Isu Dibeli Alibaba Merebak, Harga Saham Smartfren Meroket 12%
Harga saham PT Smartfren Telecom Tbk melonjak 12,64% atau 11 poin ke level Rp 98 per saham pada perdagangan Selasa (26/7) siang hari ini, dari level pembukaan Rp 87.
Berdasarkan data perdagangan saham, terdapat transaksi pembelian di pasar negosiasi sebanyak 196,09 juta saham dengan valuasi Rp 1,51 triliun, atau rerata harga Rp 77 per saham.
Berdasarkan data RTI, emiten berkode saham FREN ini ditransaksikan dengan volume sebanyak 3,49 miliar saham dan nilai transaksi Rp 328,9 miliar. Frekuensi perdagangan saham diketahui mencapai hampir 30.000 kali. Sampai saat ini, kapitalisasi pasar Smartfren tercatat sebesar Rp 30,88 triliun.
Kenaikan harga saham terjadi bersamaan dengan kabar bahwa perusahaan teknologi asal Cina, Alibaba berencana berinvestasi di perusahaan telekomunikasi milik Grup Sinarmas tersebut.
Menurut sumber Katadata, aksi korporasi Alibaba dilakukan melalui entitas usaha bidang perdagangan elektronik (e-commerce) yang beroperasi di Indonesia, yakni Lazada. Nilai investasi diperkirakan mencapai sekitar US$ 100 juta.
"Alibaba confirmed (terkonfirmasi) masuk FREN untuk mengembangkan bisnis data center," ujar sumber Katadata, dikutip Selasa (26/7).
Menanggapi kabar tersebut, Direktur Utama Smartfren Telecom Merza Fachys mengatakan pihaknya belum dapat melakukan konfirmasi. "Saat ini belum ada konfirmasi terkait hal tersebut," ujar Merza.
Kabar akuisisi FREN oleh Alibaba sudah bergulir sejak akhir tahun lalu. Perusahaan teknologi raksasa asal Negeri Tirai Bambu itu akan memperluas pasarnya di Indonesia melalui kerja sama dengan konglomerasi besar nasional yang memiliki bisnis di sejumlah sektor, seperti komunikasi, teknologi, agribisnis, lembaga keuangan, properti, dan infrastruktur.
Ini bukan pertama kalinya Alibaba bekerja sama dengan Smartfren. Sebelumnya, pada Desember 2021, Alibaba dan Smartfren mendirikan perusahaan patungan PT Nuri Gaya Citra, yang bertujuan untuk memberikan layanan bernilai tambah untuk meningkatkan keterlibatan pelanggan.
Alibaba juga membentuk kemitraan strategis melalui anak perusahaannya, yang berafiliasi dengan perusahaan komputasi awal miliknya yakni, Whale Cloud Technology Co Ltd.
Smartfren menjadi pilihan Alibaba karena belakangan ini gencar menggarap bisnis data center. Awal bulan ini, Smartfren dan perusahaan yang berbasis di Dubai, Group 42 (G42), sepakat untuk membangun pusat data 1.000 MW.
Menariknya, Lazada dikabarkan mendapat suntikan dana jumbo dari induknya, Alibaba. Raksasa teknologi milik miliarder Jack Ma itu dikabarkan menginvestasikan US$378 juta atau sekitar Rp 5,5 triliun untuk modal Lazada.
Kabar ini diketahui dari dokumen yang diserahkan ke Accounting and Corporate Regulatory Authority of Singapore pada awal Mei 2022. Suntikan dana yang besar memungkinkan Lazada untuk melakukan akuisisi aset.
Dua pekan lalu, Smartfren resmi mengumumkan rencana private placement dengan target dana Rp 3,1 triliun. FREN akan menerbitkan maksimal 31 miliar saham baru atau 10% dari total modal ditempatkan dan disetor.
Sejauh ini, Smartfren menyatakan belum memiliki calon investor yang berniat membeli saham melalui private placement. Hal yang pasti, aksi korporasi tersebut tidak akan mengubah status Sinarmas sebagai pemegang saham mayoritas FREN.