IHSG Diproyeksi Bisa Tembus Level 9.000, Ini Kata Analis dan Saham Rekomendasi

Karunia Putri
17 Oktober 2025, 05:40
Investasi Saham adalah
Pexels
Investasi Saham adalah
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Kepala Riset dan Ekonomi PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rully Arya Wisnubroto memandang, Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG mampu bergerak di antara level 8.800 sampai level 9.000 dalam enam bulan ke depan. Hal itu terjadi  jika euforia saham-saham konglomerat masih terus berlanjut.

Bahkan menurut Rully, level tersebut dapat dicapai jika saham-saham konglomerat Tanah Air tersebut mampu bertengger di indeks bergengsi International seperti Morgan Stanley Capital International (MSCI) periode November.

“Ya mungkin akan naik lagi ke 8.800 bahkan 9.000,” kata Rully di Mirae Asset Sekuritas Investment House SCBD, Kamis (16/10). Kendati demikian, menurut Rully, jika memperhitungkan gerak IHSG berdasarkan fundamental masing-masing emiten di pasar modal saat ini, IHSG masih dipatok bergerak di level 7.000.

“Kalau kita bicara fundamental doang ya saya rasa mungkin IHSG kita masih di 7.000-an,” ujarnya.

Rully juga menanggapi pandangan bahwa IHSG saat ini mungkin sudah berada pada posisi overvalue. Menurutnya, hal itu memang bisa saja terjadi jika dilihat dari rasio harga terhadap laba atau price to earnings (P/E) ratio. Namun, ia menilai sulit menyebut pasar saham saat ini benar-benar overvalue, sebab pergerakan harga saham banyak dipengaruhi oleh ekspektasi investor.

Ia menambahkan, saham-saham dengan fundamental kuat sedang tidak seaktif saham yang menjadi penopang utama indeks saat ini, seperti saham konglomerasi pengusaha besar dan saham gorengan. “Bukan berarti saham fundamental itu kurang likuid, tapi mereka lebih mencerminkan kondisi ekonomi yang sebenarnya,” ujarnya.

Lebih lanjut, Rully menilai bahwa meskipun volatilitas pasar berpotensi meningkat, prospek pasar saham Indonesia masih positif, didukung oleh arah kebijakan fiskal yang lebih pro-pertumbuhan serta fundamental makroekonomi yang solid. Menurut dia, penunjukan Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan berpotensi mengubah fokus kebijakan menuju pertumbuhan ekonomi yang lebih agresif, meskipun tetap perlu menjaga disiplin fiskal.

“Investor perlu tetap adaptif terhadap dinamika global dan domestik. Secara umum, prospek pasar masih menarik,” ujar Rully.

Rully menjelaskan, koreksi pasar saham saat ini dipengaruhi oleh meningkatnya ketidakpastian global, naiknya harga emas, serta arus keluar modal asing dari pasar obligasi yang mencapai Rp 45,8 triliun sepanjang September–Oktober. Kendati demikian, sejak awal tahun pasar saham Indonesia masih mencatatkan net buy dari investor asing.

Dalam kondisi tersebut, Tim Riset Mirae Asset merekomendasikan strategi buy on weakness, pada sejumlah saham yang dinilai berpotensi mengalami pemulihan sentimen pada kuartal keempat, seiring dengan ekspektasi penurunan suku bunga dan stabilitas nilai tukar.

Berikut rinciannya:

  • PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM)
  • PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR)
  • PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL)
  • PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA)
  • PT Kalbe Farma Tbk (KLBF)
  • PT Barito Pacific Tbk (BRPT). 

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Karunia Putri

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...