Harga Bitcoin Runtuh, Pasar Saham Asia Ikut Terseret ke Zona Merah

Nur Hana Putri Nabila
18 November 2025, 15:53
Bitcoin
shutterstock
Bitcoin
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Bitcoin anjlok di bawah US$ 90.000 atau sempat menyentuh ke US$ 89.286 pukul 13.52 WIB. Padahal pada Oktober Bitcoin sempat menyentuh level tertinggi sepanjang masa di US$ 126.272.

Kemudian pada hari ini, Selasa (18/11) pukul 15.25 WIB harga Bitcoin tercatat berada di level US$ 90.679, melemah 1,55% atau turun US$ 1.423. Kemudian dalam seminggu terakhir turun 14,36%, sebulan Bitcoin anjlok 15,36% dan enam bulan terakhir terperosok hingga 17,27%.

Adapun kapitalisasi pasar Bitcoin tercatat US$ 1,81 triliun, dengan suplai beredar sekitar 19,95 juta BTC, mendekati suplai maksimum 21 juta BTC. Volume perdagangan harian mencapai US$ 113,66 miliar, dan rasio volume terhadap market cap berada di 0,0391.

 Seiring dengan anjloknya BItcoin, saham di Asia seluruhnya anjlok.  Indeks Shanghai Composite turun 0,81%, Nikkei anjlok 3,03%, Straits Times turun 0,80% dan Hang Seng merosot 1,72%.

Tak hanya itu, Indeks Harga Saham Gabunagn atau IHSG juga kena imbasnya dengan merosot 0,65% ke 8.361 pada perdagangan saham hari ini pukul 15.31 WIB. Volume yang diperdagangkan tercatat 36,65 miliar dengan nilai transaksi Rp 16,86 triliun, dan kapitalisasi pasarnya mencapai Rp 15.320.

Berdasarkan pemberitaan Reuters, pasar kripto tertekan diiringi keraguan terhadap prospek pemotongan suku bunga AS dan melemahnya sentimen pasar global pasca reli panjang. Hal it yang membuat harga aset digital terus merosot.

Co-chair Asosiasi Web3 Hong Kong, Joshua Chu, mengatakan aksi jual beruntun kian membesar karena banyak perusahaan publik dan institusi memilih melepas setelah sebelumnya masuk besar-besaran saat melonjak. 

“Ketika dukungan melemah dan ketidakpastian makro meningkat, kepercayaan dapat terkikis dengan kecepatan yang luar biasa,” ujarnya dikutip Reuters, Selasa (18/11). 

Kripto Ether juga tak luput dari tekanan. Setelah berbulan-bulan merosot, aset kripto terbesar kedua itu telah kehilangan hampir 40% nilainya dari puncak di atas US$ 4.955 pada Agustus. Pada Selasa, ether diperdagangkan 1% lebih rendah di sekitar US$ 2.997.

Adapun anjloknya bitcoin sejak awal tahun turut memicu kekhawatiran. Pada April, aksi jual besar-besaran di saham setelah pengumuman tarif AS. Hal itu muncul pandangan bahwa penurunan kripto bisa menjadi indikator awal atau memberi dampak lebih luas ke pasar lain.

Kepala investasi Astronaut Capital, Matthew Dibb, menilai sentimen di pasar kripto masih lemah sejak terjadinya likuidasi leverage pada Oktober. 

“Level dukungan berikutnya adalah US$75.000, yang bisa tercapai jika volatilitas pasar tetap tinggi,” katanya.

 
 

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...