Waskita Beton Bidik Kontrak Baru Rp 3,8 Triliun Tahun Ini
Emiten konstruksi BUMN, PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) menargetkan perolehan kontrak baru senilai Rp 3,8 triliun tahun ini. Perseroan optimistis, kinerja operasional dapat bertumbuh signifikan pasca pandemi Covid-19.
Presiden Direktur WSBP, FX Poerbayu Ratsunu menyampaikan, perusahan mencatatkan hasil kinerja operasional yang cukup kuat dengan pendapatan senilai Rp 1,4 triliun sampai dengan September 2022.
Poerbayu menegaskan, strategi ekspansi pasar di segmen pemerintah, BUMN, serta swasta domestik dan proyek di luar negeri akan menjadi kunci pertumbuhan kontrak baru WSBP di tahun ini.
“Target pertumbuhan ini akan ditopang oleh 3 segmen bisnis utama WSBP yaitu penjualan beton pracetak, ready mix, dan jasa konstruksi,” kata Poerbayu, dalam paparan publik di Jakarta, Rabu (15/3).
Berdasarkan laporan keuangan WSBP per 30 September 2022, segmen beton pracetak berhasil mencatatkan pertumbuhan penjualan mencapai 60% dan segmen penjualan jasa konstruksi tumbuh secara signifikan hingga lebih dari 500%.
“WSBP berkomitmen untuk melanjutkan trend pertumbuhan yang berkelanjutan dengan didukung oleh fundamental keuangan yang sehat,” kata Poerbayu.
Perseroan pun menargetkan dana untuk belanja modal atau capital expenditure sebesar Rp 80 miliar sepanjang tahun 2023. WSBP berencana untuk menggunakan sebagian besar belanja modal untuk proyek di Ibukota Negara baru (IKN).
“ Sebagian besar untuk IKN, sisanya nanti untuk maintenance gedung dan penyelesaian proyek lainnya,” kata Poerbayu.
Sebagai informasi, akhir tahun 2022, WSBP membukukan nilai kontrak baru sebesar Rp 1,53 triliun. Perolehan nilai kontrak baru tersebut berasal dari beberapa proyek baik dari Waskita Group atau pasar internal, maupun proyek BUMN, pemerintah, dan swasta atau pasar eksternal.
Director of Engineering & Development WSBP Bambang Dwi Wijayanto menyatakan, mayoritas perolehan kontrak berasal dari pasar internal sebesar 68% dan eksternal 32%. WSBP juga mencatatkan tingkat raihan tender sebesar 29% dari proses lelang yang diikuti.
Berbagai proyek tersebut antara lain proyek Jalan Tol Tebing Tinggi -Serbelawan seksi 4, proyek jasa konstruksi Kampus Universitas Pertahanan Tahap 1, proyek Jalan Tol Kamal-Teluknaga-Balaraja, dan proyek Jalan Tol Kayu Agung-Palembang-Betung.