Nasib Perry Warjiyo untuk Gubernur BI Periode 2 Ditentukan Hari Ini
Komisi XI DPR RI menggelar uji kepatutan dan kelayakan atau fit and proper test terhadap Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo untuk kembali menjabat pada periode kedua. Nasib Perry untuk memimpin BI dalam lima tahun ke depan juga akan ditentukan hari ini (20/3).
Perry dijadwalkan menjalani uji kepatutan dan kelayakan di Komisi XI DPR pada Senin (20/3) pukul 10.00 WIB. Komisi XI DPR juga akan mengambil keputusan apakah akan meloloskan Perry untuk periode kedua pada hari ini.
"Betul," ujar Anggota Komisi XI DPR Hendrawan Supratikno saat ditanya apakah keputusan hasil fit and proper test akan diambil hari ini kepada Katadata.co.id.
Adapun pengambilan keputusan calon gubernur BI akan dilakukan melalui rapat internal komisi XI DPR. Rapat ini dijadwalkan pukul 14.00 WIB.
Presiden Joko Widodo mengusulkan Perry Warjiyo sebagai calon gubernur Bank Indonesia untuk periode keduanya melalui surat presiden (Surpres) yang disetorkan ke DPR pada Rabu (22/2). Perry akan menjadi sedikit dari daftar gubernur BI yang berhasil menjabat dua periode jika mengantongi restu DPR.
Jokowi beralasan kembali mengusulkan Perry karena mempertimbangkan kondisi ekonomi saat ini yang riskan jika dilakukan pergantian gubernur bank sentral. "Kami tidak ingin mengambil risiko fiskal dan moneter. Itu menjadi sangat-sangat penting dan kami harus menempatkan orang-orang yang memiliki jam terbang tinggi, memiliki pengalaman tinggi," kata Jokowi di Istana IKN Nusantara, Kamis (23/2).
Menurut Undang-undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia, calon gubernur BI diusulkan dan kemudian diangkat oleh presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
Berdasarkan catatan, jarang ada gubernur Bank Indonesia yang menjabat hingga dua periode. Jabatan dua periode selama BI berdiri menggantikan de Javasche Bank hanya diemban oleh Radius Prawiro dan Rachmat Saleh. Perry adalah pejabat karier di BI.
Ia memulai karir sejak 1984 dan pernah bekerja di lingkup riset ekonomi dan kebijakan moneter, isu-isu internasional, transformasi organisasi dan strategi kebijakan moneter, pendidikan dan riset kebanksentralan, pengelolaan devisa dan utang luar negeri, serta biro gubernur.
