Laba Bank Muamalat Naik 316% di 2022, Pendapatan Fee Based Melonjak
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatatkan laba sebelum pajak senilai Rp 52 miliar per 31 Desember 2022. Jumlah tersebut naik sebesar 316% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 12,5 miliar.
Dalam laporan keuangan yang telah diaudit, kenaikan laba signifikan Bank Mualamat ditopang oleh kenaikan pendapatan berbasis komisi atau fee based income yang tumbuh 95% secara tahunan dari Rp 560,5 miliar pada 2021 menjadi Rp 1,1 triliun pada akhir Desember 2022.
Pelaksana Tugas Direktur Utama Bank Muamalat Hery Syafril mengatakan, tahun 2023 adalah tahun transformasi untuk tumbuh sehat dengan profit yang berkelanjutan. Maka dari itu, perusahaan memiliki sejumlah strategi.
“Tahun ini kami mengimplementasikan sejumlah rencana strategis. Pertama, optimalisasi dan penajaman potensi bisnis di segmen pembiayaan dan pendanaan, terutama segmen ritel," ujar Hery, dalam keterangan resminya, Senin (20/2).
"Kemudian kedua, penajaman strategi channel distribusi, baik jaringan fisik maupun jaringan digital. Serta ketiga, pengembangan organisasi dan sumber daya manusia."
Adapun Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Muamalat mencapai Rp 46,14 triliun. Untuk kualitas aset perseroan terjaga dengan baik. Terlihat dari rasio Non Performing Financing (NPF) sebesar 0,86% (net).
Sementara itu, beban operasional dapat ditekan oleh perusahaan sehingga efisiensi meningkat. Hal itu tercermin dari turunnya rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dari 99,30% menjadi 96,62% per 31 Desember 2022.
Aset Bank Muamalat per 31 Desember 2022 tercatat sebesar Rp 61,4 triliun, tumbuh 4,2% secara tahunan dari Rp 58,9 triliun per 31 Desember 2021.
Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perseroan meningkat sebesar 8,94% secara tahunan dari 23,76% per 31 Desember 2021 menjadi 32,70% per akhir Desember 2022. Peningkatan tersebut disebabkan oleh realisasi penambahan modal tier 2 sebesar Rp 2 triliun.
Dengan demikian, total modal Bank Muamalat per 31 Desember 2022 tercatat sebesar Rp 6,97 triliun atau meningkat sebesar 34,4% dari periode sebelumnya yang sebesar Rp 5,19 triliun.