Menilik Kendali Emtek (EMTK) dan Grab di Superbank di Tengah Rumor IPO Oktober
Berhembusnya kabar mengenai aksi penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) yang bakal dilaksanakan Bank digital Superbank sempat ramai diperbincangkan investor pasar modal. Kabar tersebut menguat dengan komentar yang beredar di grup investor bahwa proses IPO Superbank kini tengah menunggu persetujuan.
Rumor tersebut mengalir karena beredarnya tangkapan layar yang menampilkan bank digital Superbank akan menggelar IPO pada pertengahan Oktober. Dalam aksi ini Superbank disebut akan melepas saham 35 juta lot.
Adapun penawaran harga saat IPO diperkirakan di kisaran Rp 250. Kendati demikian, Juru Bicara Superbank menyatakan tidak memberikan komentar atas rumor atau spekulasi pasar.
"Fokus kami adalah menjaga kinerja yang kuat melalui solusi keuangan inovatif, pertumbuhan jumlah nasabah, serta kolaborasi dengan ekosistem terpercaya untuk mendorong pertumbuhan inklusif di Indonesia," ujar Juru Bicara Superbank kepada Katadata.co.id.
Tak hanya itu, Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia, I Gede Nyoman Yetna juga angkat bicara. Ia kemudian menepis kabar IPO Superbank. Katanya, tangkapan layar yang beredar di grup investor merupakan kabar yang tidak benar.
“Perusahaan seperti di tangkapan layar tidak sedang melakukan book building ataupun offering di sistem e-IPO,” ujar Nyoman dalam keterangan resmi yang dikutip Jumat (26/9).
Tangkapan layar yang menjadi salah satu bahan yang diperbincangkan investor didesain seperti halnya bentuk laman pengumuman IPO perusahaan yang diakses di website e-IPO. Nyoman pun memastikan bahwa tangkapan layar yang beredar tidak berasal dari milik BEI.
“Satu-satunya link untuk mengakses sistem e-IPO adalah melalui tautan https://www.e-ipo.co.id,” ujar Nyoman. Sesuai pernyataannya saat Katadata.co.id, mengakses laman e-IPO memang belum ada tampilan baru terkait perusahaan yang akan menggelar penawaran saham dalam waktu dekat.
Kendali Emtek Group dan Grab di Balik Superbank
Superbank merupakan transformasi dari PT Bank Fama International yang berdiri sejak 1993. Pada awal 2023, namanya resmi menjadi Superbank dan memindahkan kantor pusatnya ke Jakarta dengan kantor cabang di Jakarta dan Bandung.
Superbank memasuki era baru ketika menjadi bagian dari Emtek Group pada akhir 2021. Aksi itu diikuti oleh Grab dan Singtel pada awal 2022 dan KakaoBank pada tahun 2023 sebagai bagian dari konsorsium.
Merujuk situs resmi Superbank, pemegang saham mayoritas perseroan adalah PT Elang Media Visitama dengan kepemilikan 31,11% Elang Media merupakah salah satu lini bisnis Emtek Group.
Posisi berikutnya ditempati PT Kudo Teknologi Indonesia dengan kepemilikan sebesar 19,16%. Selanjutnya ada GXS Bank Pte. Ltd. sebesar 12% dan A5-DB Holdings Pte. Ltd. sebesar 1,52%.
Bila menilik lebih jauh lagi, struktur kepemilikan saham Super bank yang diupdate terakhir pada 15 Agustus 2025, Eddy K. Sariaatmadja merupakan pemegang saham pengendali terakhir Superbank dengan kepemilikan sebesar 21,89%. Eddy merupakan pengendali saham EMTK.
Selain Eddy, ada nama Anthony Tan Ping Yeow yang merupakan pendiri Grab. Ia tercatat sebagai pemegang saham pengendali terakhir dengan kepemilkan sebesar 3,7%.
Sementara itu, PT Kudo Teknologi Indonesia adalah perusahaan online-to-offline (O2O) yang diakuisisi Grab pada 2017 dan diubah menjadi GrabKios. GXS Bank merupakan bank digital di Singapura yang dikendalikan Grab Holdings Inc. dan Singtel.
Sementara A5-DB Holdings adalah anak usaha Grab Holdings Limited dan Singtel Alpha Investments Pte. Ltd.
