Ini Alasan Kendaraan Listrik Belum Masif di Pasar Pembiayaan

Nur Hana Putri Nabila
5 Maret 2024, 15:36
Ini Alasan Kendaraan Listrik Belum Masif di Pasar Pembiayaan
ANTARA FOTO/Syaiful Arif/tom.
Pemilik mobil listrik melakukan pengisian daya di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Ultra Fast Charging (SPKLU) di rest area teras melati ruas tol Jombang-Mojokerto (Jomo) KM 695A Kedungmlati, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Jumat (22/12/2023).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) menegaskan bahwa penyaluran pembiayaan atau kredit untuk kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) utamanya mobil listrik masih belum masif. 

Ketua Umum APPI Suwandi Wiratno mengklaim hingga kini belum banyak masyarakat yang mengajukan kredit untuk kendaraan listrik sebab masih terkendala harga yang tinggi. Menurut Suwandi, pembeli kendaraan listrik hanya diburu oleh kalangan menengah ke atas dan first experience.

“Masih 80% orang beli kendaraan listrik itu tunai. Jadi permintaan untuk pembiayaan masih sedikit,” kata Suwandi dalam konferensi pers usai Peluncuran Roadmap Pengembangan dan Penguatan Perusahaan Pembiayaan 2024-2028 di Hotel Park Hyatt Jakarta, Selasa (5/3).

Saat ini APPI masih menunggu Agen Pemegang Merek (APM) mobil untuk meluncurkan jenis kendaraan listrik dengan harga yang lebih terjangkau. “Pastinya kami akan menuju ke sana (pembiayaan kendaraan listrik) karena sudah ada sustainable financing,” imbuh Suwandi.

Seiring dengan hal itu, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan OJK, Agusman mengatakan pihaknya belum berencana merilis surat edaran (SE) untuk mendongkrak penyaluran pembiayaan kendaraan listrik.

“Kami dalam mengelola atau mengawasi ini tidak seluruhnya pakai SE. Kalau mekanisme pasarnya kuat dan berjalan dengan baik, regulator bisa memberikan bimbingan dan pengawasan,” kata Agusman.

Berdasarkan Laporan Keuangan Keberlanjutan Tahun 2022 dan data Kementerian Perindustrian mencatat terdapat beberapa perusahaan pembiayaan yang telah melakukan pembiayaan untuk produk sustainable finance. Namun, jumlah kontrak baru masih sangat kecil dibandingkan peluang ekspansi pasar, khususnya pada pembiayaan kendaraan listrik di Indonesia. 

Selain itu, dari beberapa perusahaan tersebut, secara umum, alokasi pembiayaan untuk kendaraan listrik masih rendah, yaitu di bawah 1% atau kurang dari Rp 100 miliar dari total pembiayaan yang diberikan oleh setiap perusahaan. 

Hal tersebut mencerminkan realitas penjualan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di Indonesia yang masih terbilang minim. Pada tahun 2022, pangsa pasar KBLBB hanya mencapai 1% dibandingkan dengan kendaraan bermotor konvensional lainnya di Indonesia.

Meskipun demikian, ada potensi pertumbuhan yang menjanjikan berkat berbagai program yang mendorong adopsi KBLBB dalam masyarakat. Penjualan KBLBB memiliki peluang besar untuk meningkat bahkan menciptakan kesempatan bisnis yang menarik bagi perusahaan pembiayaan.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila
Editor: Lona Olavia

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...