Harga Saham Emiten Happy Hapsoro RATU Melompat 12%, Ada Apa?
Harga saham emiten milik suami Ketua DPR RI Puan Maharani, Happy Hapsoro, PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) melonjak 12,78% ke level Rp 9.925 pada perdagangan sesi pertama, Jumat (10/10). Harga sahamnya bahkan sempat menyentuh level tertinggi harian di Rp 10.375 per saham pada pukul 09.28 WIB.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga jeda makan siang, saham RATU diperdagangkan sebanyak 652,47 ribu lot dengan nilai transaksi mencapai Rp 644,25 miliar. Nilai perdagangan tersebut menempatkan RATU di posisi ketiga dalam daftar top value atau saham dengan nilai transaksi terbesar pada perdagangan siang ini.
Kenaikan harga tersebut sekaligus menjadi level tertinggi sejak RATU resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada 8 Januari 2025. Sejak initial public offering (IPO), harga saham emiten sektor energi ini sudah melonjak 763,04%.
Dalam sepekan terakhir, harga saham RATU mencatatkan kenaikan mencapai 44,89%. Kenaikan terutama disumbangkan oleh pergerakan pada Rabu (8/10) yang melesat 20% atau bertambah 1.500 poin.
Lonjakan harga yang tajam membuat BEI meminta penjelasan kepada manajemen RATU mengenai volatilitas saham tersebut. Salah satu pertanyaan yang diajukan otoritas bursa adalah apakah perseroan memiliki rencana aksi korporasi dalam waktu dekat, termasuk yang dapat memengaruhi pencatatan saham di bursa dalam tiga bulan mendatang.
Menanggapi hal itu, Direktur RATU Adrian Hartadi menyatakan bahwa perusahaan secara berkelanjutan mengkaji berbagai alternatif pendanaan dan pengembangan usaha, termasuk kemungkinan penerbitan efek bersifat utang atau aksi korporasi lainnya.
“Namun hingga saat ini, belum terdapat keputusan atau rencana aksi korporasi yang bersifat material dan wajib diungkapkan kepada publik,” tulis manajemen RATU dalam keterbukaan informasi BEI, dikutip Jumat (10/10/2025).
Kinerja RATU Sepanjang Semester Pertama 2025
Anak usaha PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) ini mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 3,43% menjadi US$ 7,64 juta selama paruh pertama 2025. Laba perusahaan naik meski pendapatan bersih turun dari US$ 27,95 menjadi US$ 25,15 juta dari US$ 27,95 juta.
Pendapatan perusahaan diperoleh dari bisnis lifting minyak dan gas. RATU berhasil menekan beban pokok perseroan menjadi US$ 13,32 juta dari US$ 16,37 juta karena penurunan pendapatan.
Di sisi lain, RATU berhasil mengurangi beban keuangan dari US$ 1,10 juta menjadi US$ 742 ribu serta mengurangi bagian laba entitas asosiasi menjadi US$ 2,77 juta dari US$ 3,39 juta.
