Prospek TOBA Kala Tunggu Lampu Hijau Ekspor Listrik Bersih ke Singapura

Nur Hana Putri Nabila
27 November 2025, 11:45
singapura, toba, tbs energy
123RF.com/Phuong Nguyen Duy
Ilustrasi.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) masih menanti regulasi yang akan mengatur ekspor listrik bersih ke Singapura. Perusahaan tengah berencana untuk menaikan kapasitas setrum Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung Tembesi, Batam.

Rencana untuk meningkatkan kapasitas listrik PLTS Tembesi ini menjadi bagian dari strategi besar TBS Energi Utama untuk masuk ke kawasan industri di Batam sekaligus membuka peluang ekspor ke Singapura. 

Direktur TOBA Juli Oktarina menyebut, kapasitas PLTS Tembesi yang ditingkatkan akan disesuaikan dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN. Namun, ia enggan menginformasikan berapa target tersebut. 

“Ada ke depannya karena itu nanti sesuai dengan RUPTL PLN,” kata Juli ketika ditemui di Jakarta, Kamis (20/11) lalu.

TOBA menargetkan proyek dengan kapasitas awal 46 megawatt (MW) ini bakal beroperasi komersial atau commercial operation date (COD) pada kuartal pertama 2026. Pihaknya pun siap menjalin kerja sama jual beli listrik ke Singapura tetapi masih menunggu regulasi yang akan mengatur jual beli listrik.

“Kami menunggu peraturan dari pemerintah seperti apa. itu pembagian tanggung jawabnya seperti apa, karena melewati daerah Indonesia dan Singapura, kami sebagai investor siap saja,” ucap Juli. 

 Senior Equity Research Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas menyebut, prospek TOBA akan jauh lebih menarik jika ekspor listrik hijau terealisasi. Ia mengatakan, pergeseran TBS Energi Utama dari bisnis batu bara ke energi terbarukan menempatkan perusahaan pada jalur yang tepat. Menurutnya langkah ini sejalan dengan permintaan Singapura, yang hanya menerima pasokan listrik rendah karbon atau low-carbon electricity.

“Sehingga pemain green energy otomatis mendapat premium positioning,” ucap Sukarno kepada Katadata.co.id, Kamis (26/11). 

Dari sisi fundamental, Sukarno juga menilai pasar listrik Singapura menawarkan tarif lebih tinggi dan kontrak jangka panjang. Ia menilai ekspor listrik bersih berpotensi menghasilkan recurring revenue yang lebih stabil serta margin lebih tebal dibanding penjualan domestik. 

Meski begitu, ia menyebut dampaknya terhadap kinerja TOBA belum bisa dipastikan signifikan, mengingat proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung Tembesi, Batam tidak terkonsolidasi dalam laporan keuangan perusahaan. Adapun struktur kepemilikan saham usaha patungan ini terbagi atas 51% milik PLN Nusantara Renewables dan 49% milik PT Batam Tirta Surya.

Ekspansi ke Luar Negeri  

Adapun salah satu pencapaian penting TBS pada paruh kedua 2025 adalah peluncuran identitas baru CORA Environment, yang menggantikan Sembcorp Environment di Singapura.  Melalui CORA, TBS memperluas proyek pembangkit listrik menjadi sampah atau waste-to-energy di tingkat regional sekaligus mempercepat transfer teknologi ke Indonesia. 

CORA kini menjalankan layanan pengumpulan, daur ulang, insinerasi, dan pemulihan sumber daya berbasis digital untuk meningkatkan efisiensi dan kepatuhan lingkungan. Dalam lima tahun ke depan, CORA menyiapkan investasi lebih dari S$200 juta atau sekitar Rp 2,56 triliun.   

Hal itu untuk memperkuat jaringan pengelolaan limbah, termasuk pembangunan infrastruktur daur ulang yang ditargetkan selesai pada 2026. Manajemen TOBA mengungkapkan bisnis pengelolaan limbah TBS yang dimulai sejak 2018 menunjukkan hasil positif, terutama setelah ekspansi ke pasar Singapura.   

Torehan ini menjadi modal penting bagi TBS untuk memperluas jangkauan ke negara-negara Asia Tenggara lain seperti Thailand, Vietnam, dan Malaysia, dengan fokus pada pengembangan infrastruktur waste-to-energy, daur ulang, serta kerja sama lintas kebijakan lingkungan.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...