Respons Bos BRMS Soal Ramalan Masuk Rebalancing MSCI, Intip Kinerja Usaha

Karunia Putri
5 November 2025, 14:38
BRMS
www.bumiresources.com
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Emiten tambang emas milik Grup Bakrie PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) optimistis kinerja positif perseroan dapat membuka peluang untuk masuk ke lebih banyak indeks global. Terbaru, BRMS dijagokan sejumlah analis untuk masuk dalam indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) yang dijadwalkan akan melakukan penyusunan ulang atau rebalancing indeks periode November hari ini, Rabu (5/11).

Indeks MSCI adalah indeks yang dirancang oleh Morgan Stanley Capital International untuk mencerminkan pergerakan harga saham dalam berbagai kategori, termasuk emiten di negara maju dan berkembang. Adapun MSCI merupakan perusahaan investasi global yang telah berkiprah lebih dari 50 tahun riset, data dan teknologi yang mendukung investasi

Direktur BRMS Herwin Wahyu Hidayat mengatakan, saat ini saham BRMS telah tercatat dalam sejumlah indeks bergengsi seperti IDX80, KOMPAS100, FTSE Small Cap dan MSCI Small Cap pada periode September tahun lalu. Menurutnya, semakin banyak indeks yang memasukkan saham BRMS, semakin baik bagi visibilitas dan daya tarik investor terhadap emiten tersebut.

“Formulanya memang tergantung MSCI. Tapi kalau bisa masuk ke Big Cap, tentu itu pencapaian yang sangat bagus. Siapa yang tidak mau?” ujar Herwin ketika di temu wartawan usai pergelaran paparan publik BRMS di Jakarta, Rabu (5/11).

Herwin mengatakan, manajemen BRMS berkomitmen menjaga fundamental perusahaan agar tetap solid. Hal itu sesuai senada dengan penuturan Direktur Utama BRMS Agoes Projosasmito. 

Dia menekankan pentingnya pencapaian target produksi, peningkatan cadangan dan sumber daya tambang serta perbaikan kinerja keuangan. “Kalau kinerja bisa terus membaik, harapan untuk masuk ke indeks besar seperti MSCI Big Cap akan mengikuti dengan sendirinya,” ujarnya.

Sementara itu, Agoes menambahkan, saat ini porsi saham publik atau free float BRMS mencapai lebih 30%. Sementara itu, salah satu syarat masuknya suatu saham ke dalam indeks MSCI adalah minimal 15% saham harus dimiliki oleh publik dan aktif diperdagangkan.

“Jadi ini [free float] besar, ini bukan kacang-kacangan,” kata Agoes.

Agoes mengatakan, jika BRMS dapat masuk ke dalam indeks MSCI, maka perseroan akan lebih giat melakukan dan mengincar target ekspansi bisnis ke depannya. 

“Aku makin nggak bisa tidur. Aku akan cari-cari, mana aset yang bagus yang bisa aku akuisisi,” ujarnya sambil berkelakar.

Seiring dengan ramalan masuknya emiten Grup Bakrie ini dalam rebalancing MSCI serta kinerja keuangan yang moncer hingga triwulan ketiga 2025, analis UOB Kay Hian Sekuritas Benyamin, menaikkan target harga BRMS menjadi ke level 1.080 dari sebelumnya di level 975.

Menurut benyamin, kinerja BRMS tercatat solid sepanjang sembilan bulan pertama 2025, didukung oleh harga jual emas (gold ASP) yang tinggi dan volume penjualan yang kuat. Meski produksi jangka pendek berpotensi melambat akibat proses peningkatan kapasitas di CIL Plant 1 serta pekerjaan penyesuaian (pushback), prospek pertumbuhan jangka panjang perusahaan dinilai tetap terjaga.

Kenaikan target harga ini mencerminkan revaluasi struktural yang didorong oleh ekspansi kapasitas, peningkatan aktivitas tambang bawah tanah (underground mine ramp-up), serta potensi kenaikan cadangan tembaga di masa mendatang.

Kinerja Keuangan BRMS Hingga Kuartal III

Adapun BRMS membukukan laba bersih US$ 37,90 juta atau sekitar Rp 632,75 miliar (kurs Rp 16.692 terhadap dolar AS). Capaian ini melesat 129% dibandingkan dengan laba bersih perseroan pada periode yang sama 2024 sebesar US$ 15,65 juta. 

Mengutip laporan kinerja keuangan kuartal III yang disampaikan BRMS kepada Bursa Efek Indonesia, BRMS mencatatkan penjualan sebesar US$ 183,57 juta, naik 69% dibandingkan periode yang sama tahun lalu  US$ 108,47 juta.  

Direktur dan Chief Financial Officer BRMS, Charles Gobel mengatakan, peningkatan kinerja keuangan perseroan terjadi karena dua faktor utama, yaitu kenaikan produksi emas dan melejitnya harga jual emas. 

“Produksi emas kami naik sebesar 25% dari 45.366 oz di 9M [9 bulan] 2024 menjadi 56.552 oz di 9M 2025. Harga jual emas juga meningkat sebesar 34% dari $ 2.347 di 9M 2024 menjadi $3.156 di 9M 2025,” ujar Charles dalam keterangan resminya dikutip Rabu (29/10).

Sepanjang periode Januari-September 2025, BRMS telah menjual sebanyak 1,759 kilogram emas, naik dibandingkan emas yang dijual BRMS pada periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 1,411 kg emas. Dalam catatan pos penjualan, total emas yang dijual perseroan senilai US$ 178,50 juta dan perak senilai US$ 5,07 juta.

Seiring dengan naiknya pendapatan BRMS, beban pokok penjualan perseroan juga menebal menjadi US$ 80,32 juta dari US$ 56,09 juta.



Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Karunia Putri

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...