Bank DKI Bakal IPO, Bagaimana Kinerja Keuangannya?

Nur Hana Putri Nabila
20 Mei 2025, 17:31
bank dki, laba bersih
ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/nz
Ilustrasi.Bank DKI membukukan laba bersih mencapai Rp 215,34 miliar pada kuartal pertama 2025, naik 14,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 187,48 miliar.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

PT Bank Pembangunan Daerah DKI Jakarta atau Bank DKI bakal menggelar pencatatan saham perdana atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Bank DKI bahkan telah mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Pemerintah Daerah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk meluncurkan aksi tersebut. 

“Untuk kapannya, nanti kami informasikan lebih lanjut. Yang pasti saat ini sedang berproses untuk persiapan itu,” kata Direktur Utama Bank DKI, Agus H. Widodo ketika dihubungi Katadata.co.id, Selasa (20/5).   

Rencana IPO Bank DKI ini sebelumnya diungkap Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung. Ia mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ingin Bank DKI mulai mempersiapkan diri untuk melaksanakan IPO sebagai bagian dari upaya pembenahan Bank Milik Pemprov DKI Jakarta itu.   

Meski begitu, Pramono mengakui masih ada sejumlah persoalan yang harus diselesaikan sebelum rencana tersebut bisa direalisasikan. Salah satunya terkait hasil audit bermasalah di Bank DKI. Pramono mengatakan, Pemprov Jakarta tidak ingin ada kebocoran atau masalah berulang di Bank DKI sehingga proses persiapan IPO dilakukan secara hati-hati.   

“Tidak mungkin diselesaikan satu setengah tahun, maksimum 6 bulan," ujar Pramono dalam pernyataan resmi. 

Lalu, bagaimana kinerja keuangan kuartal pertama 2025?

Berdasarkan laporan keuangan perseroan, Bank DKI membukukan laba bersih mencapai Rp 215,34 miliar pada kuartal pertama 2025, naik 14,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 187,48 miliar.

Kinerja laba ditopang oleh pendapatan bunga bersih Bank DKI yang naik 9,1% secara tahunan menjadi Rp 708,73 miliar. Pendapatan bunga tercatat naik dari Rp 1,36 triliun menjadi Rp 1,41 triliun, sedangkan beban bunga turun dari Rp 712 miliar menjadi Rp 710 miliar.

Namun, margin bunga bersih atau Net Interest Margin (NIM) turun tipis dari 4,05% menjadi 4,01%.

Di sisi lain, beban biaya pencadangan turun dari Rp 65,8 miliar menjadi 38,3 miliar.  Biaya pencadangan turun meski penyaluran kredit dan pembiayaan syaraiah perseroan pada tiga bulan pertama tahun ini naik tipis 3,36% dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 52,23 triliun. 

Adapun rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan/NPL secara gross naik dari 2,01% menjadi 2,74%, sedangkan NPL nett naik dari 0,7% menjadi 1,15%.

Total aset Bank DKI juga turun 4,8% menjadi Rp 78,39 triliun per 31 Maret 2025 dibandingkan Rp 82,37 triliun pada akhir Desember 2024. Sementara itu, ekuitas perusahaan tercatat naik menjadi Rp 11,59 triliun dari Rp 11,35 triliun pada akhir 2024. 

Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (CAR) Bank DKI tercatat sebesar 27,63%, naik dari 25,30% pada periode yang sama tahun sebelumnya. Return on Equity (ROE) naik menjadi 7,96% dari sebelumnya 7,23%, sedangkan Return on Asset (ROA) juga tumbuh tipis menjadi 1,41%. 

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan