Tujuh Perusahaan Jumbo Akan IPO, Neo Energy dan Titan Infra Susul Superbank?

Nur Hana Putri Nabila
1 Desember 2025, 08:55
ipo, bei, superbank, neo energy,
Katadata/Fauza Syahputra
Pengunjung berada di dekat layar yang menampilkan pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (12/11/2025).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Bursa Efek Indonesia atau BEI menyebutkan ada tujuh calon emiten berskala besar atau aset di atas Rp 250 miliar, yang mengantre untuk mencatatkan perdana saham atau initial public offering (IPO). Neo Energy dan Titan Infra akan menyusul Superbank?

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, berdasarkan klasifikasi aset perusahaan merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017, total ada 13 perusahaan dalam pipeline. Sebanyak empat di antaranya berskala menengah dengan aset Rp 50 miliar sampai Rp 250 miliar, serta dua memiliki aset di bawah Rp 50 miliar.

“Per 28 November, ada 13 perusahaan dalam pipeline IPO saham," tulis Nyoman dalam laporan, dikutip Senin (1/12). 

Dari 13 calon emiten itu, tujuh di antaranya memakai laporan keuangan per Juni 2025. Ia berharap perusahaan dapat melantai di BEI pada akhir tahun ini. 

“Apabila tidak terdapat concern terkait penawaran umum dan pencatatan oleh OJK dan BEI, maka kami berharap perusahaan-perusahaan itu dapat melaksanakan IPO pada sisa tahun ini,” kata Nyoman.

Berdasarkan laman e–IPO, terdapat satu lighthouse company yani Superbank Indonesia. Lighthouse company merupakan perusahaan mercusuar yang umumnya memiliki dua karakteristik, yaitu minimum kapitalisasi pasar Rp 3 triliun dan porsi saham publik atau free float minimal 15%.

Bank digital di bawah grup PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) itu dijadwalkan melantai pada 17 Desember. Dalam IPO ini, Superbank (SUPA) berencana melepas maksimal 4,40 miliar saham baru atau setara 13% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.

Setiap saham memiliki nilai nominal Rp 100 dengan harga penawaran di kisaran Rp 525 hingga Rp 695 per lembar. Dengan demikian, perusahaan berpotensi mengantongi dana segar hingga Rp 3,06 triliun.

Superbank telah menunjuk empat sekuritas untuk mengantarkan proses IPO, yakni PT Mandiri Sekuritas, PT CLSA Sekuritas Indonesia, PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk, dan PT Sucor Sekuritas. 

Sinyal IPO Neo Energy dan Titan Infra

Nyoman sebelumnya menyebut ada tiga lighthouse company yang akan melantai di BEI. Bocoran sektornya yakni finansial, pertambangan, hingga infrastruktur. Dari finansial, yakni Superbank Indonesia. 

Sementara dari sektor non-keuangan, calon kuat datang dari PT Anugrah Neo Energy Materials, perusahaan tambang nikel dan pengembang rantai pasok baterai kendaraan listrik. Sinyal lainnya datang dari PT Titan Infra Sejahtera, raksasa logistik energi dan batu bara dari Sumatera Selatan.

PT Anugrah Neo Energy Materials disebut bersiap IPO di BEI pada akhir tahun ini. Bahkan, berdasarkan rumor pasar, Neo Energy dikabarkan tengah melaksanakan proses Pre-Deal Investor Education (PDIE).  

Rumor yang beredar itu juga menyebut bahwa raksasa baterai ternama sekaligus mitra strategis Volkswagen Group asal Cina, Gotion High-Tech akan resmi bergabung sebagai mitra strategis Neo Energy.  Skemanya, Gotion dikabarkan akan mengambil porsi saham pada proyek HPAL (High-Pressure Acid Leaching) milik ANEM. 

Perusahaan juga bakal menyediakan transfer teknologi dan jaminan pembelian (offtake) untuk produk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP). Selain itu, Gotion disebut akan bertindak sebagai standby buyer dalam rencana IPO ANEM.

Namun hingga saat ini belum diketahui berapa besaran porsi dan nilai investasi. Perusahaan juga belum menyampaikan jadwal hingga berapa jumlah saham yang ditebar saat IPO.

Di sisi lain, PT Titan Infra Sejahtera yang merupakan induk usaha dari Titan Infra Energy Group juga tengah memperkuat ekspansi infrastruktur energi. Perusahaan yang berdiri sejak 2005 ini mengelola tambang batu bara, pelabuhan, dan jasa logistik energi di Sumatera Selatan.

Sinyal Titan Infra berencana IPO tahun ini disampaikan dalam salah satu pemberitaan yang dimuat di laman resmi perusahaan. Rencana IPO ini juga sudah diungkap pada 2024, dengan target melepas 10% saham.

Presiden Komisaris Titan Infra Suryo Suwignjo mengatakan, meski harga batu bara global menurun, perusahaan tetap melanjutkan ekspansi terukur. Suryo menambahkan, kinerja Titan Infra menunjukkan tren positif pada lima bulan pertama tahun 2025. 

 "Reputasi dan brand awareness perusahaan yang semakin kuat di industri batu bara menjadi modal besar dalam menghadapi rencana IPO pada 2025,” kata Suryo seperti dikutip dari laman resmi perusahaan, Senin (1/12).  

Katadata.co.id sudah berupaya mendapatkan konfirmasi dari manajemen Neo Energy dan  Titan Infra Sejahtera mengenai kabar IPO ini. Namun hingga berita ini ditayangkan belum ada informasi resmi dari perusahaan. 

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...