Harga Emas Hari Ini Melonjak Lagi, Analis Proyeksi Tren Kenaikan Bakal Berlanjut
Harga emas Antam dan pegadaian hari ini Kamis (18/12) kompak mengalami kenaikan. Harga emas Antam yang dipantau dari laman Logam Mulia naik Rp 17.000 dari Rp 2.470.000 menjadi Rp 2.487.000 per gram.
Begitu pula harga jual kembali (buyback) turut naik menjadi Rp 2.346.000 dari awalnya Rp 2.330.000 per gram. Kenaikan juga terjadi pada dua produk emas pegadaian yaitu UBS dan Galeri24.
Harga jual emas Galeri24 naik dari awalnya Rp 2.494.000 menjadi Rp 2.504.000 per gram. Begitu pula emas UBS turut naik dari semula Rp 2.537.000 menjadi Rp 2.550.000 per gram. Emas Galeri24 dijual dengan kuantitas 0,5 gram hingga 1.000 gram atau 1 kilogram.
Analisis Dupoin Futures Indonesia, Andy Nugraha mengatakan tren kenaikan potensi berlanjut seiring dengan harga emas dunia yang terus menguat. Pada perdagangan Rabu (17/12) harga emas naik mencerminkan meningkatnya minat investor terhadap aset lindung nilai di tengah kombinasi faktor fundamental dan geopolitik.
Emas tercatat naik tipis 0,87%, diperdagangkan di kisaran $4.338, setelah sempat menyentuh level tertinggi harian di $4.349. Penguatan ini terjadi menyusul rilis data ketenagakerjaan Amerika Serikat yang beragam, meningkatnya ketegangan konflik antara AS dan Venezuela, serta komentar dari Gubernur Federal Reserve, Christopher Waller, yang dinilai pasar relatif seimbang.
Berdasarkan analisis Dupoin Futures Indonesia, Andy menilai kombinasi pola candlestick dan indikator Moving Average menunjukkan struktur kenaikan yang tetap solid, meskipun terjadi fluktuasi jangka pendek. Menurut Andy, penguatan emas saat ini mencerminkan keseimbangan baru pasar antara ekspektasi kebijakan moneter dan meningkatnya risiko global.
Dari sisi teknikal, Andy memproyeksikan dua skenario utama untuk pergerakan emas hari ini. Jika tekanan bullish berlanjut, Emas berpotensi melanjutkan kenaikan menuju level $4.378 sebagai target terdekat.
Level ini menjadi area penting yang dapat diuji apabila sentimen safe haven tetap dominan dan Dolar AS tidak menunjukkan penguatan signifikan. Namun, apabila harga gagal mempertahankan momentum naik dan mengalami koreksi, maka area $4.294 dipandang sebagai support terdekat yang berpotensi menahan tekanan jual awal.
Secara fundamental, data Nonfarm Payrolls (NFP) terbaru memberikan sinyal yang campuran. Data Oktober menunjukkan pengurangan 105.000 orang dari angkatan kerja, sementara November mencatat penciptaan 64.000 lapangan kerja.
Kondisi ini mendorong tingkat pengangguran naik dari 4,4% menjadi 4,6%, melampaui proyeksi pejabat bank sentral sebesar 4,5% untuk akhir tahun. Meski demikian, ekspektasi penurunan suku bunga pada Januari masih relatif rendah, sekitar 24%, menandakan pasar belum sepenuhnya yakin terhadap pelonggaran kebijakan dalam waktu dekat.
Komentar dari Gubernur The Fed, Christopher Waller, turut memengaruhi persepsi pasar. Waller menyatakan bahwa penurunan suku bunga sebelumnya telah berdampak positif pada sektor ketenagakerjaan, namun menegaskan tidak ada urgensi untuk terus memangkas suku bunga.
Dari sisi geopolitik, ketegangan meningkat setelah Presiden AS Donald Trump memerintahkan blokade terhadap kapal tanker minyak yang dikenai sanksi terkait Venezuela dan menetapkan rezim negara tersebut sebagai organisasi teroris asing. Langkah ini mendorong kenaikan harga minyak mentah sekaligus memperkuat daya tarik emas sebagai aset aman di tengah meningkatnya risiko global.
Secara keseluruhan, Andy menilai bahwa prospek harga emas hari ini masih cenderung positif. Selama ketidakpastian geopolitik berlanjut dan data ekonomi AS belum memberikan arah yang tegas bagi kebijakan moneter, emas diperkirakan tetap mendapatkan dukungan.
