Mengenal Lebih Dekat Instumen Investasi Reksa Dana dan Deposito
Reksa dana menjadi salah satu dari sebagian banyak instrumen investasi yang dapat menjadi pilihan bagi masyarakat. Hal ini khususnya bagi masyarakat dengan profil investasi konservatif atau pemula.
Meskipun seringkali dianggap serupa dengan deposito tetapi reksa dana sendiri memiliki lima tipe produk. Masing-masing memiliki kelebihan yang menawarkan bermacam keuntungan sesuai dengan tujuan investasi.
Direktur PT Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW) Danica Adhitama mengatakan, minat investasi di Indonesia cukup tinggi. Data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat, per 2023, jumlah investor reksa dana sebanyak 11,41 juta atau tumbuh 18,87 persen secara year-to-date.
Sementara itu, jumlah investor pasar modal secara keseluruhan mencapai 12,16 juta pada 2023. Ini menunjukkan perbaikan literasi keuangan yang diikuti peningkatan layanan keuangan.
Merujuk pada analisa Bahana TCW, diprediksi akan ada potensi penurunan suku bunga pada 2024. Hal ini akan menjadi sentimen positif bagi beberapa instrumen investasi seperti obligasi.
Selain itu, pelaksanaan pemilu diperkirakan juga semakin memperkuat keyakinan pasar dan investor untuk kembali berinvestasi.
“Reksa dana yang berinvestasi ke aset seperti pasar uang juga menarik, karena tingkat yield akan relatif lebih stabil dan cocok bagi investor dengan profil konservatif hingga moderat,” ujar Danica melalui keterangan tertulis, Kamis (21/3).
Sebelum memutuskan hendak menabung di deposito atau memulai investasi melalui reksa dana, ada beberapa hal yang sebaiknya Anda diketahui. Berikut ini penjelasannya.
Pengelola
Perbedaan pertama antara deposito dan reksa dana terletak pada lembaga pengelolanya. Deposito dikelola oleh bank penerbit. Perlu dipastikan bank pengelola deposito adalah bank yang diawasi oleh regulator keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Sedangkan reksa dana dikelola manajer investasi atau perusahaan yang secara khusus menghimpun dana investasi masyarakat dan disalurkan ke berbagai instrumen investasi secara profesional. Perusahaan ini akan mengelola uang yang diinvestasikan pada berbagai jenis instrumen, seperti saham, obligasi, dan deposito.
Penempatan Dana Investasi
Saat memilih deposito, dana Anda akan disimpan di bank penerbit dan digunakan untuk menyalurkan kredit kepada nasabah. Tata kelola dan tingkat kesehatan bank menjadi salah satu hal penting untuk diperhatikan.
Sementara saat membeli reksa dana, dana investasi Anda akan ditempatkan pada berbagai instrumen investasi yang sesuai dengan kesepakatan awal saat memulai penempatan dana.
Misalnya, jika Anda melakukan investasi di reksa dana saham maka dana tersebut akan diinvestasikan di berbagai saham perusahaan yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Demikian pula jika anda memilih untuk menempatkan di reksa dana pasar uang, dana anda akan ditempatkan pada deposito atau obligasi dengan tenor dibawah 1 tahun.
Begitu juga dengan reksa dana campuran dan reksa dana pendapatan tetap. Dana Anda akan ditempatkan di beberapa instrumen investasi berbeda.
Strategi ini sering kali disebut diversifikasi investasi yang jika dilakukan oleh lembaga profesional. Cara ini dapat meminimalisir risiko investasi ketika terdapat fluktuasi pada satu instrumen investasi. Tapi pada dasarnya, tak ada satupun instrumen investasi yang lepas dari risiko.
Imbal Hasil
Bank telah menentukan sejak awal bunga atau imbal hasil yang akan diperoleh saat Anda membuka rekening deposito. Dengan begitu, pertumbuhan dana hanya berdasarkan imbal hasil yang didapatkan akan selalu sesuai dengan perjanjian awal pembukaan rekening.
Di reksa dana, imbal hasilnya ditentukan berdasarkan kinerja produk kelolaan manajer investasi.
Selain itu, imbal hasil reksa dana bisa naik atau turun tergantung dengan kondisi pasar. Oleh karena itu, dapat disebut investasi karena terdapat pertumbuhan dana yang didapat investor dari hasil kinerja sejumlah instrumen investasi yang ditempatkan pada satu produk reksa dana.
Risiko
Pada umumnya, deposito memiliki risiko investasi yang relatif rendah dan hingga nominal tertentu ada penjaminan oleh LPS. Oleh sebab itu, menjadi sangat penting untuk memilih bank-bank resmi dan kredibel yang diawasi dan dijamin pemerintah.
Sementara itu, reksa dana memiliki risiko yang beragam, tergantung pada jenis reksa dana yang dipilih. Pada saat menentukan jenis reksa dana, pastikan anda berkonsultasi dengan manajer investasi terpercaya untuk mengetahui kinerja produk reksa dana sehingga dapat meminimalisir potensi kerugian.