Ditopang 7 Proyek Properti, Adhi Commuter Patok Omzet 2021 Naik 10%
PT Adhi Commuter Properti menargetkan pendapatan sepanjang tahun ini bisa tumbuh 10% atau mencapai level Rp 1,07 triliun dibanding capaian tahun lalu. Berdasarkan laporan keuangan induknya, PT Adhi Karya Tbk, pendapatan Adhi Commuter Properti pada 2020 tercatat Rp 977,22 miliar dengan jumlah aset Rp 4,68 triliun.
"Terkait pertumbuhan, pendapatan kami rencanakan tumbuh 10%. Laba bersih kami rencanakan tumbuh sebesar 20% dari tahun lalu," kata Direktur Keuangan, Manajemen Risiko, dan SDM Adhi Commuter Properti Mochamad Yusuf dalam paparan secara virtual, Kamis (16/9).
Salah satu penopang kinerja pendapatan Adhi Commuter Properti adalah tujuh proyek yang berpotensi diserahterimakan pada tahun ini. Hingga saat ini, empat proyek di antarannya sudah diserahterimakan. Jadi, masih ada sisa tiga proyek dengan potensi pendapatan Rp 1,7 triliun yang bisa dikantongi perusahaan.
"Akhir tahun ini, kami ada tiga proyek baru yang akan kami serahterimakan di LRT City Cisauk, di Adhi City Perumahan, dan di Komersial Area MTH," ujar Yusuf.
Direktur Pengelolaan Properti Hanif Setyo Nugroho mengatakan, empat proyek yang sudah melalui proses serah terima meliputi Royal Sentul Park, LRT City Bekasi, LRT City Jatibening, dan MTH Office Suite. Tahun depan, masih ada sejumlah proyek yang siap diserahterimakan.
Hanif mengatakan, pihaknya menargetkan area komersial di sepanjang LRT bisa selesai, sejalan dengan target beroperasinya LRT fase 1 pada Juni 2022. "Kami juga mempersiapkan menyambut dan berkontribusi fungsional dengan siapkan beberapa kawasan yang siap dioperasikan dan juga menyiapkan mengenai komersial yang akan mendukung di kawasan tersebut," katanya.
Ia mengatakan, Adhi Commuter Properti sedang mengerjakan sejumlah proyek lain yakni, proyek di Ciracas yang ditargetkan bisa melewati proses pengatapan (topping off ) pada November 2021. Proyek yang masih tahap pengembangan, ada di LRT City Cibubur, sedangkan LRT City Tebet ini masih proses konstruksi. Terakhir proyek di Grand Central Bogor masih proses pondasi.
Direktur Pemasaran Adhi Commuter Properti Indra Syahruzza mengatakan catatan pra-penjualan untuk proyek-proyek anak usaha Adhi Karya ini untuk 11 proyek yang sedang dikembangkan hingga kini tercatat sebesar 58,1%. Ia menilai, catatan itu menunjukkan permintaan yang kuat untuk kelas akses residensial berkonsep TOD yang terletak di simpul-simpul transportasi utama.
"Sekaligus membuktikan bahwa konsep TOD menarik sebagai tujuan investasi. Konsep TOD sudah diterapkan di Hongkong, Tokyo, Singapura, Beijing, dan Copenhagen,” ujar Indra.
Indra mengatakan, Adhi Commuter Properti memiliki proses yang sangat terstruktur dan efisien pada cash conversion cycle. Dalam pengembangan proyek, dari mulai konstruksi sampai serah terima, membutuhkan waktu sekitar 18 sampai 24 bulan untuk rumah tapak, dan sekitar 36 bulan untuk proyek hunian bertingkat.
“Pada dasarnya kami memiliki siklus pendapatan yang cukup cepat disertai dengan metode pengembangan yang efisien dan periode launch to transfer untuk menjaga pertumbuhan fundamental bisnis yang positif,” ujar Indra.
Adhi Commuter Properti juga dikabarkan mencari pendanaan melalui pasar modal dengan skema penawaran perdana saham alias initial public offering (IPO). Rencana ini masih dimatangkan, tapi dikabarkan realisasinya pada triwulan IV ini dan perusahaan sudah menunjuk 6 penjamin emisi (underwriter).
Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama Adhi Commuter Properti Rizkan Firman mengaku, memang dalam rencana untuk IPO, meski waktunya belum bisa dipastikan. "Mengenai waktu pelaksanaannya, kami sedang intens persiapannya, yang kami lakukan di internal kami. Jadi, seperti itu," katanya.