Perusahaan Keuangan Korea Tuntaskan Akuisisi 77% Saham Bank Dinar
Apro Financial Co Ltd, perusahaan keuangan asal Korea Selatan, menuntaskan akuisisi 77% saham PT Bank Dinar Tbk (DNAR) senilai Rp 691 miliar. Pasca akuisisi ini, perseroan akan melanjutkan rencana untuk menggabungkan (merger) Bank Dinar dengan PT Bank Oke Indonesia.
Manajemen Apro Financial Kim Dong Hoon mengatakan, perseroan membeli 1,74 miliar saham atau 77% dari total saham Bank Dinar dengan harga Rp 396,89 per saham pada 25 Oktober 2018. "Tujuan transaksi untuk pengembangan usaha perseroan," kata Kim dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia.
Apro Financial membeli saham Bank Dinar dari tiga pemegang saham individu. Perusahaan membeli 656,06 juta saham atau 34,16% saham Bank Dinar dari Yantoni Nio senilai Rp 260,38 miliar. Kemudian, perusahaan membeli 475,89 juta saham atau 21,17% saham Bank Dinar dari Andre Mirza Hartawan senilai Rp 188,87 miliar.
Apro juga membeli 237,94 juta saham atau 10,58% saham Bank Dinar dari Syaiful Amir senilai Rp 94,44 miliar. Pasca transaksi saham tersebut, komposisi pemegang saham Bank Dinar terdiri atas Apro Financial sebesar 77%, Nio Yantoni 5%, dan pemegang saham publik 18%. Andre Mirza Hartawan dan Syaiful Amir tidak lagi memiliki saham di bank tersebut.
(Baca: BRI Akuisisi Dua Anak Usaha Danareksa Senilai Total Rp 819 Miliar)
Apro Financial masuk ke Bank Dinar sejak November 2016 dengan perjanjian untuk membeli 40% saham bank tersebut senilai Rp 450 miliar. Apro Financial adalah perusahaan keuangan yang bergerak di bidang kredit konsumen dan mengoperasikan sekitar 64 kantor cabang di Korea Selatan. Apro juga mengakuisisi 40% saham PT Bank Andara pada November 2016 kemudian meningkatkan kepemilikannya di bank menjadi 99%. Bank Andara sejak tahun lalu telah berganti nama menjadi Bank Oke Indonesia.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengizinkan Apro Financial mengakuisisi dua bank karena perusahaan tersebut berjanji akan menggabungkan Bank Dinar dan Bank Oke Indonesia. Entitas yang akan bertahan dalam merger ini adalah Bank Dinar. Proses merger kedua bank ini sudah mundur dari target pertengahan 2018. OJK memperkirakan merger Bank Dinar dan Bank Oke Indonesia akan terealisasi pada kuartal I 2019.
Pasca merger, Bank Dinar akan menjadi Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) II dengan modal inti Rp 1 triliun-Rp 5 triliun. Direktur Utama Bank Dinar Hendra Lie sebelumnya mengatakan, Apro berkomitmen untuk meningkatkan modal Bank Dinar menjadi Rp 3 triliun dalam beberapa tahun ke depan. Bank Dinar akan dikembangkan menjadi bank devisa setelah naik kelas menjadi bank BUKU II.
(Baca: Ekspansi ke Fintech, Line Financial Beli 20% Saham Bank KEB Hana)