Matahari Tutup 13 Gerai Tahun Ini, Bagaimana Rekomendasi Sahamnya?
PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) kembali melancarkan strategi efisiensi dengan menutup 13 gerai pada 2021. Selain itu, perusahaan juga mengawasi 23 gerai dengan cermat dan memantau 10 gerai lain untuk ditindaklanjuti dengan strategi efisiensi. Kendati demikian, perusahaan membuka satu gerai baru di Balikpapan, Kalimantan Timur pada April 2021.
Chief Financial Officer Matahari Department Store Niraj Jain memastikan perusahaan melakukan pengendalian yang ketat atas beban operasional dan belanja modal. Dia mengaku terus mendapat dukungan dari pemilik mal dan pemasok.
"Usaha terus beroperasi, meski dalam situasi makro yang menantang," ujar Niraj dalam keterangan tertulis.
Sepanjang kuartal I 2021, menurut dia, bisnis ritel masih terdampak oleh kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ketat yang berlaku hingga 8 Februari 2021 lalu. Kemudian berlanjut dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Berskala Mikro yang sampai saat ini masih diterapkan.
"Kami juga telah memulai program musiman lebih awal agar keamanan kedatangan para pengunjung terjaga dan sebagai antisipasi atas situasi yang tidak menentu, khususnya pembatasan mudik," kara Niraj.
Terkait liabilitas, entitas Grup Lippo ini juga mengaku sudah memperpanjang fasilitas pinjaman bank senilai Rp 1 triliun dan mengakhiri kuartal I 2021 dengan saldo pinjaman bank sebesar Rp 480 miliar. Hal ini menunjukkan perusahaan mengambil posisi konservatif dalam situasi ekonomi yang tak pasti.
Perusahaan ritel ini memiliki 147 gerai di 76 kota di seluruh Indonesia. Tak hanya itu, Matahari juga menjalankan bisnisnya secara online melalui Matahari.com. Selama lebih dari 60 tahun, perusahaan menyediakan produk pakaian, kecantikan dan sepatu bagi kalangan menengah Indonesia.
Berdasarkan kinerja laporan keuangan, LPPF membukukan rugi bersih sebesar Rp 95,35 miliar pada kuartal I 2021, atau membengkak dari rugi bersih yang dialami perusahaan pada periode yang sama tahun lalu Rp 93,95 miliar.
Hal itu bermula dari penyusutan endapatan bersih sebesar 24,98% menjadi Rp 1,16 triliun pada kuartal I 2021, dari raihan sebelumnya Rp 1,54 triliun. Pendapatan Matahari Department Store mayoritas masih berasal dari penjualan eceran sebesar Rp 741,4 miliar. Angka tersebut menurun 24,1% dibanding Rp 976,77 miliar.
Pendapatan juga disumbang oleh penjualan konsinyasi sebesar Rp 416,01 miliar atau menyusut 22,29% dari raihan sebelumnya Rp 535,35 miliar. Sementara itu, pendapatan jasa Matahari hanya Rp 4,83 miliar atau anjlok hingga 86,96% dari Rp 37,04 miliar.
Berdasarkan riset PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, pertumbuhan rata-rata penjualan tiap toko atau same store sales growth (SSSG) LPPF pada kuartal I 2021 tercatat -36,4% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Kinerja ttersebut dipicu penurunan transaksi sebesar 45.6%, yang diimbangi kenaikan unit per transaksi sebesar 12.2%. Namun, total unit yang terjual turun 38.9%.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Christine Natasya menilai kebijakan pemerintah terkait social distancing membuat kinerja bisnis di gerai-gerai di wilayah Jabodetabek paling terkena dampak, sementara di Sumatera paling tidak terkena dampak.
"Produk kosmetik yang paling terkena dampak negatif karena pandemi Covid-19," kata Christine dalam risetnya yang dirilis Selasa (27/4).
LPPF menyimpan inventaris lebih tinggi senilai Rp 1,3 triliun pada kuartal I 2021, dibanding posisi kuartal IV 2020 yang hanya Rp 889 miliar. Menurut Christine, hal itu dilakukan untuk bersiap menyambut musim Idulfitri.
Meskipun demikian, restrukturisasi toko offline akan berlanjut pada tahun ini, karena fokus perusahaan telah dialihkan ke platform digital barunya yang masih membutuhkan waktu untuk memberikan dampak yang berarti pada pendapatan.
"Kami tetap memberikan rekomendasi Jual (saham) LPPF, tetapi dengan TP yang lebih tinggi karena kami mengubah perkiraan kami. Risiko utama atas rekomendasi kami mencakup cerita merger dan akuisisi potensial yang dapat memicu penawaran tender harga saham," ujarnya.