Likuiditas Terjamin, BI Minta Bank Tak Naikkan Bunga Deposito
Bunga deposito merangkak naik sejak pengujung tahun lalu. Padahal, Bank Indonesia (BI) sebelumnya agresif menurunkan suku bunga acuan, BI 7-Day Repo Rate, untuk menekan bunga deposito.
Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Juda Agung mengungkapkan, bank khawatir pengetatan likuiditas bakal terjadi di akhir tahun seperti pada 2015 silam. Ketika itu, likuiditas mengetat lantaran banyak nasabah menarik dana simpanannya untuk membayar pajak.
“Di 2015 (bunga deposito) ya Desember naik, (tapi) Januari langsung turun. Ada juga yang Februari baru turun,” kata Juda di kantornya, Jakarta, Kamis (19/1). Namun, Juda menekankan, bank seharusnya tidak perlu khawatir, sebab BI turut menjaga kecukupan likuiditas.
Kenaikan bunga deposito terpantau dari data BI mengenai penurunan bunga deposito sepanjang 2016. Bunga deposito tercatat turun 1,31 persen sepanjang Januari-November 2016, namun penurunannya menyusut menjadi 1,22 persen per Desember lalu. Artinya, bunga deposito kembali naik 0,09 persen pada Desember 2016.
Menurut penilaian Juda, bank sebetulnya tidak perlu menaikkan bunga deposito. Sebab, likuditas masih terjaga. Hal tersebut tercermin dari dana operasi moneter yang masih di atas Rp 300 triliun, atau melebihi persediaan 2015.
Sebelumnya, kenaikan bunga deposito sempat dikaitkan dengan upaya bank untuk mempertahankan dana repatriasi program pengampunan pajak (tax amnesty). Seperti diketahui, aliran masuk dana repatriasi mencapai Rp 112,2 triliun hingga akhir tahun lalu. Mayoritas dana tersebut tersimpan dalam bentuk deposito bank. Namun, ada potensi sang pemilik memindahkan dananya ke instrumen investasi berupa Surat Utang Negara (SUN).
Hal tersebut seperti diungkapkan Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA), David Sumual. “Ada beberapa (bank) yang menaikkan suku bunga supaya tetap di deposito,” ucapnya, Jumat (6/1). (Baca juga: Dana Repatriasi Jadi Rebutan, Bank Naikkan Bunga)
Juda mengakui kenaikan bunga bisa juga terkait dana repatriasi. Namun, bukan karena bank khawatir dana tersebut berpindah ke SUN. Ia melihat bank khawatir tak banyak lagi dana repatriasi masuk di periode terakhir program tersebut atau sepanjang Januari hingga Maret 2017.
Apapun alasan bank, yang jelas, menurut pantauan Juda, kenaikan bunga deposito terjadi baik di bank besar maupun bank kecil. (Baca juga: Kinerja Bank 2016, Hanya Kredit Investasi yang Tumbuh Positif)
Di lain sisi, rata-rata suku bunga kredit tercatat mengalami penurunan sebesar 0,79 persen sepanjang tahun lalu. Penurunan terbesar terjadi pada bunga kredit modal kerja yaitu 1,1 persen, diikuti kredit investasi 0,91 persen, dan yang paling buncit kredit konsumsi hanya 0,29 persen. Penurunan bunga untuk kredit modal kerja dan investasi diharapkan bisa turut mendorong perputaran roda bisnis ke depan.