Saham Konglomerat Boy Thohir ADRO, AADI, MDKA Menggeliat, Cek Prospeknya
Harga saham emiten-emiten terafiliasi konglomerat Garibaldi Thohir alias Boy Thohir kompak ditutup melonjak. Cek prospek bisnisnya.
Boy Thohir merupakan pengusaha batu bara dengan grup perusahaan di bawah bendera Adaro Energi. Ia lahir pada 1 Mei 1965 di Bandar Lampung.
Lulusan Sarjana Teknik dan Magister Administrasi Bisnis dari Amerika Serikat itu merupakan kakak dari Menteri Pemuda dan Olahraga, Erick Thohir dan anak dari mantan pejabat PT Astra International Tbk (ASII), Mochammad Teddy Thohir.
Rincian pergerakan harga saham emiten terafiliasi Boy Thohir saat penutupan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia Rabu (8/10), sebagai berikut:
- PT Alamtri Mineral Indonesia Tbk (ADMR) melesat 24,89% atau 275 poin ke level 1.380
- PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) melonjak 12,12% atau 250 poin ke level 1.850
- PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) melompat 11% atau 825 poin ke level 8.325
- PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) naik 1,79% atau 40 poin ke level 2.280
- PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) stagnan di level 615
- PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS) naik 2,53% atau 110 poin ke level 4.460
Sebelum mengakuisisi Adaro Energy pada 2005, Boy Thohir pernah mendirikan perusahaan multi finansial bernama Wahana Ottomitra Multiartha (WOM Finance) pada 1997.
Di bawah kepemimpinannya, Adaro Energy tumbuh menjadi salah satu produsen batu bara terbesar di dunia.
Lantas, bagaimana kinerja dan prospek masing-masing emiten Boy Thohir?
Laba Bersih Alamtri Resources Indonesia (ADRO) Susut 77%
Merujuk laporan keuangan Alamtri Resources Indonesia (ADRO), laba perseroan susut 77,54% secara tahunan alias year on year (yoy) menjadi US$ 174,94 juta atau Rp 2,87 triliun. Pendapatan juga anjlok 18,60% yoy menjadi US$ 857,69 juta atau Rp 14,08 triliun.
Analis BinaArtha Sekuritas Ivan Rosanova memberikan target harga saham ADRO. Dia menyarankan agar investor membeli saham ini dalam rentang harga Rp 1.640 – Rp 1.650. Target harga terdekat ADRO menurut BinaArtha Sekuritas yakni Rp 1.780, 1.865, 1.960 dan 2.050.
Adaro Andalan Indonesia (AADI) Kejar Target Harga Ketiga
Anak usaha ADRO yakni, PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) laba bersihnya anjlok 50% menjadi US$ 428,68 juta atau Rp 7,03 triliun pada semester pertama. Pendapatannya juga juga anjlok 10% menjadi US$ 2,39 miliar atau Rp 39,38 triliun.
Sementara itu, Mirae Asset Sekuritas menyatakan AADI sukses melewati target harga pertama dengan gain 3% dan target harga kedua di level 8.000 dengan gain 6,67. Mirae Asset kemudian menyatakan, AADI bergerak menuju target harga ketiga di Rp 9.225 dengan gain 23%.
Rugi Merdeka Copper Gold (MDKA) Menebal
PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) mencatatkan kenaikan rugi bersih 26,4% menjadi US$ 15,80 juta pada Semester Pertama. Pendapatan juga menurun 21,87% menjadi US$ 854,60 juta.
Di samping itu, Analis BinaArtha Sekuritas Ivan Rosanova merekomendasikan investor untuk masuk pada saham ini ketika harga berada dalam rentang Rp 2.100-2.160 dengan target harga menuju level 2.340, 2.470, 2.630 dan 2.890.
Laba Bersih Merdeka Battery Metrials (MBMA) Anjlok
Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) ikut tergerus 71,31% menjadi US$ 5,85 juta. Pendapatan juga melorot 31,89% menjadi US$ 627,70 juta.
Selanjutnya, Ivan memberikan rekomendasi untuk membeli saham MBMA ketika harganya berada di posisi Rp 550-575 dengan target harga terdekat di Rp 665, 725, 775 dan 825.
