Menilik Rapor Emiten Properti di 2025: PANI, CTRA, hingga BKSL, Intip Geraknya
Kinerja saham sektor properti mencatatkan penguatan signifikan sepanjang 2025. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks properti naik 53,40% sejak awal tahun dari posisi 764,62 poin pada 2 Januari 2025 menjadi 1.172,94 poin pada penutupan perdagangan 30 Desember 2025.
Penguatan tersebut ditopang oleh sejumlah sentimen positif. Salah satunya kebijakan pemerintah yang memperpanjang insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) sebesar 100% hingga 31 Desember 2027.
Insentif ini dinilai mampu menjaga daya beli masyarakat, khususnya kelas menengah sekaligus mendorong pertumbuhan sektor properti yang memiliki efek berganda besar terhadap perekonomian.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa sebelumnya menyatakan perpanjangan fasilitas PPN DTP dilakukan untuk menopang konsumsi domestik dan memperkuat kinerja sektor properti.
Selain kebijakan fiskal, sentimen positif juga datang dari sisi moneter. Bank Indonesia (BI) tercatat telah menurunkan suku bunga acuan sebanyak lima kali sepanjang 2025. Saat ini, suku bunga BI berada di level 4,75% yang dinilai memberikan ruang bagi peningkatan permintaan properti melalui penurunan biaya kredit.
Seiring dengan itu, sejumlah saham properti mencatatkan lonjakan tajam dan menjadi penggerak utama indeks sektor ini. Saham PT Trimitra Prawara Goldland Tbk (ATAP) melonjak hingga 2.380% secara year to date (ytd). Saham PT Triniti Dinamik Tbk (TRUE) melesat 1.135% ytd, sementara PT Perintis Triniti Properti Tbk (TRUE) naik 908,93% sejak awal tahun.
Kenaikan juga terjadi pada saham PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) yang melompat 275% ytd. Adapun saham PT Jaya Sukses Makmur Sentosa Tbk (RISE) melesat 780,49% ytd dan PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) naik 115,52% sepanjang tahun ini.
Namun, tren berbeda justru terjadi pada saham-saham properti berkapitalisasi besar. Sejumlah emiten papan atas tercatat mengalami koreksi harga saham sepanjang 2025. Saham PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) turun 20,88% ytd, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) terkoreksi 4,23%, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) melemah 15,08%, dan PT Ciputra Development Tbk (CTRA) turun 15,31% secara ytd.
Menilik Fundamental Emiten Properti
Dari sisi kinerja keuangan, emiten properti mencatatkan capaian yang beragam dengan mayoritas mencatatkan kenaikan.
PT Sentul City Tbk (BKSL), misalnya, membukukan laba bersih sebesar Rp 71,94 miliar hingga akhir September 2025. Angka tersebut melonjak 161,40% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 27,52 miliar. Kenaikan laba ditopang oleh pertumbuhan pendapatan yang meningkat 96,24% menjadi Rp 836,97 miliar hingga kuartal ketiga 2025, dari Rp 426,42 miliar pada periode sebelumnya.
Sementara itu, PWON mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,72 triliun sepanjang periode Januari–September 2025, naik 3,61% dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,66 triliun. Kenaikan laba tersebut sejalan dengan pertumbuhan pendapatan PWON yang naik 6,93% secara tahunan menjadi Rp 5,11 triliun hingga kuartal III 2025, dari Rp 4,78 triliun pada periode sebelumnya.
Berbeda dengan dua emiten tersebut, BSDE justru mencatatkan penurunan kinerja. Hingga kuartal III 2025, laba bersih BSDE tercatat sebesar Rp 1,36 triliun, anjlok 49,53% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,70 triliun. Pendapatan usaha perseroan juga menurun 12,96% menjadi Rp 8,76 triliun, dari Rp 10,06 triliun pada periode sebelumnya.
Sementara itu, PANI membukukan lonjakan laba bersih sebesar 62,21% secara tahunan menjadi Rp 791,3 miliar, dengan pendapatan neto yang juga naik 47,84% secara yoy menjadi Rp 3,09 triliun.
Adapun anak usahanya, CBDK mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 88,63% menjadi Rp 1,31 triliun hingga periode September 2025. Pendapatan perseroan terangkat 44,93% menjadi Rp 2,29 triliun.
