Saham Penopang IHSG Sepanjang 2025: DSSA, PTRO, dan CUAN Motor Sektor Energi
Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang tahun berjalan ditopang oleh sejumlah saham unggulan lintas sektor yang mencatatkan aktivitas transaksi dan nilai perdagangan signifikan. Di tengah tekanan koreksi indeks dan melemahnya likuiditas harian, saham-saham berkapitalisasi besar dan saham sektoral tertentu tetap menjadi jangkar pergerakan IHSG, terutama yang didukung aliran dana investor asing.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing mencatatkan beli bersih Rp 4,03 triliun sepanjang periode 22–24 Desember 2025. Namun, pada periode yang sama IHSG terkoreksi 0,83% dan ditutup di level 8.537,91.
Tekanan terhadap indeks terjadi seiring penurunan rata-rata nilai transaksi harian sebesar 30,91% menjadi Rp 23,69 triliun serta penyusutan volume transaksi sebesar 18,44% menjadi 38,33 miliar saham. Kapitalisasi pasar bursa juga turun 1,17% menjadi Rp 15.603 triliun.
Memasuki pekan keempat Desember 2025, sejumlah saham tercatat menjadi penahan utama pelemahan IHSG. Saham PT MD Entertainment Tbk (FILM) menjadi penopang terbesar dengan kontribusi 23,49 poin indeks, seiring lonjakan harga saham yang melesat lebih dari 32% dalam sepekan.
Selain FILM, saham berkapitalisasi besar juga berperan penting menjaga pergerakan indeks. PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) menyumbang 5,44 poin indeks, diikuti PT Vale Indonesia Tbk (INCO) sebesar 4,70 poin dan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dengan kontribusi 4,49 poin.
Saham Penahan Pelemahan IHSG Sepanjang Tahun
Jika ditarik lebih panjang, data perdagangan BEI menunjukkan IHSG sepanjang tahun berjalan hingga November 2025 ditopang sektor-sektor dengan nilai transaksi besar dan pertumbuhan solid. Sektor energi dan basic materials menjadi motor utama likuiditas pasar, masing-masing mencatatkan nilai transaksi Rp 476,70 triliun dan Rp 471,40 triliun, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 43,78% dan 24,17%.
Di sektor energi, saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), PT Petrosea Tbk (PTRO), dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) mendominasi aktivitas transaksi. Ketiganya menjadi saham paling aktif diperdagangkan di sektor ini sepanjang tahun berjalan.
Sementara itu, di sektor material dasar, saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), dan PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) menjadi kontributor utama likuiditas, seiring kuatnya minat investor terhadap saham berbasis komoditas.
Dari sektor konsumsi dan industri, saham PT Astra International Tbk (ASII), PT United Tractors Tbk (UNTR), PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), hingga PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) turut menjaga stabilitas pergerakan indeks di tengah volatilitas pasar.
Sektor keuangan tetap menjadi jangkar utama IHSG dengan nilai transaksi terbesar mencapai Rp 782,58 triliun atau sekitar 29,19% dari total perdagangan di bursa. Aktivitas sektor ini didominasi saham perbankan besar, yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).
Di luar sektor konvensional, sektor properti dan teknologi mencatatkan lonjakan transaksi tertinggi secara tahunan. Sektor properti tumbuh 114,18% YoY dengan nilai transaksi Rp 105,73 triliun, ditopang saham PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI), PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK), dan PT Sentul City Tbk (BKSL).
Sektor teknologi juga mencatatkan lonjakan signifikan dengan nilai transaksi Rp 150,50 triliun. Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI), dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) menjadi kontributor utama di sektor ini.
Sektor infrastruktur membukukan nilai transaksi Rp 236,71 triliun dengan pertumbuhan 9,74% YoY. Saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) menjadi penopang utama sektor ini, diikuti PT Chandra Daya Investama Tbk (CDIA).
Sementara itu, sektor kesehatan mencatatkan nilai transaksi Rp 51,94 triliun, meski terkoreksi 22,74% secara tahunan. Saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Hermina Tbk (HEAL), dan PT Mitra Keluarga Tbk (MIKA) tetap menjadi saham dengan aktivitas transaksi terbesar di sektor ini.
