Emiten Teknologi WIFI, IRSX, INET Right Issue Jumbo, Intip Rencananya

Nur Hana Putri Nabila
29 September 2025, 06:49
PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI)
PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI)
PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI)
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Sejumlah emiten teknologi PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) atau Surge, PT Aviana Sinar Abadi Tbk (IRSX), hingga PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) bakal menggelar aksi Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu I (PMHMETD) atau right issue jumbo.

Aksi korporasi pertama sudah dituntaskan oleh emiten milik adik Presiden Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, PT Solusi Energi Digital Tbk (WIFI). WIFI telah menggelar right issue dengan membidik dana hingga Rp 5,89 triliun.

Lewat right issue ini, perseroan menerbitkan 2,94 miliar saham baru setara dengan 55,56% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Adapun harga pelaksanaan right issue adalah Rp 2.000 per saham.

Merujuk laporan pelaksanaan right issue, Ficomindo Buana Registrar mencatat pada hari terakhir pelaksanaan terdapat 601,43 juta lembar saham yang telah ditebus oleh para pemegang saham. Dengan begitu, per 16 Juli 2025 jumlah saham WIFI yang beredar mencapai 5,08 miliar lembar.   

Dalam prospektus yang dikeluarkan perusahaan, PT Investasi Sukses Bersama selaku pemegang saham utama dengan kepemilikan 1,18 miliar saham atau setara 50,37% menyatakan akan melaksanakan seluruh HMETD yang akan diperoleh yaitu sejumlah 1.485.376.650 lembar saham baru. Dengan begitu perusahaan yang  sebagian besar sahamnya dimiliki oleh Hashim itu menggelontorkan dana Rp 2,9 triliun. 

Berdasarkan informasi yang dihimpun Katadata.co.id pemesanan saham tambahan right issue WIFI diminati oleh investor di pasar modal. “Right Issue WIFI sampai oversubscribe,” ujar salah satu sumber di pasar modal.  

Sebelumnya, Direktur Utama WIFI Yune Marketatmo menilai, penambahan modal lewat right issue menjadi bukti bahwa model bisnis perusahaan tidak hanya tumbuh, tapi juga berkelanjutan. Ia menyebut, perusahaan membangun kolaborasi strategis dengan lebih dari 400 ISP lokal, sebagian besar merupakan pelaku UMKM untuk menghadirkan 400 homepass di 400 stasiun kereta api.  

Selain itu, perusahaan juga menjalin kemitraan dengan sejumlah institusi besar, termasuk Pertamina melalui PGN. Perusahaan juga mendapat dukungan dari mitra teknologi global seperti Nokia, Forexside, Huawei, Fibercon, dan Qualcomm. 

IRSX Siapkan Rights Issue

Lalu ada PT Aviana Sinar Abadi Tbk (IRSX) yang kini berganti nama jadi PT Folago Global Nusantara, berencana menggelar rencana penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) I atau right issue.

Perusahaan bakal menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 12,39 miliar lembar dan juga waran seri II sebanyak-banyaknya sejumlah 1,85 miliar. Dana hasil rights issue itu akan digunakan untuk ekspansi dan pengembangan usaha, baik belanja modal (capex) maupun modal kerja (opex).

Direktur Utama IRSX, Subioto Jingga mengatakan perusahaan telah menandatangani kerja sama dengan PT Tripar Multivision Plus Tbk (RAAM) untuk memproduksi short movie. Perusahaan juga tengah melakukan kerja sama dengan Hong Kong dan Cina untuk memproduksi drama series pendek. Namun ia enggan menjelaskan berapa nilai investasi dari kerja sama itu.  

Tak hanya fokus pada produksi drama pendek, Folago juga menargetkan 10 film layar lebar pada 2026 dan menyiapkan capex sebesar Rp 200 miliar hingga Rp 300 miliar. Seiring dengan pergantian pengendali menjadi PT Matra Tri Abadi, Subioto menargetkan pendapatan mencapai Rp 300 miliar dengan estimasi laba bersih sekitar 25% pada akhir 2025.

Aksi di Balik Rencana Sinergi Inti Andalan (INET) Right Issue

Di samping itu emiten teknologi lainnya PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) bakal menggelar right issue dengan nilai maksimal Rp 3,2 triliun. Dalam aksi ini, perseroan akan menerbitkan hingga 12,8 miliar saham baru dengan harga pelaksanaan Rp 250 per saham. 

Rasio rights issue ditetapkan 3:4, artinya setiap pemegang 3 saham lama berhak memperoleh 4 HMETD. Manajemen menyebutkan aksi korporasi ini ditujukan untuk pengembangan usaha. Namun, pemegang saham yang tidak menggunakan haknya bakal mengalami dilusi kepemilikan hingga 57,14%. Pemegang saham pengendali, PT Abadi Kreasi Unggul Nusantara (AKUN) yang menguasai 60,62% saham INET, telah menyatakan dukungan penuh terhadap aksi korporasi ini.  

Berdasarkan surat pernyataan tertanggal 19 September 2025, AKUN akan mengeksekusi seluruh haknya senilai Rp 1,78 triliun serta bersedia menjadi pembeli siaga atas saham baru yang tidak terserap pasar hingga maksimal 5,65 miliar saham atau senilai Rp 1,41 triliun.

Manajemen menyampaikan dana hasil rights issue akan digunakan untuk mempercepat ekspansi jaringan Fiber To The Home (FTTH) berkecepatan tinggi berbasis teknologi Wi-Fi 7. Dari total dana sekitar Rp 2,8 triliun akan dialokasikan ke anak usaha PT Garuda Prima Internetindo (GPI) untuk menambah 2 juta pelanggan baru di Bali dan Lombok.

Selain itu, INET juga akan menyalurkan Rp 213,44 miliar ke PT Pusat Fiber Indonesia (PFI) untuk melunasi biaya sewa jaringan kabel bawah laut (IRU) ke PT Jejaring Mitra Persada (JMP). Lalu PT Internet Anak Bangsa (IAB) akan memperoleh Rp 135 miliar untuk modal kerja pembangunan jaringan FTTH di Pulau Jawa.  Sisanya digunakan untuk pengembangan layanan, pembelian perangkat, pemasaran, pelatihan, serta biaya overhead lainnya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...