Berkah Rekor Harga Emas, Cek Target Harga Baru ARCI, BRMS, HRTA hingga ANTM
Emiten emas sedang menadah berkah imbas ketegangan dagang yang terjadi antara Amerika Serikat dan Cina. Lonjakan ini terjadi seiring meningkatnya permintaan global terhadap aset lindung nilai atau safe haven di tengah ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok, serta spekulasi pemangkasan suku bunga AS.
Harga saham emas di Bursa Efek Indonesia sempat melesat pada perdagangan sesi pertama hari ini, Selasa (14/10). Harga saham PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) melonjak 16,94% atau 210 poin ke level Rp 1.450, PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) melompat 6,40% atauARCI 40 poin ke level Rp 665 dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) melesat 5,58% atau 60 poin ke level Rp 1.135.
Sementara itu, harga saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) naik 2,97% atau 100 poin ke level 3.470 dan harga saham PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) melambung 15,42% atau 175 poin ke level 1.310.
Namun, pergerakannya berbalik arah pada perdagangan sesi kedua. Harga saham ARCI ditutup melesat 11,29% ke level Rp 1.380, HRTA melambung 20,26% ke level Rp 1.360, dan BRMS naik 1,4% ke level Rp 1.090. Sedangkan harga saham PSAB stagnan di level Rp 625 dan ANTM justru turun 0,59% ke level Rp 3.350.
Berdasarkan data Gold Price, harga emas dunia naik 0,48% ke level US$ 4.127 per troy ounce pada pukul 01.45 ET. Hari ini, harga emas global bahkan sempat mencetak rekor tertinggi sepanjang masa atau all time high (ATH) di level US$ 4.159 per troy ounce.
Selama satu bulan terakhir, harga emas spot telah meningkat 21,87% dan melonjak 64,74% sepanjang tahun ini.
Merujuk laporan Reuters, investor sejauh ini mulai sedikit tenang setelah Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyampaikan bahwa Presiden Donald Trump berencana bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping pada akhir Oktober untuk meredakan ketegangan dagang antara kedua negara.
Trump pada Jumat pekan lalu mengancam akan mengenakan tarif 100% terhadap Cina mulai 1 November sebagai respons atas pembatasan ekspor unsur tanah jarang oleh Beijing. Namun, pada hari Minggu, Trump melunak dengan menyebut AS tidak bermaksud merugikan Tiongkok melalui kebijakan tersebut.
“Investor pada akhir pekan lalu khawatir akan potensi eskalasi ketegangan antara AS dan Tiongkok. Pagi ini kekhawatiran itu tampaknya mulai mereda,” kata Chris Zaccarelli, Chief Investment Officer Northlight Asset Management, dikutip dari Reuters Selasa (14/10).
Sementara itu, Tim Ghriskey, Senior Portfolio Strategist di Ingalls & Snyder, New York, menilai emas tetap menjadi aset pelindung utama. “Emas adalah perdagangan berbasis ketakutan. Bahkan setelah Trump mundur dari rencana tarif 100%, ketakutan itu masih ada, dan emas secara tradisional menjadi tempat berlindung,” ujarnya.
Selain itu, analis komoditas Bank of America (BofA) menaikkan proyeksi harga emas untuk tahun depan menjadi US$ 5.000 per troy ounce dari sebelumnya US$ 4.400.
Target Harga Saham Emiten Emas ARCI, BRMS, HRTA hingga PSAB
Seiring dengan kenaikan harga emas, emiten-emiten emas di pasar modal Indonesia juga terciprat keuntungan. Sejumlah analis kemudian memberikan target harga masing-masing emiten emas.
D’Origin Advisory menyarankan agar investor masuk ke saham ANTM di harga Rp 3.360 - 3.370, jual jika berada di bawah level 3.300. D’Origin menyatakan ANTM berpotensi naik ke level 3.450-3.480.
Sementara itu, untuk saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), D’Origin menyarankan investor untuk membeli sahamnya di harga Rp 2.360-2.370, jual jika berada di bawah 2.320. Saham MDKA diproyeksikan naik ke level 2.420-2.480. Kemudian, untuk saham BRMS, Panin Sekuritas memberikan target harga di level 1.200.
Adapun Head of Research Retail MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, menyampaikan bahwa tim analis teknikal MNC Sekuritas menetapkan target harga untuk sejumlah emiten emas sebagai berikut:
- PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), trading buy dengan support Rp 3.300 dan resistance Rp 3.440, target harga ke level 3.480-3.510
- PT Archi Indonesia Tbk (ARCI), trading buy dengan support Rp 1.315 dan resistance Rp 1.400, target harga ke level 1.430-1.500
- PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), wait and see dengan area support di Rp 1.025 dan resistance Rp 1.110
- PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA), trading buy dengan support Rp 1.230 dan resistance Rp 1.290, target harga ke level 1.300-1.350
- PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB), wait and see dengan area support di Rp 600 dan resistance di Rp 655
Support merupakan area harga saham tertentu yang diyakini sebagai titik terendah pada satu waktu. Saat menyentuh support, harga umumnya akan kembali naik karena daya beli saham naik.
Sedangkan resistance merupakan tingkat harga saham tertentu yang dinilai sebagai titik tertinggi. Setelah saham menyentuh level ini, biasanya akan ada aksi jual cukup besar hingga laju kenaikan harga tertahan.
