Himpun Rp 4,3 T, Merah Putih Fund Seleksi Ketat Calon Penerima Dana
Ketua Project Management Officer Merah Putih Fund (MPF) Eddi Danusaputro mengatakan akan menyeleksi calon-calon penerima pendanaan. Nantinya dari 50 calon penerima pendanaan akan dikerucutkan hingga menjadi lima calon.
Sebagaimana diketahui, lima corporate venture capital (CVC) dari Badan Usaha Milik Negara atau BUMN menghimpun dana kelola awal untuk Merah Putih Fund (MPF) yang berfokus pada para soonicorns sebesar US$ 300 juta atau setara Rp 4,3 triliun. Soonicorn merupakan gabungan kata dari soon (segera) dan unicorn.
"Sampai nanti ada lima dan beberapa yang benar-benar kami akan berikan pendanaan," kata Eddi saat ditemui wartawan di Gedung Telkomsel, Jakarta, Senin (4/9).
Eddi menyebut hari ini merupakan langkah penggalangan dana dan belum proses untuk melakukan pendanaan. Namun ia tidak ingin memasang target jumlah perusahaan-perusahaan yang akan didanai. Dirinya mengatakan tidak memberi batasan ke sektor mana pendanaan akan disalurkan.
"Untuk yang tidak agnostik mungkin dari sisi tahapan, kalau sudah levelnya US$ 800 juta, valuasi menuju unicorn atau pre-IPO mungkin bisa dapat," katanya.
Pada kesempatan yang sama Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara II (BUMN) Rosan Roeslani mengatakan, perjanjian partisipasi untuk memulai Merah Putih Fund dengan US$ 300 juta merupakan langkah awal yang sangat baik yang didukung penuh kementerian BUMN. Dia berharap, kedepannya, tercipta decacorn yang bisa memberi dampak positif terhadap perekonomian Indonesia dan dalam menciptakan lapangan kerja.
"Kalau kami lihat potensi dari digital ekonomi Indonesia saat ini berdasarkan dari laporan kurang lebih US$ 77 miliar pada 2022, angkanya akan meningkat menjadi US$ 130 miliar pada 2030," kata Rosan.
Oleh sebab itu, kata Rosan, ia memastikan bahwa pertumbuhan yang besar dapat dinikmati oleh pengusaha dan perusahaan rintisan dari Indonesia. Rosan merinci pendanaan US$ 300 juta yaitu US$ 100 juta dari Grup Telkom maupun Telkomsel. Lalu masing-masing dari Mandiri Capital Indonesia dan BRI Ventures sebesar US$ 82,5 juta. Sisanya berasal dari BNI Ventures US$ 35 juta.