Daftar Saham Pilihan Analis Hari Ini, Ada BKSL, CDIA, BRMS, BSDE hingga TLKM
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak fluktuatif pada perdagangan Selasa (16/9), setelah sehari sebelumnya ditutup menguat 1,06% ke level 7.937. Kepala Riset Phintraco Sekuritas Ratna Lim memproyeksikan IHSG berpotensi menguat dengan salah satu sentimen berasal dari domestik.
Ratna mengatakan, sentimen domestik yaitu seiring pelaku pasar yang mencermati kebijakan pemerintah terkait paket stimulus ekonomi yang terdiri atas 8+4+5. "Diperkirakan IHSG berpeluang melanjutkan penguatan menguji level 7.970-8.020," ujar Ratna Lim dalam riset yang dikutip Selasa (16/9).
Dari dalam negeri, paket stimulus ekonomi 8+4+5, terdiri atas 8 program akselerasi tahun 2025, 4 program pemerintah yang dilanjutkan pada 2026, dan 5 program penyerapan tenaga kerja. Untuk 2025, paket 8 program akselerasi dengan total anggaran senilai Rp16.23 triliun, diperkirakan akan diapresiasi oleh pasar dalam jangka pendek.
Sementara, dalam jangka menengah dan panjang, akan tergantung terhadap keberhasilan dan keefektifan implementasinya sebagai salah satu upaya mendorong pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Dari mancanegara, pelaku pasar hampir meyakini The Fed akan memangkas suku bunga pada Rabu (17/9) waktu AS, yang didukung oleh tanda-tanda pelemahan pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS). Di sisi lain, para pejabat tinggi AS dan China memasuki hari kedua pertemuan pada Senin (15/9), dalam pembahasan tarif dan batas waktu penjualan media sosial milik China, TikTok. Presiden AS Donald Trump mengatakan pertemuan tersebut berjalan positif.
Dari kawasan Eropa, pelaku pasar mencermati data tingkat pengangguran di Inggris Juli 2025 yang diperkirakan stabil di level 4,7%. Sementara itu Jerman akan merilis data ZEW Economic Sentiment Index September 2025 yang diperkirakan turun di level 25 dari 34,7 pada Agustus 2025 yang juga mengalami penurunan akibat kekecewaan terhadap trade-deal Uni Eropa-AS.
Apa saja saham yang berpotensi mengalami penguatan seiring dengan gerak IHSG hari ini? Berikut rekomendasi dari sejumlah analis
Daftar Rekomendasi Saham dari MNC Sekuritas
- PT Sentul City Tbk (BKSL): buy on weakness di Rp 135–139, target harga Rp 148–154, stoploss di bawah Rp 130.
- PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA): buy on weakness di Rp 1.440–1.500, target Rp 1.595–1.690, stoploss di bawah Rp 1.425
- PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR): spec buy di Rp 1.665–1.685, target Rp 1.750–1.780, stoploss di bawah Rp 1.645.
- PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR): sell on strength di Rp 2.920–2.960.
Daftar Rekomendasi Saham dari CGS International Sekuritas Indonesia
- PT Petrosea Tbk (PTRO): spec buy dengan support di Rp 4.020, potensi naik ke Rp 4.200–4.290; cut loss jika menembus Rp 3.930.
- PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM): support Rp 3.190, target Rp 3.330–3.400; cut loss jika di bawah Rp 3.120.
- PT Aneka Tambang Tbk (ANTM): support Rp 3.410, target Rp 3.570–3.650; cut loss jika di bawah Rp 3.330.
- PT Summarecon Agung Tbk (SMRA): support Rp 454, target Rp 474–484; cut loss jika menembus Rp 444.
- PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE): support Rp 1.105, target Rp 1.155–1.180; cut loss jika di bawah Rp 1.080.
- PT Pakuwon Jati Tbk (PWON): support Rp 366, target Rp 382–390; cut loss jika di bawah Rp 358.
Saham Rekomendasi Sucor Sekuritas
Sucor Sekuritas kembali merekomendasikan BUY untuk PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) dengan target harga Rp 750. Analis Sucor, Andreas, menilai BRMS memiliki prospek kuat sebagai emiten emas dan tembaga dengan cadangan terbukti sebesar 5 juta ons (Moz) emas. Posisi ini menempatkan BRMS sebagai salah satu pemegang cadangan terbesar di Indonesia.
“BRMS menawarkan profil risk-reward yang sangat atraktif di sektor emas dan tembaga,” tulis Andreas.
Selain itu, saham BRMS baru saja masuk dalam indeks global VanEck Gold Miners ETF (GDX). Langkah ini diyakini akan meningkatkan likuiditas dan eksposur BRMS di mata investor asing. GDX diperkirakan akan membawa arus dana pasif sekitar US$80 juta, setara lima kali rata-rata nilai transaksi harian BRMS.
Sucor menilai momentum ini akan memberi tambahan sentimen positif, mengingat dalam empat bulan terakhir GDX sudah menguat 52%, jauh di atas kenaikan harga emas sebesar 16%.
