Profil Kharim Siregar, Dirut yang Pamit Usai 3 Tahun Pimpin Bank Jago
PT Bank Jago Tbk (ARTO) bakal ditinggal Kharim Indra Gupta Siregar yang saat ini menjabat sebagai Direktur Utama. Kharim akan meninggalkan Bank Jago secara resmi usai pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan pada 25 Mei mendatang.
Kabar mundurnya Kharim dari posisi Direktur Utama ia konfirmasi langsung dalam diskusi bersama awak media yang berlangsung di menara BTPN, Jakarta (3/5). Ia menyatakan tidak melanjutkan lagi kepemimpinannya di bank digital berbasis ekosistem pertama di Indonesia itu.
Kharim telah memimpin Bank Jago sejak November 2019. Usai undur diri ia mengatakan akan meneruskan mimpi dan menuangkan kreativitasnya di bidang teknologi dan digital.
Alumni Institute Teknologi Bandung atau ITB ini memiliki minat terutama dalam hal adopsi teknologi di industri jasa keuangan. Meski begitu ia mengisyaratkan karir baru yang akan dirintis nantinya tidak akan jauh dari Bank Jago.
“Pokoknya, tunggu tanggal mainnya saja, kita pasti akan ketemu lagi,” kata Kharim.
Kharim diangkat sebagai Direktur Utama Bank Jago berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 15 November 2019. Keputusan itu berlaku efektif sejak 18 Maret 2020.
Sebelum di Bank Jago, ia sudah malang melintang mengisi berbagai posisi di sejumlah bank. Ia pernah menjabat Executive Vice President dan Head of Business Support Divisi Simpan Pinjam Bank Danamon. Ia juga tercatat pernah menduduki jabata Vice President Electronic Channel & Customer Loyalty di Bank Mega.
Berbekal latar belakang pendidikannya sebagai alumni Teknik Mesin dari Institut Teknologi Bandung (1990) ia kemudian menggawangi divisi IT Group di Bank Universal. Terakhir ia menjabat sebagai Direktur PT Bank BTPN Tbk selama satu dekade.
Salah satu puncak pencapaian tertingginya adalah memperkenalkan bisnis model bank digital yang mampu tertanam dalam ekosistem secara seamless.
Bangun Pondasi Bank Jago
Hampir tiga tahun memimpin Bank Jago, Kharim mencatatkan sejumlah pencapaian. Di penghujung periode kepemimpinannya, jumlah nasabah Bank Jago mencapai 7,8 juta. Ia juga membukukan dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp 9,28 triliun dengan total penyaluran kredit serta pembiayaan syariah menembus Rp10,84 triliun.
Selama kepemimpinannya, Kharim membawa Bank Jago menjadi Bank Digital yang kuat. Ia membuat Bank Jago terintegrasi dengan ekosistem raksasa GoTo yang memiliki tiga bisnis utama, yakni Gojek, GoPay, dan Tokopedia. Selain itu Bank Jago juga terintegrasi dengan ekosistem bidang investasi, yakni dengan perusahaan sekuritas Stockbit dan Aplikasi Reksadana Online Bibit.id.
Di samping membangun ekosistem, di masa kepemimpinan Kharim, Bank Jago Bank Jago juga berkolaborasi dengan sejumlah institusi otomotif. Beberapa kerja sama yang dibangun adalah dengan BFI Finance dan PT Carsome Indonesia.
Hingga akhir 2022 Bank Jago tercatat telah berkolaborasi dengan 38 institusi di bidang keuangan digital. Selain itu ia juga membawa Bank Jago bekerja sama dengan 32 institusi pembiayaan.