Patriot Bond Segera Terbit, Danantara Sudah Ajukan Izin ke OJK

Karunia Putri
1 Oktober 2025, 18:48
pandu, danantara
Katadata/Fauza Syahputra
Chief Investment Officer (CIO) Danantara Pandu Patria Sjahrir.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Chief Investment Officer (CIO) Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara Pandu Sjahrir menyebut, penerbitan Patriot Bonds atau obligasi patriotik akan rampung dalam beberapa minggu ke depan. Danantara baru saja mendaftarkan rencana penerbitan surat utang ini ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada hari ini, Rabu, (1/10).

Mengutip laporan Bloomberg, Pandu mengatakan bahwa sejumlah taipan terkaya Indonesia telah berkomitmen untuk membeli obligasi jumbo senilai Rp 50 triliun atau sekitar US$ 3 miliar meski memiliki imbal hasil  lebih rendah dibandingkan obligasi pemerintah sejenis.

“Mereka melihat ini sebagai cara yang signifikan untuk berkontribusi bagi negara. Mereka sangat antusias dengan proyek ini karena dapat dijalankan secara profesional dalam skala yang sangat besar,” ujar Pandu dikutip dari Bloomberg, Rabu (1/10).

Pandu menjelaskan, dana hasil penerbitan obligasi tersebut akan digunakan untuk membiayai lebih dari 30 proyek pengolahan sampah menjadi energi listrik (PSEL) atau waste to energy (WtE) di berbagai wilayah Indonesia.

Saat ini, Danantara mengelola dana sekitar US$ 8 miliar. Dari jumlah itu, 80% akan difokuskan untuk investasi dalam negeri, sementara sisanya disalurkan ke proyek internasional.

Selain energi terbarukan, dana kekayaan negara ini juga membidik investasi di bidang pusat data, ketahanan pangan, hingga berencana masuk ke bisnis manajemen investasi. Kesepakatan dengan mitra potensial terkait bisnis maajemen investasi ditargetkan tercapai pada akhir 2025 hingga awal 2026.

Proyek Waste to Energy 

Pemerintah bersama Danantara tengah getol menyiapkan proyek akbar PSEL yang diproyeksikan rampung akhir bulan ini. PSEL merupakan salah satu proyek strategis yang dicanangkan Danantara. Salah satu sumber dana untuk membangun proyek WtE adalah dari obligasi patriotik. 

Melalui proyek tersebut, PT Danantara Investment Management akan menggandeng PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Nantinya, PT PLN akan menjadi pembeli utama energi listrik yang dihasilkan dalam teknologi berbasis insinerator.

Dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengolahan Sampah Menjadi Energi (PSEL) atau Waste to Energy (WtE) yang digelar kemarin, Chief Executive Officer Danantara, Rosan Roeslani mengatakan, Danantara telah mengidentifikasi 33 titik di berbagai wilayah di Indonesia yang akan digunakan sebagai tempat pembangunan PSEL. Adapun investasi untuk setiap titik lokasi mencapai Rp 2–3 triliun, termasuk untuk infrastruktur pendukung.

Dia menyampaikan, pembiayaan proyek PSEL ini tidak hanya bersumber dari Danantara saja. Nantinya, holding perusahaan milik negara ini akan menggelar tender secara terbuka, baik dari swasta, pihak asing, pemerintah maupun BUMD untuk memilih mitra untuk proyek tersebut. Pemilihan mitra akan dilakukan setelah lokasi pembangunan PSEL rampung dan siap dijalankan.

Managing Director Investment Danantara Stefanus Ade Hadiwidjaja mengatakan, proyek PSEL merupakan kolaborasi antara Danantara, pemerintah daerah, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Melalui proyek tersebut, sampah akan diolah menjadi energi terbarukan berupa listrik yang akan dibeli oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).

“Salah satu peran Danantara adalah memilih mitra dan teknologi yang tepat, lalu berinvestasi bersama-sama membangun PSEL ini,” kata Stefanus usai Rapat Koordinasi Nasional Pengelolaan Sampah Nasional Menjadi Energi di Wisma Danantara, Jakarta, Selasa (30/9).

Konglomerat yang Ikut Patriot Bonds

Sebelumnya beredar dokumen yang menampilkan daftar 46 nama konglomerat yang akan ikut dalam penggalangan dana obligasi patriotik. Total dan ayang telah terhimpun sebesar Rp 51,75 triliun.

Dalam daftar itu, ada nama Antony Salim, Prajogo Pangestu, Sugianto Kusuma, Franky Widjaja, Boy Thohir hingga Edwin Soeryadjaya.

MD Global Relations and Governance Danantara Indonesia Mohamad Al-Arief mengatakan, informasi tersebut bukan informasi resmi dan pihaknya hingga kini tidak mengeluarkan daftar nama-nama calon pembeli Patriot Bond. Ia juga menjelasakan bahwa skema penerbitan obligasi ini disiapkan dalam bentuk private placement dan tidak untuk ditawarkan bagi publik. Partisipasinya juga sepenuhnya bersifat sukarela (voluntary).

Ia juga menekankan bahwa Danantara berkomitmen menjalankan mandat sebagai pengelola investasi negara dengan penuh kehati-hatian, transparansi, dan tata kelola yang kuat. Setiap inisiatif pembiayaan diarahkan untuk mendukung transformasi ekonomi jangka panjang Indonesia.

“Prinsip mendasar dari Patriot Bonds adalah partisipasi sukarela dan tanggung jawab bersama,” kata Arief dalam keterangannya, dikutip Selasa (30/9).

Selain itu, menurut dia, skema ini membuka kesempatan bagi kelompok usaha Indonesia untuk berkontribusi pada agenda pembangunan lintas generasi. Sekaligus memastikan keberlanjutan dan kesejahteraan jangka panjang masyarakat.

Meski demikian, salah satu konglomerat yang namanya masuk dalam daftar, Dato Sri Tahir mengkonfirmasi keikut sertaanya dalam pembelian Patriot Bond. "Benar, kita patut dan harus mendukung program pemerintah. Pada akhirnya akan membawa kesejahteraan kepada rakyat," ujar Tahir saat dikonfirmasi Katadata.co.id melalui pesan singkat, Selasa (30/9).

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Karunia Putri
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...