Awal 2022, PP Presisi Kantongi Kontrak Baru Rp 333 Miliar
Anak usaha PT PP (Persero) Tbk bidang infrastruktur, PT PP Presisi Tbk (PPRE) mengantongi kontrak baru sebesar Rp 333,5 miliar pada awal 2022 ini, atau meningkat 54% dari raihan kontrak baru pada periode yang sama tahun lalu Rp 153,5 miliar. Penambahan kontrak baru tersebut didapat dari penambahan kontrak baru secara berkelanjutan pada proyek pembangunan tambang nikel Weda Bay dan pekerjaan struktur bangunan pada beberapa proyek gedung.
“Perolehan kontrak baru ini berupa penambahan kontrak baru secara berkesinambungan dari proyek jasa pertambangan nikel yang telah kami kerjakan, serta kontrak baru dari pekerjaan structure work (pengerjaan struktur)," kata Direktur Utama PP Presisi Rully Noviandar dalam keterangan resminya, Jumat (4/3).
Rully mengatakan, target perolehan kontrak baru PP Presisi pada 2022 tumbuh sekitar 10% dari pencapaian tahun sebelumnya. Strategi dan kebijakan yang dilakukan perseroan yakni, fokus pada jasa pertambangan dan infrastruktur secara terintegrasi dari proyek strategis nasional yang didapat, baik melalui internal maupun eksternal Grup PP. Ini dilakukan untuk mencapai target perusahaan yang telah ditetapkan tahun ini, serta meningkatkan pertumbuhan kinerja secara berkelanjutan.
"Dengan penambahan kontrak baru pada jasa pertambangan nikel secara berkesinambungan, ia optimistis akan memperoleh kontrak baru pada jasa pertambangan melebihi target yang telah ditentukan seperti tahun lalu," kata dia.
Pada 2021, terjadi pergeseran perolehan kontrak baru dari pekerjaan sipil ke jasa pertambangan. Dengan demikian, komposisi kontrak baru 2021 dari jasa pertambangan mendominasi sebesar 53%, sedangkan pekerjaan sipil menjadi sebesar 41%.
Menurut Rully, kebijakan dan komitmen pemerintah dalam mendorong hilirisasi sumber daya alam membuka potensi pengembangan pertambangan dari hulu ke hilir, termasuk pembangunan infrastruktur pertambangan dan smelter. Dengan kapasitas dan kapabilitas yang dimiliki, PP Presisi optimistis dapat menggarap potensi pasar yang besar tersebut.
Perseroan optimistis dapat menggarap potensial pasar jasa pertambangan yang besar tersebut, dengan memberikan jasa pertambangan yang terintegrasi, antara jasa pertambangan dengan jasa pembangunan infrastruktur pertambangan sehingga akan memberikan nilai tambah bagi pemilik izin usaha pertambangan (IUP).
“Dengan daya saing tersebut, perseroan mampu mencapai target 2022 dengan menjadikan jasa pertambangan sebagai kontributor utama kinerja perseroan serta sebagai pendapatan berulang yang turut menunjang arus kas,” ujar dia.
Sebagai informasi, PP Presisi telah merambah pada sektor jasa pertambangan sebagai kontraktor sejak awal tahun 2021. Lingkup pekerjaan yang dikerjakan oleh PPRE pada bidang jasa pertambangan sangat komprehensif.
Di antaranya, infrastruktur pembangunan tambang seperti pekerjaan pembangunan dan perbaikan jalan hauling dan pembangunan infrastruktur tambang lainnya, seperti stockpile dan jembatan, hingga pekerjaan mining contractor yakni mulai pengupasan lapisan tanah penutup (overburden) hingga pengangkutan ore nikel (hauling services).