Imbas Pandemi, Laba SMF Turun Jadi Rp 460 Miliar di 2021
PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 2,1% menjadi Rp 460 miliar dari sebelumnya sebesar Rp 470 miliar di 2020.
Pendapatan SMF juga mengalami penurunan sebesar 9,56% dari Rp 2,34 triliun pada 2020 menjadi Rp 2,12 triliun tahun lalu. Kemudian, beban, pajak, dan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) perseroan juga turun sebesar 11,42% dari sebelumnya Rp 1,87 triliun menjadi Rp 1,66 triliun di 2021.
"Itu adalah kinerja kita di mana dampak Covid-19 terasa kepada SMF di pembiayaan sekunder, impact dari pembiayaan primer," kata Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo dalam konferensi pers virtual, Rabu (23/3).
Adapun, hingga akhir Desember 2021, perseroan tercatat telah menyalurkan dana ke sektor pembiayaan perumahan sebesar Rp 77,96 triliun sejak 2005 lalu. Pencapaian tersebut ditopang oleh kegiatan penyaluran pinjaman sebesar Rp 8,8 triliun, serta penerbitan surat utang dan term loan sebesar Rp 7,6 trililun.
Ananta mengatakan, dari seluruh dana yang telah dialirkan, SMF telah membiayai kurang lebih 1,254 juta debitur KPR, termasuk KPR Program Fasilitis Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang terbagi atas 84,34% wilayah barat, 14,96% wilayah tengah dan sisanya sebesar 0,70% wilayah timur.
Selain itu, dalam upaya mendukung realisasi pembiayaan mikro perumahan, SMF bersinergi dengan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dalam merealisasikan Program Hunian Mikro Mekaar (HOME) yang merupakan pembiayaan mikro perumahan bagi nasabah PNM Mekaar dan untuk pembiayaan renovasi rumah nasabah yang juga dijadikan sebagai tempat usaha.
"Kami juga menjalin kerja sama dengan lembaga penyalur KPR baik bank konvensional, bank syariah, bank pembangunan daerah, maupun bank perkreditan rakyat di berbagai daerah di Indonesia," kata dia.
Ananta menambahkan, perseroan juga aktif menjalankan beberapa program penugasan khusus serta inisiatif strategis, yaitu dukungan kepada Program KPR FLPP atau KPR Subsidi, Program Pembiayaan Homestay, dan Program Peningkatan Kualitas Rumah di Daerah Kumuh.
Sepanjang tahun 2021, SMF telah mengalirkan dana pendamping untuk mendukung penyaluran KPR FLPP bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) sebesar Rp 2,25 triliun. Seluruh dana tersebut digunakan untuk mendukung program KPR FLPP dalam memenuhi target subsidi pembiayaan bagi 157.500 unit rumah bagi MBR pada 2021.
Sementara itu, terkait Program Pembiayaan Homestay, SMF bersinergi dengan Kemenparekraf dalam merealisasikan Program Pembiayaan Homestay di empat Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) yang terletak di Desa Taman Sari (Banyuwangi), Desa Sukajaya (Sumedang), Desa Sembalun (Lombok Timur) dan Desa Bangsring (Banyuwangi).
"Hingga akhir 2021, SMF telah merealisasikan pembiayaan homestay di 11 destinasi wisata dengan total akumulasi aliran dana mencapai Rp 6,93 miliar," ujar Ananta.
Kemudian, untuk Program Peningkatan Kualitas Rumah di Daerah Kumuh, Perseroan bersinergi dengan Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR melalui Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku). Hingga kuartal III 2021, perseroan telah merenovasi 85 rumah kumuh dengan serapan anggaran mencapai Rp 6,97 miliar di 4 kota yang terdiri dari, Lubuk Linggau Sumatera Selatan, Tanjung Pinang Kepulauan Riau, Manado Sulawesi Utara, dan Banjarmasin Kalimantan Selatan.
Lebih lanjut, dalam rangka mengoptimalkan peran guna mendorong perkembangan ekosistem pembiayaan perumahan nasional tahun ini, SMF akan menjalankan beberapa strategi bisnis yang terdiri keberlanjutan atau sustainability, perluasan usaha, digitalisasi, reliabilitas serta sinergi.