Strategi WIFI Usai Menang Lelang Frekuensi, Ini Target Sahamnya

Nur Hana Putri Nabila
16 Oktober 2025, 07:57
PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI), WIFI, saham
PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI)
Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) melalui Tim Seleksi 1.4 GHz menetapkan anak usaha Surge, PT Telemedia Komunikasi Pratama, sebagai pemenang untuk Region 1 dengan nilai penawaran sebesar Rp 403,76 miliar.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Emiten milik adik Presiden Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) atau Surge membeberkan strategi lanjutan setelah memenangkan lelang pita frekuensi 1.4 GHz Broadband Wireless Access (BWA) untuk Region 1 yang mencakup Pulau Jawa, Papua, dan Maluku.

Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) melalui Tim Seleksi 1.4 GHz menetapkan anak usaha Surge, PT Telemedia Komunikasi Pratama, sebagai pemenang untuk Region 1 dengan nilai penawaran sebesar Rp 403,76 miliar.

Direktur Utama Surge, Yune Marketatmo menjelaskan, wilayah tersebut mencakup lebih dari 60% populasi nasional. Dengan jaringan backbone fiber yang telah terhubung di Pulau Jawa, perusahaan dapat menekan biaya investasi per pelanggan secara signifikan dan meningkatkan efisiensi.

“Ini adalah langkah strategis untuk memperluas konektivitas digital kecepatan tinggi dengan harga terjangkau di Pulau Jawa hingga Papua dan Maluku dengan efisiensi maksimal,” ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (16/10).

Setelah memenangkan lelang frekuensi 1.4 GHz, menurut dia, perusahaan telah memulai tahap perencanaan teknis dan implementasi awal untuk memperluas cakupan serta meningkatkan kualitas layanan.

Fokus utama Surge adalah mengembangkan layanan fixed wireless broadband dan konektivitas residensial berkecepatan tinggi bagi masyarakat. Dengan dukungan efisiensi biaya serta potensi pasar besar di Region 1, Surge optimistis dapat menjadi penggerak utama dalam penyediaan akses digital cepat dan terjangkau di seluruh Indonesia.

Dampak Strategis Bagi Investor

Manajemen menilai kemenangan lelang frekuensi 1.4 GHz bakal berdampak positif terhadap nilai perusahaan melalui optimalisasi aset spektrum strategis dan monetisasi infrastruktur fiber optik yang sudah ada.

Dengan cakupan wilayah yang melebihi 60% populasi nasional, pemanfaatan frekuensi 1.4 GHz secara efisien diyakini dapat meningkatkan margin EBITDA secara berkelanjutan dalam tiga hingga lima tahun ke depan.

Selain itu, efisiensi biaya per pelanggan serta potensi arus kas positif yang lebih cepat akan memperkuat fondasi keuangan perusahaan untuk ekspansi nasional selanjutnya.

Surge menilai langkah ini sebagai investasi jangka panjang dengan risiko rendah dan potensi imbal hasil tinggi, sejalan dengan visi perusahaan untuk menjadi penyedia layanan broadband berbasis infrastruktur terpadu di Indonesia.

Region 1 mencakup Pulau Jawa, Papua, dan Maluku, yang secara kolektif menyumbang sekitar 61 % dari total penduduk Indonesia. Apalagi Pulau Jawa menampung ± 56,1 % populasi nasional, sedangkan Papua dan Maluku menambahkan ± 4–5 %.

Dengan cakupan ini, Region 1 menjadi wilayah dengan potensi pasar terbesar di Indonesia, melampaui gabungan Region 2 dan Region 3 (Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara).

“Dari sisi jumlah rumah tangga dan tingkat adopsi broadband, wilayah ini menyumbang lebih dari 60 % potensi pengguna broadband nasional,” ujar Manajemen WIFI. 

Adapun Surge telah mengoperasikan jaringan backbone fiber optik nasional yang membentang di sepanjang jalur rel kereta Pulau Jawa. Dengan frekuensi 1.4 GHz yang baru dimenangkan, Surge dapat memanfaatkan infrastruktur yang sudah ada untuk mempercepat pembangunan jaringan akses nirkabel berkecepatan tinggi serta menekan biaya operasional.

Target Harga Saham WIFI

Harga saham WIFI diproyeksikan dapat mencapai level Rp 7.800. Analis Sucor Sekuritas Niko Pandowo.  menjelaskan target ini masih tergolong konservatif. 

Menurut Niko, kenaikan ini mempertimbangkan ambisi WIFI untuk memperluas jumlah pengguna dari sekitar 400 ribu saat ini menjadi 40 juta pelanggan dalam lima tahun mendatang. Niko menjelaskan dengan valuasi P/E forward 55x dalam 12 bulan terakhir, apabila kelipatan tersebut bisa bertahan, maka harga saham teoritis WIFI berpotensi menembus Rp 34.400 pada 2030, yang mencerminkan pertumbuhan CAGR sebesar 65%. 

Sucor Sekuritas juga merekomendasikan beli saham WIFI karena didukung oleh dua katalis utama. Pertama potensi akuisisi PT Link Net Tbk (LINK) dan alokasi spektrum 1,4 GHz.

“Faktor-faktor pendorong ini akan memposisikan WIFI sebagai disruptor yang tangguh di pasar broadband tetap Indonesia, serupa dengan peran transformasional Jio di India,” kata Niko dalam risetnya, Jumat (3/10).

Selain itu, Sucor Sekuritas juga memproyeksikan pendapatan WIFI akan tumbuh dengan CAGR 61% dalam lima tahun ke depan. Meskipun proyeksi ini hanya didasarkan pada pencapaian seperempat dari target ambisius manajemen dalam meraih pelanggan

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...