Akrobat Saham COIN Saat Harga Kripto Cetak Rekor Baru, Bagaimana Prospeknya?
Harga saham PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) menggeliat dalam beberapa waktu terakhir, meskipun hari ini terpantau koreksi. Sejak melantai di Bursa Efek Indonesia 9 Juni lalu, harga saham COIN telah melesat lebih dari 3.500%.
Loncatan harga saham tersebut terjadi seiring dengan panasnya pasar kripto yang ditandai dengan naiknya harga saham Bitcoin (BTC) ke level US$ 120.000. Harga tersebut merupakan yang tertinggi sejak rekor yang ditembus BTC Agustus lalu di level US$ 124.514.
Merujuk laporan Bloomberg, melejitnya harga BTC disebabkan meningkatnya spekulasi bahwa penutupan (Shutdown) pemerintah Amerika Serikat akan menggerakkan pasar beralih ke aset safe haven. Salah satunya adalah BTC. Adapun BTC telah lama disebut sebagai emas digital oleh para pendukungnya.
"Untuk pertama kalinya dalam beberapa waktu, tema makro tampaknya telah menguasai Bitcoin, yang telah menerima aliran masuk ETF sebesar $1,5 miliar minggu ini, dan tampaknya berusaha untuk mengejar pergerakan emas yang sangat tinggi dalam beberapa minggu terakhir," kata pedagang over-the-counter di perusahaan perdagangan kripto Flowdesk, Karim Dandashy dikutip dari Bloomberg, Jumat (3/10).
Aset digital tersebut naik sekitar 2% ke level US$120.163 pada pukul 14.37 di New York. Harganya mencapai rekor tertinggi di US$124.514 pada 14 Agustus 2025.
Hari ini pukul 03.31 UTC atau 23.31 waktu New York, harga BTC sebesar US$ 120.260 atau sekitar Rp 1,99 miliar (dengan kurs Rp 16.612 per dolar AS). Sejumlah altcoin justru mencatatkan kenaikan lebih tinggi, di mana Solana naik 5,7%, Litecoin naik 6,7% dan Dogecoin naik 4,7%.
Geliat COIN di Tengah Sorotan Dunia
Di tengah kabar kripto dunia, harga saham COIN terkoreksi 1,09% atau 40 poin ke level 3.610 pada perdagangan hari ini pukul 10.45 WIB. Meski mengalami koreksi, harga saham COIN telah meningkat 3.900% dari harga IPO, yakni Rp 90 per saham.
Indokripto merupakan perusahaan holding bursa berjangka dan asset kripto serta jasa custodian asset kripto melalui perusahaan anak yaitu PT Central Finansial X (CFX).
Central Finansial selaku bursa aset kripto telah memiliki 31 anggota bursa dengan 19 di antaranya telah memiliki izin pedagang dari Bappebti. Selain itu juga ada 7 anggota bursa berjangka yang memiliki izin pialang berjangka.
Dalam pengumuman terbaru yang disampaikan manajemen COIN dalam keterbukaan informasi BEI, Indonesia mendapat sorotan positif di panggung internasional TOKEN2049 berkat pendekatan regulasi kolaboratif dalam membangun ekosistem aset kripto. Token 2049 adalah konferensi kripto global terkemuka yang diadakan setiap tahun di pusat keuangan utama, terutama Singapura Dan Dubai.
Selaku anak usaha COIN, CFX, bursa aset kripto pertama di Indonesia yang berizin Otoritas Jasa Keuangan (OJK), memaparkan bahwa model regulasi tersebut mampu mendorong pertumbuhan industri kripto nasional sekaligus membuka peluang Indonesia menjadi pusat perdagangan aset kripto di Asia Tenggara.
Direktur Utama CFX Subani mengatakan, ajang TOKEN2049 menjadi momentum untuk memperkenalkan keunggulan industri aset kripto Indonesia di mata global. Menurutnya, Indonesia memiliki daya saing melalui kerangka regulasi yang akomodatif dan kolaboratif. Ekosistem kripto domestik juga dinilai lengkap dengan hadirnya OJK sebagai regulator, Bursa CFX, lembaga kliring, kustodian, hingga Pedagang Aset Keuangan Digital.
“Partisipasi dalam TOKEN2049 sekaligus menjadi wujud komitmen Bursa CFX dalam memajukan industri aset kripto Indonesia. Kami ingin menunjukkan kepada pelaku industri kripto global bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat perdagangan di kawasan Asia Tenggara,” ujar Subani dalam keterangan resminya dikutip Jumat (3/10).
Subani menilai, tren global kini bergerak dari ekosistem kripto yang belum teregulasi menuju sistem yang semakin terstruktur dan terpercaya. Pendekatan regulasi kolaboratif yang diterapkan Indonesia dinilai sejalan dengan arah pasar internasional tersebut.
Kinerja pasar domestik mencerminkan efektivitas pendekatan ini. Pada kuartal kedua 2025, pasar spot lokal yang teregulasi tumbuh 6,9%. Sebaliknya, pasar spot global yang belum teregulasi justru turun 27,7% pada periode yang sama.
Pertumbuhan pasar lokal beriringan dengan lonjakan jumlah investor kripto. Data OJK menunjukkan, jumlah konsumen aset kripto mencapai 16,5 juta per Juli 2025. Angka itu naik 27,1% dibandingkan posisi Januari 2025 yang baru menyentuh 12,9 juta.
Meski mencatatkan kenaikan harga saham yang signifikan, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menyatakan saat ini saham COIN tidak direkomendasikan. “Not rated,” kata Nafan kepada Katadata, Jumat (3/9).
