Apindo Minta Pengusaha Tak Buru-Buru Ambil Keputusan Saat IHSG Rontok

Ringkasan
- Apindo mendorong pemangku kepentingan untuk tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan terkait anjloknya IHSG dan menjaga stabilitas ekonomi jangka panjang. Koordinasi yang baik antara otoritas dan dunia usaha diperlukan untuk menjaga kepercayaan pasar.
- Penurunan IHSG diduga dipicu oleh faktor ekonomi domestik yang memicu aksi jual oleh investor asing, tetapi analisis lebih lanjut diperlukan. Fluktuasi pasar saham merupakan hal yang wajar mengingat tingginya volatilitas dan pengaruh berbagai faktor.
- Apindo fokus memantau perkembangan ekonomi domestik dan mendorong kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Kebijakan tersebut juga harus menjaga kepercayaan investor demi stabilitas dan likuiditas pasar.

Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo mendorong pemangku kepentingan untuk tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan seiring dengan anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan yang sempat mencapai 7% ke level 6.011 hari ini, Selasa (18/3).
Pada penutupan IHSG susut 3,84% secara harian ke di level 6.223 hari ini. Ketua Umum Apindo Shinta W Kamdani mendorong pemangku kepentingan untuk merespon pergerakan pasar tersebut dengan langkah-langkah strategis untuk menjaga stabilitas ekonomi jangka panjang.
"Koordinasi yang baik antara otoritas terkait dan dunia usaha akan menjadi kunci dalam menjaga kepercayaan pasar dan memastikan bahwa fondasi ekonomi tetap kuat," kata Shinta kepada Katadata.co.id, Selasa (18/3).
Shinta tidak menjelaskan lebih lanjut terkait analisis rinci milik Apindo terkait terjerumusnya IHSG sepanjang hari ini. Sejauh ini Shinta baru menduga penurunan IHSG pada hari ini didorong oleh faktor ekonomi domestik yang memicu aksi jual akbar oleh investor asing.
Meski demikian Shinta berpendapat perlu adanya analisis mendalam terhadap sentimen yang mempengaruhi pasar finansial."Apakah ada faktor fundamental lain yang berperan dalam penurunan IHSG hari ini?" katanya.
Pada saat yang sama, Shinta memandang fluktuasi pasar bursa merupakn hal yang perlu diantisipasi bersama dalam tantangan global yang masih berlangsung. Sebab, pasar saham memiliki volatilitas yang tinggi dan dipengaruhi oleh berbagai faktor dari dalam dan luar negeri.
Shinta mencatat penurunan IHSG pada hari ini bukan yang terdalam dalam sejarah. Menurutnya, IHSG pernah terkoreksi hingga 10% pada 2019 akibat meningkatnya ketidakpastian global yang didorong perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina.
Ia pun menyampaikan fokus utama Apindo adalah terus memantau perkembangan ekonomi domestik secara cermat. Oleh karena itu, Shinta menilai kebijakan yang pemerintah ambil harus membuat pertumbuhan ekonomi jangka panjang tetap kondusif.
"Selain itu, kebijakan yang diambil pemangku kepentingan harus menjaga kepercayaan investor agar pasar tetap stabil dan likuid," ujarnya.
Di sisi lain, Menteri Keuangan Sri Mulyani buka suara soal rumor mundurnya dia dari posisi menteri keuangan. Rumor ini beredar di tengah anjloknya pasar saham pada hari ini, Selasa (18/3).
Pernyataan ini disampaikan Sri Mulyani untuk menegaskan rumor yang beredar terkait kepastian posisinya di Kementerian Keuangan. Rumor mundurnya Sri Mulyani beredar sejak beberapa hari lalu dan diduga menjadi salah satu penyebab jebloknya Indeks Harga Saham Gabungan.
"Kami ada di sini, bertanggung jawab, terus menjaga keuangan negara sebagai instrumen yang luar biasa penting untuk mencapai tujuan-tujuan pembangunan seperti yang sudah disampaikan Presiden Prabowo," kata dia.