Cadangan Devisa Februari Tembus US$ 140 M, Tertinggi dalam 12 Bulan
Bank Indonesia melaporkan cadangan devisa atau cadev Indonesia kembali meningkat menjadi US$ 140,3 miliar pada akhir bulan lalu. Posisi cadev tersebut merupakan rekor tertinggi dalam 12 bulan terakhir setelah kenaikan selama lima bulan beruntun.
Posisi cadev akhir Februari bertambah sekitar US$ 900 juta dibandingkan bulan sebelumnya. "Peningkatan posisi cadangan devisa pada Februari 2023 antara lain dipengaruhi oleh penerimaan pajak serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah," kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangannya, Selasa (7/3).
Erwin menyebut posisi cadangan devisa ini setara dengan pembiayaan 6,2 bulan impor atau enam bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Nominal tersebut juga berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
"Ke depan, BI memandang cadangan devisa tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung proses pemulihan ekonomi nasional," kata Erwin.
Pemerintah Indonesia baru saja memperoleh pinjaman program dari Jepang senilai US$ 674 juta. Pendandatanganan perjanjian pinjaman itu dilakukan 20 Februari lalu oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu. Pinjaman tersebut dalam rangka memperbaiko iklim bisnis dan investasi pascapandemi Covid-19.