Sederet Strategi BEI Perkokoh Pasar Modal, Ubah Free Float hingga IPO Lighthouse
Bursa Efek Indonesia (BEI) besama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah menyiapkan sejumlah strategi untuk memperkuat struktur dan kedalaman pasar modal nasional dalam beberapa tahun ke depan. Direktur Utama BEI Iman Rachman menyampaikan bahwa master plan baru tersebut telah rampung dan akan mulai diimplementasikan secara bertahap.
Salah satu fokus utama dalam rencana strategis ini adalah peningkatan porsi saham publik atau free float hingga 25% secara bertahap, pemburuan enam perusahaan untuk pencatatan saham perdana (IPO) tahun depan, serta target menjadikan BEI sebagai bursa terbaik ke-10 di dunia.
Free Float Naik hingga 25% Secara Bertahap
Iman menyebut pihaknya telah berkoordinasi bersama OJK untuk meningkatkan free float menjadi 25% secara bertahap. Untuk merealisasikan target tersebut, dia menyebut akan menaikkan ketentuan free float menjadi 10% terlebih dahulu, dari sebelumnya 7,5%.
“Ini sudah menjadi kajian kita yang sangat serius dan mudah-mudahan bisa kita terapkan dalam waktu dekat ya,” ujar Inarno dalam Media Gathering BEI di Bali, Sabtu (15/11).
Ia mengakui, ketentuan 7,5% masih tertinggal dari negara-negara regional. Sementara target jangka panjang sebesar 25% tidak bisa diberlakukan langsung karena akan berdampak besar pada emiten. Oleh karena itu, kenaikan akan dilakukan bertahap, dengan tahap awal menjadi 10% kemudian 15% hingga dapat mencapai target sebesar 25%.
Menjadi Bursa Terbaik ke-10 di Dunia
Target selanjutnya adalah menduduki posisi sebagai bursa terbaik ke-10 di dunia pada 2030. Iman mengatakan bidikan tersebut akan menyasar dari sisi kapitalisasi pasar maupun nilai transaksi harian. Adapun saat ini BEI berada di peringkat 21 sebagai bursa dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia. Dari sisi nilai transaksi harian atau RNTH, posisi BEI berada di peringkat 17 dunia, dan sudah melampaui Singapura.
“Jadi, jangan merasa bahwa kita belum apa-apa. Posisi kita sudah cukup kuat,” kata Iman.
Target peringkat 10 disebutnya sengaja dibuat agresif. Dia menyebut, jika mematok target di angka 15 dianggap kurang menantang karena saat ini peringkat BEI sudah mencapai posisi ke-17.
Kapitalisasi Pasar terhadap PDB Ditargetkan Menjadi 80%
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi menyebut, pihaknya bersama BEI telah menargetkan rasio kapitalisasi pasar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai lebih dari 80% pada 2030. Sebelumnya, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2025-2029, OJK telah memberikan target kapitalisasi pasar modal terhadap PDB sebesar 68%.
Nyatanya, target tersebut telah berhasil diraih bursa, di mana saat ini kapitalisasi pasar modal Indonesia terhadap PDB mencapai angka 68,18%. Hingga akhir tahun ini, otoritas berupaya dapat mencapai angka 70%.
“Syukur alhamdulillah kita nggak perlu menunggu 2029 saat ini sudah menyentuh 69,18%,” kata Inarno.
Target 555 Efek Tercatat pada 2026
Selanjutnya, BEI menargetkan total 555 efek tercatat pada 2026, dengan 50 perusahaan IPO setiap tahun. Untuk investor, BEI menargetkan penambahan dua juta investor baru setiap tahun menuju 20 juta single investor identification (SID).
Adapun hingga akhir Oktober 2025, jumlah investor pasar modal Indonesia telah mencapai 19.154.487 SID.
Pada 2026, BEI juga menyiapkan peluncuran sistem perdagangan dan pengawasan baru dengan kapasitas tiga kali lebih besar dari sistem saat ini, untuk mengakomodasi pertumbuhan transaksi dan perluasan produk pasar modal.
Membidik IPO Lighthouse 6 Perusahaan pada 2026
Sementara itu, Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Nyoman Gede Yetna menyatakan, pihaknya secara internal telah membidik enam (6) perusahaan mercusuar atau lighthouse company dapat mencatatkan perdana sahamnya atau initial public offering (IPO) pada 2026. Angka tersebut naik satu poin dibandingkan target bursa pada tahun ini, yakni lima perusahaan lighthouse.
Lighthouse company merupakan perusahaan mercusuar yang ditargetkan bursa untuk IPO setiap tahunnya. Perusahaan tersebut memiliki dua karakteristik, yaitu minimum kapitalisasi pasar sebesar Rp 3 triliun dan realisasi porsi saham publik atau free float minimal 15%.
Adapun BEI menargetkan perusahaan yang dapat melantai di bursa lewat IPO sebanyak 50 perusahaan.
“Kita [targetkan] 6 secara internal. Lighthouse [nantinya akan] kombinasi,” ujar Nyoman.
