Harga Emas Cetak Rekor Tertinggi Imbas Sikap Trump, Tembus Rp 1,7 Juta per Gram

Ringkasan
- Tencent Cloud akan membangun pusat data ketiga di Indonesia dengan investasi US$ 500 juta. Lokasi pusat data dirahasiakan karena alasan privasi dan keamanan.
- Pertumbuhan ekonomi digital dan melek teknologi Indonesia menjadi alasan Tencent Cloud berinvestasi. Pusat data baru akan menjadi bagian dari jaringan global Tencent yang menjangkau 21 wilayah.
- Tencent Cloud berkolaborasi dengan perusahaan teknologi Indonesia untuk mendukung pengembangan ekosistem digital lokal dan ekspansi bisnis global.

Harga emas mencetak rekor tertinggi pada Kamis (20/2), didorong oleh meningkatnya permintaan aset safe haven akibat kekhawatiran perang dagang global. Tak hanya itu, ancaman tarif baru dari Presiden AS Donald Trump semakin memicu lonjakan harga logam mulia.
Emas spot naik 0,1% ke level US$ 2.936,38 per ons pada pukul 14.36 WIB (19.36 GMT), setelah sempat menyentuh rekor tertinggi $2.954,69 di awal sesi. Angka ini merupakan pencapaian tertinggi ke-10 sepanjang tahun ini.
Sementara itu, emas berjangka AS ditutup menguat 0,7% di US$ 2.956,10. Sejak awal tahun, harga emas batangan telah meningkat sekitar 12%.
"Kami masih melihat bank sentral terus melakukan aksi beli sepanjang tahun ini, yang menjadi salah satu faktor utama penopang harga emas," ujar Phillip Streible, Kepala Strategi Pasar di Blue Line Futures, dikutip Reuters, Jumat (21/2).
Ia juga menambahkan bahwa aliran dana ke ETF emas menunjukkan tren positif, dengan arus masuk selama tiga hari berturut-turut.
Sementara itu harga emas Antam dipantau dari laman Logam Mulia pada Jumat (21/2) dibandrol pada harga Rp 1.707.000 per gram. Adapun harga jual kembali (buyback) emas batangan menjadi Rp 1.557.000 per gram.
Transaksi harga jual dikenakan potongan pajak, sesuai dengan PMK No. 34/PMK.10/2017. Penjualan kembali emas batangan ke PT Antam Tbk dengan nominal lebih dari Rp 10 juta, dikenakan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 sebesar 1,5 persen untuk pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan 3 persen untuk non-NPWP.
Ancaman Tarif Baru Trump
Adapun Trump menyatakan pada Rabu (19/2) bahwa pihaknya akan segera mengumumkan tarif baru untuk kayu, mobil, semikonduktor, dan obat-obatan dalam waktu satu bulan atau lebih cepat. Sejak dilantik pada 20 Januari, ia telah menerapkan tarif 10% pada impor China serta tarif 25% untuk baja dan aluminium.
Trump juga mengecam Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, sebagai diktator pada Rabu (20/2) dan memperingatkan bahwa Zelenskiy harus segera mengambil langkah untuk mencapai perdamaian, jika tidak ingin negaranya berada dalam risiko.
Wakil Presiden dan Ahli Strategi Logam Senior di Zaner Metals, Peter Grant, mengatakan bahwa ketegangan perdagangan yang masih berlangsung terus menimbulkan kekhawatiran terhadap inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Hal itu yang meningkatkan minat investor terhadap emas sebagai aset safe haven.
Lalu Grant menyebut potensi kesepakatan damai dapat meredakan ketegangan geopolitik dalam jangka pendek dan berpotensi menekan harga emas untuk sementara waktu. "Rekor tertinggi emas bisa bertahan selama beberapa minggu, tetapi saya yakin tren kenaikan tetap berlanjut karena faktor fundamental masih sangat mendukung," ujarnya.
Sementara itu, risalah pertemuan terakhir Federal Reserve AS pada Rabu menunjukkan proposal kebijakan awal Trump telah memicu kekhawatiran inflasi. Hal itu yang memperkuat keputusan bank sentral untuk menunda penurunan suku bunga lebih lanjut.
Di sisi lain, data bea cukai Swiss mengungkapkan bahwa ekspor emas negara tersebut meningkat secara tahunan pada Januari, dengan pasokan ke AS melonjak ke level tertinggi dalam 13 tahun terakhir.
Di pasar logam lainnya, harga perak spot naik 0,6% menjadi $32,92 per ounce, platinum naik 0,7% menjadi $978,05, dan paladium menguat 1% ke level $978,02.