024 lalu. Pada tahun buku 2024, emiten yang dibikin generasi ketiga keluarga Bakrie, Anindya Novyan Bakrie mencatatkan rugi senilai Rp 721,31 miliar.
Nilai laba bersih yang diperoleh tersebut melampaui pendapatan perseroan selama kurun waktu enam bulan pertama 2025. VIVA membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 477,94 miliar, turun 19,34% dibandingkan pendapatan perseroan pada semester pertama tahun sebelumnya sebesar Rp 592,54 miliar.
Bila merujuk laporan keuangan, lonjakan laba bersih VIVA justru tak berasal dari pendapatan. Kenaikan didapat perseroan sebagai imbas Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) senilai Rp 1,27 triliun. Kontribusi PKPU inilah yang membalikkan kinerja keuangan VIVA dari rugi menjadi laba.
Adapun pendapatan VIVA berasal dari iklan sebesar Rp 457,37 miliar. Selanjutnya pendapatan dari non iklan sebesar Rp 20,57 miliar. Adapun total beban usaha perseroan juga berkurang menjadi Rp 494,67 miliar dari Rp 557,24 miliar secara yoy imbas turunnya pendapatan.
Sejak 2020, VIVA secara terus menerus mencatat rugi dalam laporan tahunannya. Pada 2020, kerugian tercatat Rp 994 miliar, lalu menjadi Rp 890,12 miliar pada tahun buku 2021.
Pada 2022, kerugian menebal menjadi Rp 1,72 triliun dan di tahun buku 2023 mencapai Rp 3,28 triliun. Kondisi itu mulai berubah pada 2024, ketika VIVA mampu membukukan laba bersih Rp 4,43 triliun. Lonjakan laba tersebut juga berasal dari pendapatan PKPU sebesar Rp 4,88 triliun.
Mengutip Antara, VIVA menyelesaikan proses PKPU pada awal November 2024. Penyelesaian ini membuat struktur permodalan perseroan menjadi lebih sehat sehingga dapat mendukung strategi pengembangan bisnis ke depan.
"Di era disrupsi digital, kami akan fokus pada konsolidasi bisnis FTA dan penguatan bisnis digital untuk menjawab perubahan pola konsumsi konten masyarakat, dari product centric menjadi consumer centric,” ujar Direktur MDIA, Arhya Winastu Satyagraha dalam Public Expose VIVA dan MDIA di Bakrie Tower dikutip dari Antara Kamis (14/8).
Arhya menjelaskan, pertumbuhan penetrasi internet membuat media digital semakin menarik bagi pengiklan. Ia menambahkan, VIVA Group melalui tvOne, ANTV dan One Media Digital (OMD) yang membawahi viva.co.id, tvonenews.com serta unit digital lainnya akan terus memperkuat bisnis digital yang ditargetkan menjadi sumber pendapatan tambahan di luar bisnis penyiaran.
