Cetak Rekor, Nilai Pemesanan SBR012 Tembus Rp 22 Triliun

Abdul Azis Said
10 Februari 2023, 09:04
SBR012 laris
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/nym.
Warga melakukan transaksi investasi menggunakan aplikasi mobile banking di Tangerang Selatan, Banten, Kamis (9/2/2023).

Pemerintah mencatat total pemesanan dari penerbitan surat berharga negara ritel (SBN) ritel perdana untuk seri saving bond ritel (SBR012) tahun ini mencapai  Rp 22,18 triliun. Jumlah pemesanan tersebut menjadi rekor tertinggi sepanjang penerbitan SBN ritel non-tradable melalui online.

Adapiun pemerintah membuka masa penawaran SBR012 sejak 19 Januari hingga 9 Februari 2023. Seri SBR012 yang dilepas terdiri atas dua jenis, tenor dua dan empat tahun.

Direktur Surat Utang Negara (SUN) Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Deni Ridwan merincikan minat tertinggi pada tenor dua tahun. Pemesanan untuk tenor dua tahun sebesar Rp 16,73 triliun dan empat tahun Rp 5,45 triliun.

"Capaian tersebut merupakan rekor tertinggi penjualan SBN ritel non-tradable sejak penggunaan platform online e-SBN," kata Deni dalam catatannya, Kamis (9/2).

Pemerintah menunjuk 29 mitra distribusi untuk penjualan SBR012. Bank Central Asia (BCA) yang menjadi salah satu distributor mencatatkan pemesanan Rp 6 triliun atau 27% dari total penjualan.

EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn menyebut terdapat keunggulan dan keunikan dari SBR012. Tenor yang ditawarkan dua dan empat tahun sehingga masyarakat menurutnya lebih fleksibel untuk memilih sesuai dengan jangka waktu investasinya.

"Penerbitan SBR012 kali ini menjadikan SBN Ritel sebagai salah satu instrumen investasi yang favorit bagi masyarakat. Dengan dorongan tren kenaikan suku bunga dan jenis kupon SBR012 yang berupa floating with floor membuat minat masyarakat semakin melambung," kata Hera dalam keterangannya, Jumat (10/2).

SBR012 merupakan obligasi ritel perdana pemerintah yang diterbitkan tahun ini dari total delapan seri yang akan dirilis. Seri ini memiliki tanggal jatuh tempo yakni untuk tenor dua tahun pada 10 Februari 2025 dan tenor empat tahun pada 10 Februari 2027.

Seri ini ditawarkan tanpa warkat, tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder, dan tidak dapat dicairkan sampai jatuh tempo kecuali pada masa pelunasan sebelum jatuh tempo atau early redemption. Adapun early redemption maksimal 50% dari nilai transaksi di setiap mitra distribusi dan setelah setahun kepemilikan untuk tenor dua tahun dan dua tahun untuk tenor empat tahun

Jenis kupon yang ditawarkan mengambang dengan tingkat kupon minimal atau floating with floor. Tingkat minimal ini tidak akan berubah sampai jatuh tempo. Adapun kupon minimal tenor dua tahun 6,15% dan empat tahun 6,35%. Tingkat kupon tersebut berlaku selama tiga bulan pertama dan akan menyesuaikan dengan tingkat bunga BI serta akan disesuaikan setiap tiga bulan.

Reporter: Abdul Azis Said

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...