5 Fakta IPO Merdeka Gold Anak Usaha MDKA, Tawarkan Rp 1.800 – Rp 3.020 per Saham
Emiten tambang emas PT Merdeka Gold Resources Tbk bakal mencatatkan perdana umum perdana saham atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Merdeka Gold Resources merupakan anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dengan kepemilikan saham 62,7%.
Dalam gelaran IPO ini, Merdeka Gold akan melepas saham di rentang Rp 1.800–Rp 3.020 per lembar. Dengan begitu dari aksi korporasi ini perusahaan diperkirakan akan menghimpun dana hingga Rp 4,88 triliun.
Berdasarkan prospektus singkatnya, Merdeka Gold melepas sebanyak 1,61 miliar saham dengan nominal Rp 150 setiap saham atau atau sebanyak-banyaknya 10% dari modal yang ditempatkan perusahaan. Perusahaan juga menunjuk tiga penjamin pelaksana emisi efek, yakni PT Indo Premier Sekuritas, PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk, dan PT Sinarmas Sekuritas.
Apa saja hal penting yang perlu diketahui investor seputar IPO Merdeka Gold anak usaha MDKA? Berikut fakta yang dirangkum Katadata.co.id
5 Fakta IPO Merdeka Gold Resources
Mayoritas Dana Hasil IPO Merdeka Gold untuk Bayar Utang
Usai IPO, sebesar US$ 20 juta atau Rp 328,4 miliar akan disalurkan ke PT Pani Bersama Tambang (PBT) dalam bentuk setoran modal bertahap. Dana ini akan dipakai untuk modal kerja, termasuk pembelian bahan baku utama dan penunjang, biaya listrik, serta gaji karyawan. Setelah konversi setoran modal, Merdeka Gold Resources tetap menguasai 99,99% saham PBT.
Kemudian sebanyak US$ 20 juta atau Rp 328,4 miliar, juga diberikan dalam bentuk pinjaman kepada PT Puncak Emas Tani Sejahtera (PETS) untuk mendanai modal kerja operasional.
Sisa dana IPO akan digunakan untuk pembayaran lebih awal atas pinjaman kepada PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) berdasarkan perjanjian utang piutang sejak April 2022. Hingga 4 Agustus 2025, saldo pinjaman Merdeka Gold Resources ke induk usahanya MDKA masih sebesar US$ 260 juta atau Rp 4,26 triliun.
Adapun Merdeka Gold Resources bersama entitas anak usaha mencatat total liabilitas sebesar US$ 280 juta atau sekitar Rp 4,58 triliun per 31 Maret 2025. Jumlah tersebut terdiri dari liabilitas jangka pendek US$ 77,9 juta dan liabilitas jangka panjang US$ 202,1 juta.
Sepanjang periode 31 Maret hingga 4 Agustus 2025, perusahaan melakukan tambahan pencairan pinjaman sebesar US$ 306,25 juta atau Rp 5,01 triliun. Pada saat yang sama, Merdeka Gold Resources juga telah membayar pinjaman senilai US$ 50 juta atau sekitar Rp 819,69 miliar.
Kinerja Keuangan Merdeka Gold
Hingga 31 Maret 2025, Merdeka Gold Resources mencatatkan rugi periode berjalan hingga US$ 9,2 juta atau Rp 151,03 miliar. Angka itu melonjak hingga 120,5% dari periode yang sama tahun sebelumnya US$ 4,2 juta.
Namun, grup Merdeka Gold Resources tidak mencatatkan pendapatan untuk periode tiga bulan yang berakhir 31 Maret 2025. Hal itu karena seluruh pendapatan grup diperoleh dari sewa alat berat ke PETS, PT Gorontalo Sejahtera Mining (GSM), PBT, dan PT Mentari Alam Persada (MAP).
Meski begitu, apabila melihat kinerja tahun buku 2024, pendapatan perusahaan naik 25,5% menjadi US$ 1,7 juta atau Rp 27,87 miliar dari sebelumnya US$ 1,4 juta atau Rp 22,95 miliar pada tahun 2023. Kenaikan ini disebabkan oleh tumbuhnya pendapatan jasa penunjang penambangan dari sewa alat berat ke PETS.
Lalu rugi tahun berjalan naik hingga 85,8% menjadi US$ 12,7 juta pada 2024 dari sebelumnya US$ 6,8 juta pada 2023.
Susunan Permodalan dan Pemegang Saham Usai IPO
Setelah penawaran umum perdana saham (IPO), struktur pemegang saham Merdeka Gold Resources terdiri atas 16,18 miliar saham dengan nilai nominal Rp 150 per saham atau setara Rp 2,42 triliun.
PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) tercatat sebagai pemegang saham terbesar dengan 9,13 miliar saham senilai Rp 1,37 triliun atau 56,46%.
Lalu ada PT Elias Aldana Manajemen menggenggam 130,42 juta dengan nilai Rp 19,56 miliar atau 0,81%, PT Unitras Kapital Indonesia: 286,88 juta saham senilai Rp 43,03 miliar atau 1,77%, dan PT Nugraha Eka Kencana 195,37 juta saham senilai Rp 29,30 miliar atau 1,21%.
Pemegang saham lainnya yakni:
- Winato Kartono: 1,35 miliar saham (8,36%)
- Hardi Wijaya Liong: 578,97 juta saham (3,58%)
- Santoso Kartono: 182,62 juta saham (1,13%)
- Sakti Wahyu Trenggono: 78,22 juta saham (0,48%)
- Edi Permadi: 195,37 juta saham (1,21%)
- Garibaldi Thohir: 905,03 juta saham (5,59%)
- Koperasi Unit Desa Dharma Tani: 73,02 juta saham (0,45%)
- Masyrakat: 1,61 miliar saham (10%)
Selain itu, terdapat saham tresuri sebesar 1.448.866.615 saham atau 8,95%.
Prospek Perusahaan
Merdeka Gold Resources merupakan anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) yang tengah mengembangkan Proyek Emas Pani dan akan menjadi salah satu tambang emas primer terbesar di Indonesia dan Asia Pasifik. Proyek Emas Pani memiliki kandungan lebih dari 7 juta ounces emas dengan umur tambang multidekade.
Proyek Pani dikelola lewat sejumlah entitas anak perusahaan yang menangani operasi tambang, pengolahan, hingga infrastruktur pendukung. Tambang ini dirancang menggunakan metode tambang terbuka dan akan dikembangkan secara bertahap.
Pada tahap awal, Merdeka Gold Resources menerapkan metode heap leach dengan kapasitas 7 juta ton bijih per tahun dan target produksi sekitar 140 ribu ounces emas per tahun. Selanjutnya, perusahaan akan membangun fasilitas carbon-in-leach (CIL) berkapasitas awal 7,5 juta ton per tahun, yang akan ditingkatkan menjadi 12 juta ton pada 2030.
Dengan kombinasi heap leach dan carbon-in-leach (CIL), kapasitas pengolahan akan mencapai 19 juta ton per tahun dengan potensi produksi puncak hingga 500 ribu ounces emas per tahun. Perusahaan menargetkan pengolahan pertama dimulai akhir 2025, dengan produksi komersial pada awal 2026.
Jadwal Sementara IPO Merdeka Gold Resources:
- Masa penawaran awal: 8–10 September 2025
- Tanggal efektif: 15 September 2025
- Masa penawaran umum: 17-19 September 2025
- Tanggal penjatahan: 19 September 2025
- Tanggal distribusi: 22 September 2025
- Tanggal pencatatan di Bursa Efek Indonesia: 23 September 2025
