Mengenal Gaya Hidup Frugal Living, Bukan Pelit Tapi Bijak Mengelola Keuangan

Mela Syaharani
17 Oktober 2025, 12:00
frugal living, inklusi keuangan
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/nym.
Pengunjung berbelanja di Mal Blok M, Jakarta, Selasa (18/10/2022).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Generasi muda saat ini mulai menggaungkan frugal living, sebuah  kebiasaan untuk menekan keborosan alias hidup hemat. Mengutip Synchrony Bank, melakukan gaya hidup tersebut berarti Anda harus melakukan pendekatan pengelolaan keuangan dengan cara yang berbeda.

Salah satu hal yang penting adalah fokus pada kualitas barang yang dimiliki, bukan pada kuantitasnya. Membeli pakaian, perabot, peralatan rumah tangga, dan sebagainya yang berkualitas lebih tinggi berarti barang-barang tersebut akan bertahan lebih lama. 

Patut digarisbawahi, frugal living bukan tentang kekurangan atau hidup murah, tetapi membuat pilihan cerdas dengan uang yang dimiliki sehingga dapat mencapai tujuan  kehidupan yang memuaskan. 

Gaya hidup ini juga sering disalahartikan sebagai gaya hidup pelit. Padahal konsep hidup hemat berbeda dengan pelit.

Gaya hidup hemat umumnya dibarengi dengan pengeluaran uang yang cermat, yaitu butuh dan mampu. Sedangkan gaya hidup frugal, Anda harus lebih banyak mempertimbangkan baik dan buruknya ketika memutuskan ingin membeli produk terbaru.

Sejarah Singkat Frugal Living

Berdasarkan laman frugalspartans, gaya hidup frugal sudah dimulai sejak zaman Yunani Kuno. Filsuf Aristoteles melalui karyanya Nicomachean Ethics menulis tentang pentingnya kebijaksanaan dalam berhemat.

Filsuf Cina, Konfusius juga mengatakan seseorang harus mempraktikkan kesederhanaan dan pengendalian diri dalam pengeluaran uang. Pembahasan frugal living disebut pula oleh Taoisme yang menekankan hidup sederhana dan menghindari konsumsi berlebihan. 

Pada masa yang lebih baru, salah satu pendiri negara Amerika Serikat, Benjamin Franklin, menulis secara luas tentang kesederhanaan dalam bukunya The Way To Wealth yang diterbitkan pada 1758. Dia mendorong pembaca untuk menabung dengan menghindari utang, berinvestasi dengan bijak, dan hidup sederhana tanpa kemewahan atau barang-barang mewah. 

Tokoh-tokoh terkenal lainnya yang mengadvokasi kesederhanaan termasuk Mahatma Gandhi, Henry David Thoreau, dan Warren Buffett. Para individu ini percaya pentingnyauntuk memperhatikan cara Anda menghabiskan uang agar dapat hidup nyaman tanpa terjebak utang atau membelanjakan uang secara berlebihan untuk barang-barang yang tidak perlu.

Beberapa contoh frugal living yang dilakukan Warren Buffet, yakni tinggal di rumah yang sama selama 60 tahun, hanya pernah mengambil pinjaman sekali dalam hidupnya, selalu membeli sarapan dengan harga murah, dan membeli mobil dengan harga diskon. Salah satu orang terkaya di dunia ini juga tidak membeli barang bermerek sebagai antisipasi pemborosan, tidak berinvestasi dengan uang pinjaman, serta selalu menggunakan uang tunai bukan kartu kredit.

Cara Menerapkan Frugal Living

  • Memisahkan kebutuhan dan keinginan

Cara menerapkan gaya hidup frugal living dapat dimulai dengan mengetahui terlebih dahulu kebutuhan dan keinginan. Dengan mengetahui mana yang kebutuhan dan keinginan, kamu dapat mengalokasikan uang secara efektif. Kebutuhan menjadi prioritas utama, sedangkan keinginan bisa disesuaikan dengan sisa anggaran.

  • Merencanakan segala kebutuhan

Kebutuhan harian seperti makanan, ada baiknya direncanakan. Hal ini untuk mengantisipasi anggaran untuk makan dapat membengkak. Dengan perencanaan yang matang, kamu dapat mengontrol pengeluaran untuk makanan dan menghindari pemborosan.

  • Mencatat pengeluaran

Sebelum memulai frugal living, kamu juga bisa mencatat semua pengeluaran. Untuk memudahkan melacak pengeluaran, kamu dapat menyimpan nota, bon atau kuitansi. Setelah mengetahui ke mana anggaran biasanya tersalurkan, barulah kamu dapat memutuskan langkah apa yang perlu dilakukan. Contohnya, lebih pilih membawa bekal makan siang atau naik transportasi umum.

  • Prioritaskan Kualitas

Kesalahpahaman dalam memulai hidup frugal adalah dengan membeli barang termurah. Padahal, kualitas barang juga perlu diperhatikan. 

Barang berkualitas tinggi lebih mungkin bertahan lebih lama daripada barang murah yang kualitasnya rendah dan hanya dapat bertahan sebentar. Meski kadang produk kualitas bagus punya harga di awal yang agak mahal, namun ini dapat lebih menghemat pengeluaran dengan mencegah pembelian barang berkali-kali.

  • Barang bekas menjadi pilihan

Mencari barang bekas adalah salah satu cara terbaik untuk menerapkan gaya hidup frugal living. Tidak hanya menghemat uang, tetapi juga mengurangi limbah.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Mela Syaharani
Editor: Sorta Tobing

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...