Laba Bank Permata Naik jadi Rp 1,52 T Berkat Efisiensi Beban Operasional

Nur Hana Putri Nabila
26 Juli 2024, 14:42
laba, bank permata, BNLI, kredit, laba bersih
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi. Bank Permata mencatatkan penyaluran kredit tumbuh 10,2% pada semester I 2024.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

PT Bank Permata Tbk (BNLI) membukukan laba bersih mencapai Rp 1,52 triliun, naik 8,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 1,4 triliun. Kenaikan laba perseroan terutama diperoleh berkat efisiensi pada beban operasional. 

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan, pendapatan bunga bersih naik dari Rp 4,74 triliun menjadi Rp 4,81 triliun. Di sisi lain, pendapatan transaksi perdagangan dan operasional lainnya turun dari masing-masing Rp 192 miliar dan Rp 99,8 miliar menjadi Rp 97,9 miliar dan Rp 75,2 miliar. Akibatnya, pendapatan operasional secara keseluruhan pun turun tipis dari Rp 5,77 triliun menjadi Rp 5,74 triliun. 

Namun demikian, beban operasional perseroan turun tipis dari Rp 3,95 triliun menjadi Rp 3,75 triliun. Penurunan beban terutama berasal dari berkurangnya biaya pencadangan atau kerugian penurunan nilai aset dari Rp 1,25 triliun menjadi Rp 1,06 triliun. 

"Peningkatan kinerja Bank diiringi dengan strategi pengelolaan biaya yang disiplin dan efisiensi operasional yang optimal melalui digitalisasi," ujar Direktur Utama PermataBank Meliza M. Rusli dalam keterangan resminya, Jumat (26/7).

Meliza menjelaskan, manajemen biaya yang lebih disiplin berhasil menurunkan rasio Cost to Income (CIR) menjadi 49,6% pada Juni 2024,  dibandingkan 51,5% pada Desember 2023. 

Adapun Bank Permata mencatatkan penyaluran kredit hingga paruh pertama tahun ini tumbuh 10,2% secara tahunan mencapai Rp 151,4 triliun. Penyaluran kredit, terutama ditopang oleh segmen korporasi yang tumbuh 17,3% secara tahunan.

Rasio penyaluran kredit terhadap dana pihak ketiga atau loan to deposit ratio (LDR) Bank Permata pun berhasil terkerek dari 73,3% pada Juni 2023 menjadi 78,2% sesuai ketentuan OJK. Regulator keuangan menetapkan batas bawah LDR sebesar 78% dan batas atas LDR sebesar 92%. Bank yang memiliki LDR tak sesuai ketentuan dikenakan disinsentif giro wajib minimum atau GWM. 

“Penyaluran kredit dilakukan dengan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran dan pengawasan kualitas portofolio kredit” ujar dia. 

Per Juni 2024, rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) gross Bank Permata tercatat di level 2,4%, sedangkan loan at risk sebesar 7,8%. Perusahaan memiliki rasio NPL coverage dan LAR coverage mencapai 337,9% dan 103,2%. 

Anak usaha Bankok Bank ini juga mencatat total simpanan nasabah mencapai Rp 191,8 triliun pada semester pertama 2024, naik  3,4% dibandingkan periode yang sama 2024. Rasio pendanaan murah atau tabungan giro (CASA) masih mendominasi mencapai 56,3%. Modal bank juga  sangat kuat Capital Adequacy Ratio (CAR) dan CET-1 Bmasing-masing sebesar 35,4% dan 26,6% pada semester pertama 2024, jauh diatas batas minimum yang ditetapkan OJK sebesar 8%.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...