Prospek Saham BRMS di Tengah Sentimen Harga dan Radar Indeks Gold Miners Global
Emiten yang bergerak di bidang penambang emas yang tergabung dalam konglomerasi Grup Bakrie PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) berpotensi menangguk untung dari sejumlah sentimen. Pada perdagangan Selasa (2/9) harga saham BRMS ditutup melesat 10,29% atau naik 49 poin ke level 525.
Dalam sepekan terakhir Harga saham BRMS telah naik 8,47% dari Rp 484 pada perdagangan Rabu (27/8). Sementara satu bulan terakhir Harga saham BRMS telah naik 20,9% dari Rp 434 pada perdagangan Selasa (4/8).
Pada perdagangan hari ini sejumlah analis memperkirakan saham BRMS akan melanjutkan penguatan seiring dengan sentimen kenaikan harga emas spot yang terjadi kemarin.
Harga emas spot naik lebih dari 1% dan sempat menembus level US$ 3.529,93 per ons, tertinggi sepanjang masa. Kenaikan didorong ekspektasi kuat pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed) serta meningkatnya permintaan aset safe haven di tengah ketidakpastian geopolitik dan ekonomi global.
Merujuk laporan reuters, berdasarkan data harga emas spot menguat 1,5% ke posisi US$ 3.529,01 per ons pada pukul 14.00 EDT (18.00 GMT). Sejak awal tahun, logam mulia ini sudah melesat 34,5%.
"Pasar emas memasuki periode musiman yang kuat untuk konsumsi, ditambah dengan ekspektasi pemangkasan suku bunga pada pertemuan The Fed bulan September. Kami terus memperkirakan rekor tertinggi baru," kata analis logam mulia di Standard Chartered Bank, Suki Cooper, seperti dikutip Rabu (3/9).
Rekomendasi Saham BRMS dari Analis
Senior Technical Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta Utama memberikan rekomendasi beli secara bertahap dengan target harga BRMS di level 590. BRMS bahkan disebut bakal masuk dalam radar Market Vector Global Gold Miners Index (MVGDX) pada periode hasil tinjauan atau rebalancing September 2025.
Merujuk laporan dari UBS Index Analytics terkait transisi NYSE Arca Gold Miners Index menuju MVGDX, rebalancing akan efektif per penutupan perdagangan pada 19 September 2025.
Dalam proyeksi UBS, Indonesia diperkirakan mencatat arus masuk bersih sekitar US$ 431 juta atau sekitar Rp 7 triliun untuk saham BRMS bersama dengan PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN). Hal tersebut turut mendorong Indonesia menjadi negara dengan alokasi tambahan terbesar pada pembaruan indeks tersebut.
Dari sisi emiten BRMS diperkirakan akan menjadi salah satu saham dengan perkiraan notional trade dengan menyumbang US$ 79,04 juta. Masuknya BRMS dinilai sebagai momentum penting yang dapat meningkatkan eksposur investor global terhadap pasar modal Indonesia, khususnya sektor pertambangan emas.
UBS menyebut, dengan total aset terkelola (AUM) sekitar US $18 miliar yang diperdagangkan mengikuti indeks ini, dampak rebalancing bisa mencapai nilai transaksi global sebesar US $5,5 hingga US$ 6,5 miliar.
Sementara itu, Head of Research Korea Investment and Sekuritas Indonesia Muhammad Wafi mengatakan, masuknya BRMS ke dalam MVGDX membuka peluang saham tersebut untuk masuk ke portofolio institusi global. Kondisi tersebut berpotensi mendorong kenaikan likuiditas di pasar serta memberi dorongan positif terhadap harga saham.
“Potensi rerating valuasi dan potensi akses ke investasi diversifikasi global,” katanya kepada Katadata pada Selasa (2/9).
Kinjerja BRMS
Berdiri pada 6 Agustus 2003, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) mengkhususkan diri pada eksplorasi dan pengembangan sumber daya mineral, termasuk tembaga, emas, dan seng. Perusahaan ini juga memegang hak eksplorasi dan pengembangan untuk berbagai lokasi tambang potensial di Indonesia.
BRMS mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 156,46% selama semester pertama 2025. Laba bersih perseroan tercatat sebesar US$ 22,97 juta atau sekitar Rp 372,90 miliar (kurs Rp 16.231 terhadap dolar Amerika Serikat) dari US$ 8,95 juta secara tahunan.
Pendapatan perseroan naik menjadi US$ 120,84 juta dari US$ 61,26 juta secara yoy. Dengan melesatnya pendapatan perseroan, beban pokok pendapatan BRMS juga naik menjadi US$ 48,63 juta dari US$ 30,68 juta.
Meski begitu, Berdasarkan riwayat pembagian dividen, BRMS tercatat belum pernah membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya.
