Deret Saham Potensial di Momen Santa Claus Rally, Ada JPFA, MEDC hingga ARTO

Karunia Putri
15 Desember 2025, 10:19
Top Gainers Saham Kamis 25 September 2025
Freepik.com
Top Gainers Saham Kamis 25 September 2025
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Menjelang libur panjang Natal dan Tahun Baru, pasar saham domestik berpeluang mendapat dorongan dari fenomena Santa Claus Rally. Istilah ini merujuk pada kecenderungan kenaikan imbal hasil saham pada lima hari perdagangan terakhir di Desember hingga dua hari awal Januari. Analis merekomendasikan saham-saham sektor konsumer, energi hingga perbankan.

Retail Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) Indri Liftiany Travelin Yunus mengatakan, ia menilai pasar saham Indonesia saat ini berada di fase akhir tahun yang kerap diwarnai aksi window dressing dan Santa Claus Rally

“Kami menilai, IHSG masih memiliki peluang untuk dapat melanjutkan penguatannya pada pekan ini dan akan bergerak bervariasi cenderung menguat dalam rentang support 8.570 dan resistance 8.800,” kata Indri dalam keterangan resmi dikutip Senin (15/12).

Indri kemudian merekomendasikan beberapa saham yang dapat dicermati menjelang Santa Clauss Rally. Pertama, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) dengan rekomendasi beli di level 2.640 dan target harga 2.800. Saham ini dinilai membentuk pola bullish falling wedge dengan risiko relatif rendah.

Kedua, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) direkomendasikan beli saat breakout di level 1.340 dengan target harga 1.445. Secara teknikal, saham ini membentuk pola marubozu dan mulai mencatatkan aliran dana masuk.

Ketiga, PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) direkomendasikan beli di level 8.200 dengan target harga 8.800. Saham ini dinilai menunjukkan tanda technical rebound, didukung kinerja laba bersih sembilan bulan 2025 yang naik 44,15 persen akibat penurunan beban lain-lain.

Selain itu dia mengimbau investor untuk mencermati sentimen kunci lainnya pada periode perdagangan 15–19 Desember 2025. Dari global, pasar menanti rilis data Non Farm Payrolls Amerika Serikat Oktober dan November yang diperkirakan turun drastis hingga sekitar 55 ribu. 

S&P Global Composite PMI Flash AS Desember diproyeksikan sedikit melemah namun masih berada di zona ekspansi. Inflasi AS November juga diperkirakan turun tipis ke level 3%. Sementara itu, berdasarkan konsensus data ekonomi Amerika Serikat, kondisi ini membuka peluang bagi The Fed untuk melanjutkan pemangkasan suku bunga pada kuartal pertama 2026.

Dari dalam negeri, perhatian pasar tertuju pada keputusan Bank Indonesia terkait suku bunga acuan. Konsensus pasar memperkirakan BI memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin ke level 4,5 persen.

Meski demikian, IPOT menilai Bank Indonesia cenderung tidak akan terburu-buru memangkas suku bunga dalam waktu dekat. Pemangkasan diperkirakan baru dilakukan pada awal 2026. Kondisi ini dinilai tetap kondusif bagi aliran dana masuk ke pasar saham.

“Di sisi lain, kami menilai fokus para pelaku pasar saat ini tengah tertuju pada beberapa emiten yang dinilai memiliki potensi besar untuk masuk dalam rebalancing indeks MSCI, sehingga banyak yang mengambil momentum kenaikan harga secara teknikal tersebut,” kata Indri.

Potensi Sektor Perbankan

Sementara itu, Senior Research Analyst Henan Putih Sekuritas James Widjaja menilai sektor perbankan berpotensi tampil menonjol pada periode Santa Claus Rally. Dengan ekspektasi perbaikan kinerja laba pada 2026, ia menilai saham-saham bank masih memiliki ruang untuk mengejar ketertinggalan dan berpeluang menjadi tema catch-up trade berikutnya.

“Kami melihat sektor perbankan berpotensi menjadi catch-up play yang menarik,” kata James kepada Katadata.co.id.

Dia menyebut, di tengah penguatan IHSG dalam beberapa waktu terakhir, kinerja saham perbankan terpantau relatif tertinggal. Kondisi ini sejalan dengan adanya rotasi sementara dana investor dari sektor finansial ke komoditas. Namun, situasi tersebut justru membuka peluang bagi saham bank, mengingat valuasi sektor ini dinilai semakin atraktif dan berada pada level diskon.

Henan Putih Sekuritas pun merekomendasikan saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dengan target harga 5.000 serta PT Bank Jago Tbk (ARTO) dengan target harga 2.500.

“Kedua bank tersebut kami pandang berpotensi diuntungkan dari perbaikan kondisi likuiditas yang kami perkirakan akan terjadi pada 2026,” ujarnya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Karunia Putri

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...