Bank Mandiri Bidik Kredit Tumbuh Satu Digit, Ditopang Tiga Faktor
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menargetkan penyaluran kredit tahun ini dapat tumbuh di level single digit, meski pandemi Covid-19 masih melanda Tanah Air. Setidaknya ada tiga faktor yang mampu mendorong penyaluran kredit bank milik pemerintah ini.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan, kredit tahun ini akan membaik dibanding tahun lalu. Pasalnya, meski pandemi Covid-19 masih berlangsung, tetapi perusahaan sudah memiliki pengalaman menjalankan bisnis di tengah situasi tersebut.
"Saat ini (pandemi) masih ada, tapi kami sudah dapat mengurangi dampak pandemi terhadap bisnis perbankan," katanya dalam konferensi pers virtual, Selasa (27/4).
Ia mengatakan ada tiga faktor yang bisa menjadi katalis positif pertumbuhan kredit 2021. Pertama adalah keberhasilan program vaksinasi yang sudah mulai berjalan di Indonesia sejak 13 Januari 2021. "Diharapkan jadi game changer buat akselerasi pemulihan ekonomi ke depan," ujar Darmawan.
Kedua, program stimulus pemulihan ekonomi nasional yang sudah diberikan pemerintah sejak 2020 di kisaran hampir Rp 700 triliun. Berbagai stimulus ini diharapkan memberikan dampak terhadap aktivitas ekonomi di wilayah, sehingga akan muncul permintaan terhadap pembiayaan atau kredit.
Ketiga, Darmawan menilai peningkatan harga komoditas seperti minyak kelapa sawit (CPO), batu bara, bahan tambang seperti nikel, dan tembaga juga dapat meningkatkan dampak ekonomi secara nasional.
Dalam menyalurkan kredit, emiten berkode saham BMRI ini tetap mengedepankan kehati-hatian dengan memiliki debitur yang sektornya mulai pulih dan memiliki potensi bisnis baik. Bank Mandiri tidak melihat data secara nasional, namun turun ke wilayah sesuai dengan sektor unggulan di wilayah masing-masing.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Alexandra Askandar mengatakan, penyaluran kredit pada segmen korporasi dan komersial (wholesale) tahun ini ditargetkan mampu tumbuh 4%-5% secara tahunan. Optimisme tersebut timbul seiring dengan progres vaksinasi dan stimulus PEN.
"Hal ini seiring program vaksinasi dan kebijakan dan stimulus pemulihan ekonomi nasional, kami cukup yakin ke depan segmen wholesale akan terus mengalami perbaikan," kata Alexandra.
Bank Mandiri masih mampu mencatatkan penyaluran kredit senilai Rp 984,85 triliun pada triwulan I-2021. Di tengah pandemi Covid-19 yang masih penuh ketidakpastian, penyaluran kredit tersebut tercatat mengalami pertumbuhan hingga 9,1% dari kuartal I 2020 yang senilai Rp 902,68 triliun.
Segmen kredit Bank Mandiri masih didominasi oleh segmen wholesale senilai Rp 513,9 triliun atau tumbuh 0,18% dari Rp 513,0 triliun secara tahunan. Jika dibedah lebih dalam, kredit korporasi Bank Mandiri mengalami penurunan 2% dari Rp 362,6 triliun menjadi Rp 355,3 triliun. Namun, kredit komersial mengalami peningkatan 5,5% dari Rp 150,3 triliun menjadi Rp 158,6 triliun.
Sektor di segmen wholesale yang diperkirakan memiliki prospek positif di antaranya barang konsumen alias fast-moving consumer goods (FMCG), perkebunan sawit, minyak kelapa sawit (CPO), energi, dan konstruksi.
Alexandra menilai sektor konstruksi memang saat ini banyak yang mengalami kesulitan arus kas (cash flow) di masa pandemi Covid-19 karena penundaan dan pengurangan proyek karena keterbatasan anggaran. "Namun kami melihat konstruksi masih menjanjikan karena masih banyak (proyek) yang akan dibangun," katanya.
Kunci lainnya yang membuat Bank Mandiri optimistis pada sektor konstruksi adalah peran lembaga pembiayaan investasi yang bakal mendaur ulang aset BUMN konstruksi. Dengan demikian, membuat perusahaan memiliki dana segar dan membantu arus kas di masa mendatang.
Per Maret 2021, portofolio kredit konstruksi oleh Bank Mandiri sudah mencapai Rp 56,2 triliun atau mengalami pertumbuhan 20,66% secara tahunan. Risiko krediti macet atau non-performing loan (NPL) sektor ini juga terbilang kecil, hanya 0,36%.
Sektor lain yang memiliki peluang untuk tumbuh adalah manufaktur. Salah satu faktor penting pertumbuhan pada sektor ini adalah memasuki bulan ramadan, dimana mendorong daya beli masyarakat di triwulan II-2021 ini.
Hingga Maret 2021, portofolio kredit Bank Mandiri kepada sektor manufaktur mencapai Rp 124,5 triliun atau 16% dari total kredit Bank Mandiri. Meski begitu, Alexandra mengatakan, pertumbuhan kredit pada sektor ini masih negatif 10% dibandingkan periode sama tahun lalu.