Erick Thohir Banggakan Laba Bersih BUMN Naik 356% pada Semester I-2021
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, kinerja BUMN membaik di semester I-2021 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Ini terlihat dari kenaikan laba bersih korporasi pelat merah yang mencapai 356% sepanjang semester I-2021 dibandingkan semester I-2020.
Erick mengatakan, laba bersih BUMN tercatat sebesar Rp 5,77 triliun pada semester I-2020. Angkanya kemudian meningkat menjadi Rp 26,35 triliun pada Januari-Juni 2021.
"Ada perbaikan signifikan pada kinerja laba bersih konsolidasian yang meningkat hampir 3,6 kali laba bersih konsolidasi (unaudited) semester I-2020 menjadi Rp 26 triliun," kata Erick dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (16/10).
Erick juga mencatat, total pendapatan BUMN sebesar Rp 96,5 triliun pada semester I-2021. Pendapatan itu bersumber dari berbagai sektor, mulai energi, keuangan, pertambangan, hingga logistik.
Secara rinci, BUMN di sektor energi menyumbang pendapatan sebesar Rp 60 triliun atau naik 13% pada semester I-2021 secara tahunan (yoy). Pendapatan dari BUMN jasa keuangan sebesar Rp 13,7 triliun atau naik 7% (yoy).
Sektor pertambangan membukukan pendapatan sebesar Rp 9,94 triliun atau meningkat 34% (yoy). Lalu, sektor kesehatan meraih pendapatan Rp 9,48 triliun atau naik 163% (yoy), sektor manufaktur sebesar Rp 7,97 triliun atau naik 55% (yoy), sektor perkebunan dan kehutanan Rp 6,28 triliun atau naik 37% (yoy).
Pendapatan BUMN di sektor asuransi sebesar Rp 2,84 triliun atau naik 13% (yoy), sektor telekomunikasi Rp 2,62 triliun atau naik 4% (yoy), pupuk Rp 1,02 triliun atau naik 2% (yoy). Kemudian, sektor logistik Rp 643 miliar atau naik 2% (yoy) dan namco Rp 507 miliar atau naik 12% (yoy).
Adapun, Erick mengakui jika adanya pembatasan sosial di paruh kedua 2021 bakal berdampak kepada kinerja keseluruhan BUMN sepanjang tahun ini. Walau demikian, dia memastikan pihaknya akan terus mendorong kinerja BUMN yang telah baik hingga semester I-2021.
"BUMN akan berusahan mempertahankan kinerja positif ini sampai dengan akhir 2021," kata Erick.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya mengatakan, BUMN kerap mendapat proteksi sehingga tidak berani berkompetisi. Menurut Jokowi, kondisi itu membuat BUMN tidak berjalan secara profesional.
Atas dasar itu, dia tak ingin lagi ada banyak bantuan untuk perusahaan milik negara yang ‘sakit’. Jokowi meminta Erick tidak memberikan Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada BUMN yang merugi.
“Yang lalu, BUMN terlalu keseringan kami proteksi. ‘Sakit’, tambah Penyertaan Modal Negara (PMN). ‘Sakit’, suntik PMN. Maaf, terlalu enak sekali,” kata Jokowi dalam tayangan di kanal Youtube Sekretariat Presiden yang diunggah Sabtu, (16/10).