Ekonom Paparkan Dampak Proyek Danantara ke Ekonomi RI

Nur Hana Putri Nabila
16 Desember 2025, 07:37
danantara,
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/bar
Petugas membersihkan ruangan di Wisma Danantara Indonesia, Jakarta, Senin (8/9/2025).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Ekonom  mengatakan proyek investasi  jumbo Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BPI Danantara akan mempengaruhi  perekonomian pada 2026. Kepala Ekonom Bank Central Asia atau BCA David Sumual berharap proyek-proyek Danantara seperti proyek waste to energy, kilang, dan pertambangan, dapat benar-benar berjalan. 

"Nah ini yang kami harapkan bisa menggerakkan perekonomian 2026," kata David dalam keterangannya di Jakarta, Senin (15/12). 

Menurut dia, kebijakan investasi Danantara belum memberikan hasil optimal tahun ini. David menilai fokus Danantara masih tertuju pada konsolidasi internal selama tahun ini, termasuk restrukturisasi, pembenahan organisasi hingga proses rekrutmen sumber daya manusia. 

David menilai sejumlah program pendanaan, seperti penerbitan Patriot Bond, penting untuk direalisasikan. Terdapat sekitar 40 konglomerat yang terlibat dalam Patriot Bond. 

Dia menyebut kemungkinan dana investasi para konglomerat pada Patriot Bond tersebut hendak dialokasikan untuk ekspansi di sektor lain. "Jadi Danantara ini harus jalan proyeknya. Mereka kan tadinya sudah mau ekspansi di masing-masing sektor mereka, jadi teralokasi ke sini (Patriot Bond)," kata David. 

Berjalan atau tidaknya proyek Danantara ini akan berdampak pada perekonomian. "Jadi harus jalan supaya ekonominya bergerak," kata dia. 

Berikut sederet proyek Danantara:

NoProyekKeteranganInvestasi (estimasi)
1Waste-to-energy (WtE)Pilot 8 PSEL, total 33 PSELRp 66 triliun – Rp 99 triliun 
2Kilang minyak Tuban (Grass Root Refinery)Kapasitas 500 ribu barel/hari (Pertamina)Rp 168 triliun (bagian Danantara)
318 Proyek Tambang HilirisasiNikel, bauksit, tembaga (kerjasama BUMN)US$ 38,6 miliar
4Konsolidasi bisnis BUMNKonstruksi, pupuk, RS, hotel, gula, mineral, dll. (termasuk restrukturisasi Krakatau Steel)Rp 50 triliun 
5Digital infrastructurePengembangan data center dan jaringan 5GRp 15 triliun 

Sumber: Kepala Ekonom BCA David Sumual

David menyebut beberapa proyek telah memiliki kepastian untuk berjalan, salah satunya Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) atau waste to energy (WTE). Namun, ia menyoroti adanya risiko crowding out jika dana Patriot Bond terlalu lama ditempatkan pada Surat Utang Negara (SUN), tanpa segera dialokasikan ke proyek-proyek riil.

"Kalau terlalu lama di situ (SUN), ekonomi nggak berputar, nggak menjadi pertumbuhan ekonomi," kata dia.  

Crowding out (efek penggagalan) adalah fenomena ekonomi ketika peningkatan belanja pemerintah, yang sering dibiayai oleh pinjaman, menyebabkan penurunan signifikan pada investasi dan pengeluaran sektor swasta karena penyerapan sumber daya keuangan yang tersedia dan kenaikan suku bunga.

Pemanfaatan Dana Patriot Bond

Patriot Bond Danantara sebelumnya mencatatkan oversubscribed atau kelebihan permintaan hingga Rp 51,75 triliun. Nantinya uang ini digunakan untuk proyek waste-to-energy atau pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa)

Dengan skema itu, Danantara akan membeli saham perusahaan patungan yang mengoperasikan fasilitas WTE dalam mendanai proyek tersebut.

Pemerintah telah menghimpun dana segar lebih dari Rp 50 triliun dari penerbitan surat utang negara kepada konglomerat atau Patriot Bond. Meski begitu, CIO BPI Danantara Pandu Patria Sjahrir belum memastikan seberapa besar kontribusi Patriot Bond dalam skema pembiayaan ekuitas itu.  

"Sejauh ini ada perusahaan pengelola WTE yang berencana mempertahankan kepemilikannya 51% atau lebih. Kami akan mendiskusikan hal ini lebih lanjut, namun target kami adalah agar proyek ini selesai tepat waktu," kata Pandu di kantornya, bulan lalu (3/11).  

Pandu memberikan sinyal bahwa kepemilikan Danantara dalam setiap WTE setidaknya mencapai 30%. Namun kepemilikan saham tidak akan menjadi fokus utama selama setiap proyek WTE selesai tepat waktu pada kuartal pertama tahun depan. Pandu menghitung mayoritas pendanaan proyek WTE akan berasal dari utang perbankan atau mencapai 70%.

Ia juga menyampaikan, saat ini telah banyak bank yang tertarik untuk menyediakan pendanaan, baik dari dalam maupun luar negeri. Dia menilai tingginya minat perusahaan untuk berkontribusi dalam program WTE menunjukkan tingginya tingkat pengembalian investasi secara komersial.

Akan tetapi, Pandu tidak memerinci persentase pengembalian investasi yang dimaksud.  

"Secara formasi modal, proyek WTE termasuk bagus karena banyak bank swasta nasional, bank asing, maupun bank pelat merah yang berminat. Proyek ini akan menjadi contoh pendanaan proyek dengan skema crowding-in," katanya.

Kemudian ada sinyal bahwa Danantara tengah meluncurkan Patriot Bond Jilid II dengan nilai Rp 15 triliun bertenor 5 dan 7 tahun dengan kupon 2%.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...